Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Klaten, Semarang
Tokoh Terkait
Tak Punya Latar Tekstil, IRT di Semarang Sukses Jadi Pengusaha Seragam Sekolah
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Di sebuah rumah sederhana di Kampung Sedayu, Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, suara mesin jahit tak pernah berhenti mengalun.
Belasan penjahit nampak sibuk menyusun pola, memotong kain hingga menyetrika seragam sekolah.
Di balik suara ritmis itu, tersimpan sebuah kisah inspiratif seorang perempuan bernama Nung Istri Arwanti, atau akrab disapa Nunung, yang berhasil membangun usaha konveksi dari nol hingga dipercaya puluhan sekolah di Kota Semarang.
Berawal dari kursus menjahit sederhana dan semangat belajar otodidak, Nunung memulai usahanya dari rumah.
Kini usahanya yang diberi nama Najma Konveksi telah tumbuh menjadi unit produksi yang mempekerjakan 11 karyawan dan mampu bertahan hingga lebih dari satu dekade.
“Dulu saya hanya ibu rumah tangga biasa, lalu saya kursus menjahit dan terus belajar secara otodidak,” buka Nunung kepada Espos, Rabu (9/7/2025).
Menjelang tahun ajaran baru, Najma Konveksi kebanjiran pesanan seragam sekolah. Dari mulai Februari, lonjakan permintaan mulai terlihat dan mencapai puncaknya pada Juni-Juli 2025.
Untuk satu sekolah dasar saja, Nunung bisa menerima pesanan hingga 700 potong seragam dalam berbagai item seperti putih-merah, pramuka, olahraga, baju adat, hingga identitas sekolah.
Najma Konveksi menjadi langganan tetap lebih dari 50 sekolah mulai dari TK hingga SMP, termasuk boarding school.
Sebuah pencapaian luar biasa bagi usaha rumahan yang tak lahir dari latar belakang industri atau pendidikan formal di bidang tekstil.
“Kalau overload, kami limpahkan ke mitra di Klaten dan Sumowono Kabupaten Semarang. Mereka ambil seminggu sekali dengan sistem borongan sampai 200 potong,” paparnya.
Soal harga, Nunung mengatakan dirinya tetap menjaga agar jahitannya terjangkau. Seragam olahraga dibanderol mulai Rp55 ribu, sementara paket seragam lengkap antara Rp75 ribu hingga Rp145 ribu, tergantung bahan dan ukuran.
Salah satu keunikan Najma Konveksi adalah sistem pre-order. Mereka tidak menerima jasa jahit dari bahan bawaan pelanggan.
Semua bahan disediakan oleh pihak konveksi untuk memastikan kualitas tetap terjaga dan pelanggan puas.
“Pelanggan sekarang makin detail dan kritis. Kalau kainnya beda dikit saja, bisa kecewa. Jadi kami yang belanjakan bahan, tentu dengan persetujuan mereka,” jelasnya.
Di luar musim sekolah, Najma Konveksi juga melayani pesanan gamis, koko, hingga kaos komunitas dan seragam instansi.
Pelanggannya meliputi Himpunan Mahasiswa, perusahaan outsourcing, hingga rumah sakit besar seperti RS Kariadi dan RSWN.
Lebih dari sekadar usaha jahit, konveksi yang dibangun Nunung telah menjelma menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang di sekitarnya. Dari dapur rumahnya di Gunungpati, ia menjahit bukan hanya pakaian, tapi juga harapan.
Sentimen: neutral (0%)