Esposin, JAKARTA -- Kronologi perempuan bernama Anita, 23, yang melompat dari lantai 19 Tower Jasmine, Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, akhirnya terungkap. Insiden ini terjadi karena korban panik saat mendapati seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Afganistan dengan gangguan jiwa (ODGJ) tiba-tiba berada di dalam unit apartemennya.

Kapolsek Metro Pancoran, Kompol Mansur, menjelaskan bahwa saat kejadian Anita sedang berada di bawah apartemen. Ia kemudian naik ke unit miliknya dan terkejut karena listrik padam.

"Lalu dia turun lagi minta bantuan ke pihak pengelola, tapi dia lupa menutup pintunya," tutur Kompol Mansur di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Setelah listrik menyala kembali, Anita naik ke unitnya. Namun saat masuk, ia terkejut karena mendapati seorang pria asing berada di dalam apartemennya.

"Kaget dia. Kamarnya dikunci, ibu ini larinya ke arah balkon, panik, akhirnya dia lompat," jelasnya.

Orang asing tersebut diketahui merupakan WNA asal Afganistan yang mengalami gangguan kejiwaan. Ia diduga naik ke lantai 19 dan mencoba membuka seluruh pintu unit apartemen yang ia temui.

"Ya pokoknya semua pintu dibukain sama dia, namanya gila. Kemudian ada pintu yang tidak terkunci, akhirnya dia masuk," kata Mansur.

Akibat aksi panik tersebut, Anita lompat dari balkon dan mengalami patah tulang di bagian kaki. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit dan kini sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berbicara.

Status WNA Afganistan Pemegang UNHCR

Sementara itu, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan mengungkap bahwa WNA Afganistan tersebut adalah pemegang kartu UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), yakni organisasi di bawah PBB yang menangani pengungsi dari negara konflik.

Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Oktinardo, menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat mengenai keberadaan WNA yang meresahkan di Apartemen Kalibata. Tim intelijen Imigrasi segera bergerak ke lokasi.

"Ketika tim dari bidang Intel Dakim Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan bergerak, mereka langsung berkoordinasi dengan security untuk mengecek TKP, dan setelah dicek bahwa orang asing tersebut adalah pemegang UNHCR," kata Oktinardo.

Menurutnya, sebagai pemegang UNHCR, WNA tersebut memang berada di bawah pengawasan Imigrasi, terutama secara administratif.

"Kita di bidang keimigrasian ini memiliki kewenangan seperti pengawasan administratif, yaitu pencatatan biodata dari orang asing pemegang UNHCR," jelasnya.

Lebih lanjut, WNA tersebut kini telah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Serpong, Tangerang Selatan, agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

"Dugaan awalnya dia mengalami gangguan kejiwaan, maka itu dia dibawa ke rumah sakit jiwa di Serpong," ujar Oktinardo.