Sentimen
Undefined (0%)
13 Jul 2025 : 10.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Partai Terkait

Ketua Dewan Pasukan Jihad Solo Kritik Kinerja Respati-Astrid

13 Jul 2025 : 10.50 Views 18

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Ketua Dewan Pasukan Jihad Solo Kritik Kinerja Respati-Astrid

Esposin, SOLO -- Empat bulan berjalan kepemimpinan Wali Kota Solo, Respati Ardi, dan Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, kritik tajam mulai muncul.  

Salah satunya dari Ketua Dewan Komando Cabang Pasukan Jihad (Panji) Kebangkitan Bangsa Kota Solo, Umar Januardi. Panji Bangsa merupakan organisasi sayap dari DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Solo. Umar menilai Solo beberapa waktu terakhir Solo justru tenggelam dalam rutinitas yang terasa menjemukan.

"Pemimpin Solo tampaknya lebih sibuk menjaga wacana ketimbang menciptakan terobosan. Sejak awal masa jabatannya, publik menaruh harapan besar bahwa Solo akan memasuki era baru yang progresif. Namun yang kita lihat, kota ini justru tenggelam dalam rutinitas yang menjemukan, tanpa arah perubahan yang jelas," ungkap dia, Minggu (13/7/2025).

Umar mengakui Respati Ardi adalah figur yang tenang dan komunikatif. Namun, kepemimpinan kota tidak cukup hanya dengan keramahan dan pidato inspiratif.

Sebab Solo hari ini menghadapi tantangan yang kompleks urbanisasi, kesenjangan ekonomi, stagnasi UMKM, hingga minimnya ekosistem digital. Sayangnya, menurut dia, sejauh ini tidak terlihat ada langkah besar yang menjawab tantangan itu dengan visi yang segar.

"Program-program yang digagas masih berputar pada pola lama seperti taman dipercantik, acara seremonial ditambah, media sosial pemerintah ramai dengan pencitraan. Tapi di balik itu, publik telah menanti inovasi substantif transportasi cerdas, smart city berbasis data, kebijakan hunian terjangkau, reformasi dalam layanan birokrasi, hingga insentif riil bagi pelaku usaha lokal," papar politikus muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Solo itu.

Umar juga menilai pemimpin Solo saat ini belum menunjukkan komitmen dan keberpihakkan kuat terhadap generasi muda. "Dimana ruang bagi inovator muda? Di mana inkubasi startup lokal? Di mana kolaborasi konkret dengan kampus-kampus di Solo? Jangan sampai kota ini kehilangan anak-anak terbaiknya hanya karena tidak ada ruang tumbuh yang mestinya disediakan oleh pemerintah dan kita semua," pesan dia.

Umar mengingatkan kepemimpinan bukan hanya soal menjaga citra, tapi soal menanggung keberanian mengambil risiko untuk perubahan. Jika pemimpin Solo terus bermain aman, menurut dia kota ini hanya akan jadi kota yang nyaman untuk masa lalu. Tapi Solo bukan lah kota yang siap menyongsong masa depan.

"Waktu belum habis. Tapi jika tidak ada lompatan, sejarah hanya akan mencatat periode ini sebagai masa yang hilang—masa di mana Solo tidak maju, karena pemimpinnya terlalu hati-hati untuk berubah," pungkas dia.

Sentimen: neutral (0%)