Sentimen
Undefined (0%)
14 Jul 2025 : 10.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Kasus: bullying

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Buka MPLS Sekolah Rakyat SMA Solo, Gubernur Jateng: Jangan Ada Praktik Bullying!

14 Jul 2025 : 10.17 Views 24

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Buka MPLS Sekolah Rakyat SMA Solo, Gubernur Jateng: Jangan Ada Praktik Bullying!

Esposin, SOLO -- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi membuka masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas (SMRA) 17 Solo di Sentra Terpadu Prof dr Soeharso di Jl Tentara Pelajar, Jebres, Senin (14/7/2025) pagi.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Luthfi menyampaikan sejumlah pesan, di antaranya agar jangan ada tindakan bullying selama MPLS. Selain itu juga tidak boleh ada kekerasan baik fisik maupun nonfisik. Dia juga menyarankan agar SRMA 17 Solo membentuk Satgas Anti-bullying.

Di hadapan 200 siswa dan para orang tua/wali murid, Ahmad Luthfi berpesan agar agar guru dan siswa menjalankan proses belajar mengajar secara  disiplin. Mantan Kapolda Jateng itu juga menekankan selama MPLS tidak boleh ada kekerasan baik fisik maupun nonfisik seperti tindakan bullying. 

“Awas kalau ada yang mem-bully, laporkan gubernur. Jadi PKS [patroli keamanan sekolah] diefektifkan kembali, kalau ada adik-adik yang mem-bully temannya bikin laporan ke gubernur. Nanti tak panggil ke provinsi,” tegas Ahmad Luthfi.

“Adik-adik, mau putra dan putri sama rata, sama rasa yaitu tujuannya untuk menuntut ilmu. Jadi jangan ada yang mem-bully baik pakaiannya, mau bentuk tubuhnya, mau dari keluarganya siapa, mau rambutnya ikal atau gondrong. Semuanya sama,” imbuh dia.

Luthfi juga meminta agar orang tua dan siswa agar tidak risau soal keberjalanan pendidikan di Sekolah Rakyat SMA di Solo. Pasalnya di sekolah sudah disediakan seragam, makan, dan asrama. “Jadi ibu dan bapak di rumah nanti tinggal berdoa bahwa anak-anaknya sudah belajar dengan tenang. Sehingga anak-anak menjadi anak-anak berguna,” tandas dia.

Pantauan Espos, ratusan siswa dan orang tua tampak antusias mengikuti hari pertama MPLS di SRMA 17 Solo. Orang tua dan siswa sudah berdatangan di lokasi sejak pukul 06.00 WIB. Mereka membawa tas besar dan koper berisi baju ganti, barang pribadi, hingga boneka kesayangan.

Sebelum memasuki aula, mereka diminta mengisi absensi dan meletakkan barang bawaan di ruangan khusus di sebelah barat aula. Pada momen ini wajah sebagian siswa tampak tegang dan berusaha berkenalan dengan teman-teman barunya.

Harapan Orang Tua Siswa

Ekspresi berbeda ditunjukkan orang tua/wali siswa. Ada yang tampak bahagia namun ada juga yang sedih sampai menitikkan air mata karena harus berpisah dengan anaknya yang harus tinggal di asrama selama tiga tahun. 

Salah satu orang tua yang wajahnya tampak berbinar adalah Wardi, 48. Dengan menenteng tas besar milik anaknya dia berjalan cukup cepat sambil menggandeng anaknya menuju aula.

Wardi yakin dan percaya dengan menyekolahkan anaknya di sekolah rakyat bisa membuka kesempatan anaknya untuk memiliki kehidupan yang lebih dari saat ini. Apalagi selama sekolah anaknya akan mendapatkan fasilitas penunjang yang terbilang lengkap, mulai mulai dari laptop, seragam, perlengkapan belajar, asrama, makan gratis, dan fasilitas penunjang lainnya.

"Saya menilai ini adalah bentuk perhatian pemerintah kepada rakyat kecil seperti saya. Oleh karenanya saya yakin dan percaya untuk mendaftar anak di sini," kata dia saat diwawancarai Espos seusai mengantar anaknya.

Warga Jagalan, Solo, itu berharap anaknya dan siswa-siswa lain di Sekolah Rakyat SMA atau SRMA 17 Solo mempunyai masa depan yang lebih bagus, berguna bagi bangsa dan negara, dan mengangkat derajat keluarga.

"Saya sudah siap berpisah dengan anak saya karena nantikan sistemnya asrama. Soalnya kalau di rumah memang agak sedikit sulit diatur. Semoga saat di sini bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik," ujar dia.

Sebagai informasi, MPLS di SRMA tidak jauh berbeda dengan sekolah lainnya karena mengacu dengan petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Namun, ada tambahan juknis dari Sekolah Rakyat. Materinya meliputi penguatan karakter, penguatan bela negara, latihan kedisiplinan, dan penguatan literasi.

Sentimen: neutral (0%)