Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Honda, Toyota
Grup Musik: APRIL
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Beijing, London
Tokoh Terkait
90 Hari Sejak Pemberlakuan Bea Masuk AS, Baru 3 Negara Sukses Bernegosiasi
Espos.id
Jenis Media: Dunia

Espos.id, JAKARTA - Sejak memberlakukan bea masuk tinggi untuk semua negara mitra dagangnya pada April lalu, Presiden AS Donald Trump selalu menyombongkan diri bahwa hal itu akan memaksa semua negara untuk berunding dengannya.
Namun ternyata hingga kini, ketika dia menetapkan tenggat baru pemberlakuan bea masuk pada 1 Agustus 2025, ternyata baru tiga negara yang berhasil bernegosiasi dan mendapatkan bea masuk yang lebih rendah.
Pengumuman bea masuk tinggi tersebut berkisar dari 10% hingga setinggi 50%, memicu kekhawatiran akan perang dagang global dan menyebabkan gejolak di pasar keuangan. Untuk meredakan ketegangan, Gedung Putih mengumumkan jeda 90 hari untuk memberlakukan bea masuk. Namun, kebuntuan dengan China meningkat, dengan AS memberlakukan tarif tambahan sehingga total tarif atas barang-barang China mencapai 145%.
Beijing membalas dengan tindakan serupa. Trump menyatakan bahwa ia bisa mencapai “90 kesepakatan dalam 90 hari,” namun hasilnya jauh dari ambisi tersebut.
Pada 7 Mei, Trump mengumumkan kesepakatan dengan apa yang ia sebut sebagai “negara yang dihormati." Ternyata Inggris menjadi negara pertama yang menandatangani kesepakatan dagang besar dengan AS. Dalam kesepakatan tersebut, AS menurunkan bea masuk mobil Inggris menjadi 10% untuk maksimal 100.000 unit kendaraan. Kuota baja dan aluminium juga dimasukkan, tergantung pada persyaratan tertentu. Namun tarif dasar sebesar 10% tetap diberlakukan.
Sebagai imbalannya, Inggris setuju untuk membeli lebih banyak daging sapi dan etanol dari Amerika.
Perang dagang antara AS dan China mereda setelah negosiasi di Jenewa pada Mei, seiring kedua negara sepakat sementara untuk menurunkan tarif timbal balik. AS menurunkan bea masuk atas barang-barang China dari 145% menjadi 30% selama 90 hari, sementara China memangkas bea masuk barang AS dari 125% menjadi 10%.
Perundingan lanjutan di London pada Juni menetapkan kerangka kerja untuk implementasi kesepakatan Jenewa tersebut.
Trump memberi sinyal bahwa kesepakatan signifikan juga dapat tercapai dengan India pada akhir bulan lalu, dan pada saat yang sama, kesepakatan AS-China meredakan kekhawatiran resesi, memberi peningkatan minat investor untuk mengambil risiko di pasar.
Pada awal Juli, Trump mengumumkan kesepakatan ketiga dengan Vietnam. Berdasarkan kesepakatan itu, Vietnam setuju dikenai bea masuk 20% untuk prduk-produk yang masuk pasar AS, sementara produk-produk yang transit melalui Vietnam dari negara lain akan dikenai bea masuk sebesar 40%. Sebagai imbalannya, produk AS akan memasuki pasar Vietnam hampir tanpa bea masuk. Vietnam sebelumnya mendapat bea masuk sebesar 46%.
Di sisi lain negara yang selama ini menjadi salah satu sekutu terdekat AS, Jepang, justru belum banyak mendapat keringanan bea masuk. Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba Selasa (8/7/2025) pun mengatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memberlakukan bea masuk sebesar 25% terhadap Jepang “sangat disesalkan”. PM Ishiba menambahkan bahwa pembicaraan bilateral akan terus dilanjutkan demi mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Ishiba juga berjanji akan melakukan segala upaya untuk memitigasi dampak dari kenaikan tarif terhadap perekonomian Jepang yang berorientasi ekspor. “Kami akan terus melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat untuk mencari kemungkinan tercapainya kesepakatan yang saling menguntungkan sambil melindungi kepentingan nasional kami,” ucap Ishiba dalam rapat dengan satgas negosiasi tarif pemerintahnya.
Pembicaraan tarif bilateral, termasuk pertemuan langsung tingkat tinggi, belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pungutan bea masuk 25% terhadap mobil Jepang dinilai sebagai hal yang merugikan Jepang, yang sangat bergantung pada perusahaan-perusahaan seperti Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co. “Sayangnya, kami belum mencapai kesepakatan karena ada perbedaan di antara kedua pihak. Jepang telah menghindari pemberian memberikan konsesi secara mudah, sambil menuntut dan melindungi apa yang memang perlu,” kata Ishiba.
Ishiba terus mendesak Amerika Serikat untuk lebih fokus pada apa yang dapat dilakukan oleh sekutu lama melalui investasi, daripada menggunakan bea masuk sebagai cara untuk mengatasi defisit perdagangan AS dengan Jepang. Dia juga berjanji untuk melakukan segala upaya guna meredakan dampak negatif dari tarif AS terhadap industri dan lapangan kerja di Jepang.
Sentimen: neutral (0%)