Sentimen
Undefined (0%)
8 Jul 2025 : 17.23
Informasi Tambahan

BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Kab/Kota: Kapuk, Shanghai

Kasus: Zona Hijau

Ada Prospek Negosiasi Bea Masuk AS, IHSG Ditutup Menguat

8 Jul 2025 : 17.23 Views 24

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Ada Prospek Negosiasi Bea Masuk AS, IHSG Ditutup Menguat

Espos.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/7/2025) ditutup menguat meski Indonesia masih dikenai bea masuk 32% ke AS. Penguatan IHSG ini didorong prospek masih terbukanya negosiasi bea masuk itu dengan pemerintah AS.

IHSG ditutup menguat 3,46 poin atau 0,05% ke posisi 6.904,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,14 poin atau 0,67% ke posisi 762,36.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat yaitu sektor infrastruktur naik sebesar 1,14%, diikuti oleh sektor energi yang naik 1,03% dan sektor barang baku yang naik 0,63%.

Sedangkan tujuh sektor terkoreksi yaitu sektor keuangan paling dalam minus 0,71%, diikuti sektor teknologi yang turun 0,64% dan sektor barang konsumen non primer yang turun 0,38%.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ASPR, PSAT, NICE, TRJA, dan ARTA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MFIN, ASDM, VINS, IOTF, dan GTBO.

Saham dengan kapitalisasi jumbo yang menguat dipimpin oleh saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dengan pertumbuhan 6,78% ke Rp12.200 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) meningkat 4,09% menuju Rp10.175 per saham. Selanjutnya terdapat saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang mengalami kenaikan sebesar 3% ke posisi Rp6.000, sementara saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) meningkat 1,79% menuju level Rp57.000 per saham.

Saham market cap besar yang turun di antaranya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan pelemahan sebesar 1,45% menuju level Rp8.500, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terkoreksi 1,85% ke Rp2.650 per saham.

Daftar saham top gainers hari ini dihuni oleh saham IPO PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR) yang melompat 32,26% ke level Rp164, lalu disusul PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) dengan pertumbuhan sebesar 24,86% menjadi Rp462 per saham.

Di sisi lain, daftar saham paling boncos atau top losers ditempati oleh PT Xolare Sinergi Makmur Tbk. (SOLA) yang terkoreksi 14,81% menjadi Rp138, sedangkan saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) merosot sebesar 14,47% menuju level Rp65 per saham.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.080.789 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,30 miliar lembar saham senilai Rp11,08 triliun. Sebanyak 276 saham naik, 308 saham turun, dan 209 tidak bergerak nilainya.

Pantauan bursa saham regional Asia sore ini menunjukkan antara lain indeks Nikkei menguat 140,82 poin atau 0,36% ke 39.728,50, indeks Hang Seng menguat 260,13 poin atau 1,09% ke 24.148,48, indeks Shanghai naik 24,35 poin atau 0,70% ke 3.497,78, dan indeks Strait Times menguat 16,58 poin atau 0,43% ke 4.078,64.

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) yang secara resmi memundurkan batas waktu (deadline) pemberlakuan tarif timbal balik (reciprocal tariff) menjadi tanggal 1 Agustus 2025, dari sebelumnya tanggal 9 Juli 2025.

Indonesia mendapatkan surat dari Trump yang menyatakan akan dikenakan tarif atau bea masuk perdagangan sebesar 32%. Apabila Indonesia memberlakukan tarif balasan kepada AS maka tarif akan dinaikkan, sebaliknya, apabila Indonesia atau perusahaan dari Indonesia memproduksi produk di AS tidak akan dikenakan tarif.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertolak ke AS pada Selasa ini guna melanjutkan proses negosiasi tarif resiprokal dengan AS. Airlangga bakal menghadiri pertemuan dengan perwakilan Pemerintah AS untuk mendiskusikan keputusan tarif 32 persen yang tetap diberlakukan per 1 Agustus mendatang. Pemerintah masih mengupayakan untuk proses negosiasi dengan AS.

Di sisi lain, aturan bea masuk resiprokal Trump telah memicu kekhawatiran inflasi, sehingga semakin mempersulit jalan bagi Bank Sentral AS, The Fed, untuk menurunkan suku bunga acuannya. Risalah rapat Federal Reserve (Fed Minutes) Juni 2025 dijadwalkan dirilis pada Rabu (9/7/2025), seharusnya mampu memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah dan prospek kebijakan.

Para pelaku pasar melihat sekitar 95% probabilitas bahwa suku bunga tidak berubah pada Juli 2025, sementara peluang untuk penurunan suku bunga pada bulan September mendekati 60%.

 

Sentimen: neutral (0%)