Rob Rembesan Ganggu Tambaklorok, Wali Kota Janji Bangun Jalur Tangkapan
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Genangan air laut (rob) akibat rembesan dari tanggul di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, masih menjadi persoalan serius bagi warga. Setiap hari, wilayah RW 016 tergenang air rob, menyebabkan jalanan licin dan berlumut.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyampaikan bahwa Pemkot segera membangun jalur tangkapan air rob agar tidak lagi masuk ke pemukiman. Langkah ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam mengatasi rob di kawasan pesisir.
“Yang pertama kami bahas adalah soal rembesan di tanggul laut. Kalau BBWS ada kendala, kami siap untuk ikut menyelesaikan,” ujar Agustina saat mengunjungi Kampung Tambaklorok, Sabtu (12/7/2025).
Menurut Agustina, salah satu solusi cepat yang akan dilakukan adalah membangun jalur sudetan atau tangkapan air rembesan, yang langsung dialirkan ke sungai tanpa melalui jalan atau rumah warga.
“Kalau harus meninggikan jalan warga, waktunya tidak akan cukup dan nanti akan terus-menerus. Maka air rembes ditangkap, dialirkan ke sungai,” jelasnya.
Pembangunan jalur tangkapan rob tersebut akan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, berkolaborasi dengan kelurahan, kecamatan, serta pihak pengembang.
Selain meninjau area terdampak rob, Agustina juga menyoroti potensi pengembangan wisata mangrove di Tambaklorok. Politisi PDIP ini menyebut kawasan pesisir akan dikembangkan menjadi destinasi edukatif dan ekologis mulai 2026.
“Ini harus dari masyarakat dulu, konsepnya jangan dari atas. Nanti Pak RW dan Bu Camat berkoordinasi dengan Bappeda. Kita fasilitasi dari Pemkot untuk pembiayaan awalnya,” terangnya.
Salah satu warga, Sumiati, mengaku bahwa rob muncul hampir setiap hari sejak setahun terakhir, terutama pada pagi hingga sore hari di bulan-bulan tertentu.
“Air lautnya itu ngerembes dari talud dan naik ke jalan. Kalau udah rob, bisa berjam-jam baru kering. Jalan juga jadi berlumut,” keluhnya.
Genangan rob dari rembesan tanggul ini mencapai ketinggian 10 hingga 30 sentimeter, dan bisa mendekati lutut saat rob tinggi. Beberapa rumah dengan posisi lebih rendah bahkan ikut tergenang air laut.
Sumiati menyebut kondisi terparah terjadi di RT 004, yang secara topografi lebih rendah dibanding lingkungan sekitarnya. Warga berharap perbaikan tanggul dan solusi cepat bisa segera direalisasikan sebelum rob makin parah.
Sentimen: neutral (0%)