Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sragen
Kasus: kekerasan seksual
Tokoh Terkait
Begini Perhatian Kementerian PPPA untuk Anak SD Sragen yang Dihamili Bapak Tiri
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi bertemu langsung dengan FY, bocah berusia 13 tahun delapan bulan yang hamil tujuh bulan akibat kekerasan seksual yang dilakukan bapak tirinya di Sragen.
Menteri PPPA berkomunikasi langsung dengan bocah lulusan sekolah dasar (SD) tahun 2025 itu di Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Sragen, Sabtu (12/7/2025) malam.
"Korban dalam kondisi baik. Ibunya juga baik. Jadi bagaimana yang ada dalam peraturan perundang-undangan bahwa kami harus memprioritaskan bagaimana kelanjutan [masa depan] korban. Jadi saat ini kami sedang mengupayakan yang terbaik agar hak anak tetap terpenuhi," ujar Arifatul kepada wartawan, Sabtu malam.
"Ya, bantuan pasti ada dari kami, ada dari Pemprov, dan ada dari kabupaten. Kami mengapresiasi khususnya untuk masyarakat Sragen, khususnya desa di Jenar," tambahnya.
Dia melihat kepedulian aparatur pemerintah desa setempat dan masyarakat yang tinggi. Dia mengapresiasi bagaimana masyarakat Sragen berkeinginan bagaimana agar korban dan keluarga tetap bisa mendapatkan perhatian yang baik. Fenomena seperti ini, jelas dia, sulit ditemukan di daerah lain.
"Jadi keprihatian kepala desa dan masyarakat desa dan mereka peduli kemudian berempati untuk bisa bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Kasus seperti ini jarang sekali. Jadi ini bagus sekali," jelas dia.
Kedatangan Arifatul ke Sragen juga untuk konsolidasi dan bersinergi untuk peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025. Dia mengonsep HAN 2025 dengan pendekatan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kalau biasanya dalam peringatan HAN anak-anak dari seluruh Indonesia diundang ke Jakarta kemudian ada acara di Jakarta, tahun ini peringatan HAN dilaksanakan di seluruh sekolah di seluruh Indonesia dengan agenda utama adalah bermain bersama permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal.
"Kemudian anak menyanyikan lagu-lagu daerah, lagu-lagu nasional, dan yang ketiga adalah dongeng atau bercerita tentang pahlawan-pahlawan di daerahnya masing-masing. Jadi kita akan mengurangi penggunaan gadget pada anak-anak dengan permainan tradisional," kata dia.
Sentimen: neutral (0%)