Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ramadhan
Kab/Kota: Solo
Kasus: bullying
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Tangis Haru Orang Tua Lepas Anak Belajar di Sekolah Rakyat SMA Kota Solo
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Suasana haru mewarnai hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Solo yang menempati Sentra Terpadu Prof dr Soeharso, Jl Tentara Pelajar, Jebres, Senin (14/7/2025) pagi.
Pantauan Espos, para siswa berdatangan ke sekolah sejak sekitar pukul 06.00 WIB dengan diantar oleh orang tua atau wali mereka. Mereka tampak antusias mengikuti hari pertama MPLS di SRMA 17 Solo. Sebagian orang tua siswa membawa tas besar dan koper berisi baju ganti, barang pribadi, hingga boneka kesayangan anak-anak mereka.
Sebelum memasuki aula, mereka diminta mengisi daftar presensi dan meletakkan barang bawaan di ruangan khusus sebelah barat aula. Pada momen ini wajah sebagian siswa tampak tegang dan berusaha berkenalan dengan teman-teman barunya.
Sementara para orang tua menunjukkan ekspresi bahagia namun ada juga yang sedih sampai menitikkan air mata karena haru dan harus berpisah dengan anak mereka yang bakal tinggal di asrama selama tiga tahun.
Salah satu orang tua siswa, Wardi, 48, tampak berbinar bahagia. Dengan menenteng tas besar milik anaknya dia berjalan cukup cepat sambil menggandeng tangan sang anak menuju aula.
Wardi yakin dan percaya dengan menyekolahkan anaknya di sekolah rakyat bisa membuka kesempatan bagi anaknya untuk memiliki kehidupan yang lebih dari saat ini.
Apalagi selama sekolah anaknya akan mendapatkan fasilitas penunjang yang terbilang lengkap, mulai mulai dari laptop, seragam, perlengkapan belajar, asrama, makan gratis, dan fasilitas penunjang lainnya.
"Saya menilai ini adalah bentuk perhatian pemerintah kepada rakyat kecil seperti saya. Oleh karenanya saya yakin dan percaya untuk mendaftarkan anak di sini," kata dia saat diwawancarai Espos seusai mengantar anaknya.
Jadi Pribadi yang Lebih Baik
Warga Jagalan, Solo, itu berharap anaknya dan siswa-siswa lain di Sekolah Rakyat SMA atau SRMA 17 Solo mempunyai masa depan yang lebih bagus, berguna bagi bangsa dan negara, dan mengangkat derajat keluarga.
"Saya sudah siap berpisah dengan anak saya karena nantikan sistemnya asrama. Soalnya kalau di rumah memang agak sedikit sulit diatur. Semoga saat di sini bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik," ujar dia.
Sementara itu, salah satu siswa, Ridwan Ramadhan, 15, mengaku senang dan bersemangat untuk memulai pendidikan di sekolah rakyat. Lulusan SMPN 14 Solo ini mengaku sudah menyiapkan mental dan perbekalan yang cukup untuk menjalani proses pendidikan berbasis asrama.
Ridwan bertekad untuk serius mengikuti proses pendidikan dan ingin membahagiakan kedua orang tuanya. “Saya ingin jadi pribadi yang lebih baik, berprestasi, dan ingin membuat orang tua saya bahagia,” kata dia.
MPLS pada hari pertama masuk sekolah di SRMA 17 Kota Solo dibuka secara resmi oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi pada Senin (14/7/2025) pagi. Ia menyampaikan sejumlah pesan, di antaranya agar jangan ada tindakan bullying selama MPLS. Selain itu juga tidak boleh ada kekerasan baik fisik maupun nonfisik. Dia juga menyarankan agar SRMA 17 Solo membentuk Satgas Anti-bullying.
Di hadapan 200 siswa dan para orang tua/wali murid, Ahmad Luthfi berpesan agar agar guru dan siswa menjalankan proses belajar mengajar secara disiplin. Mantan Kapolda Jateng itu juga menekankan selama MPLS tidak boleh ada kekerasan baik fisik maupun nonfisik seperti tindakan bullying.
“Awas kalau ada yang mem-bully, laporkan gubernur. Jadi PKS [patroli keamanan sekolah] diefektifkan kembali, kalau ada adik-adik yang mem-bully temannya bikin laporan ke gubernur. Nanti tak panggil ke provinsi,” tegas Ahmad Luthfi.
Penguatan Karakter
“Adik-adik, mau putra dan putri sama rata, sama rasa yaitu tujuannya untuk menuntut ilmu. Jadi jangan ada yang mem-bully baik pakaiannya, mau bentuk tubuhnya, mau dari keluarganya siapa, mau rambutnya ikal atau gondrong. Semuanya sama,” imbuh dia.
Luthfi juga meminta agar orang tua dan siswa agar tidak risau soal keberjalanan pendidikan di Sekolah Rakyat SMA di Solo. Pasalnya di sekolah sudah disediakan seragam, makan, dan asrama.
“Jadi ibu dan bapak di rumah nanti tinggal berdoa bahwa anak-anaknya sudah belajar dengan tenang. Sehingga anak-anak menjadi anak-anak berguna,” tandas dia.
Sebagai informasi, MPLS di SRMA tidak jauh berbeda dengan sekolah lainnya karena mengacu dengan petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Namun, ada tambahan juknis dari Sekolah Rakyat. Materinya meliputi penguatan karakter, penguatan bela negara, latihan kedisiplinan, dan penguatan literasi.
MPLS akan berlangsung selama lima hari sampai Jumat (18/7/2025). Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan menambah durasi MPLS bagi murid baru tahun ajaran 2025/2026 dari yang sebelumnya tiga hari menjadi lima hari.
"Kami merencanakan MPLS tahun ini lima hari, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya tiga hari," kata Abdul Mu’ti di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
MPLS bertujuan untuk membantu siswa baru mengenal lingkungan sekolahnya, termasuk fasilitas, program sekolah, cara belajar yang efektif, serta membangun interaksi positif dengan sesama siswa, guru, dan staf sekolah.
Kemudian pada pekan ketiga bulan Juli, sekolah-sekolah akan memulai kegiatan belajar mengajar. Abdul Mu’ti menambahkan pada Agustus, para siswa akan didata untuk mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Pemerintah menjadwalkan akan menggelar program Cek Kesehatan Gratis bagi siswa-siswi sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kementerian Agama mulai 1 Agustus 2025.
Sentimen: neutral (0%)