Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cianjur, Gunung, Gunungkidul, Klaten, Yogyakarta
Bersiap Hadapi Dampak Viral
Espos.id
Jenis Media: Kolom

Hiking di kawasan lereng Gunung Merapi, tepatnya di wilayah Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, kian viral di berbagai platform media sosial.
Unggahan video tentang aktivitas yang mereka sebut sebagai hiking maupun trekking di kawasan tersebut bertebaran di berbagai akun media sosial.
Meski banyak yang menganggap sama, hiking dan trekking berbeda. Hiking adalah berjalan kaki di alam terbuka, seperti pegunungan, hutan, atau perbukitan, dengan tujuan rekreasi atau olahraga.
Aktivitas ini sering kali di alur atau rute yang sudah ada dan bisa dilakukan dalam satu hari atau beberapa jam. Tujuan hiking adalah kesehatan fisik dan mental, serta untuk menikmati keindahan alam.
Trekking adalah berjalan kaki jarak jauh di alam terbuka, biasanya di jalur yang sudah ditentukan atau di daerah yang terpencil, dengan tujuan menjelajah alam.
Trekking sering kali berupa perjalanan beberapa hari, menginap di tenda atau akomodasi lain, dan bisa melalui jalur yang sudah ada atau jalur yang belum ditandai.
Jalan kaki di kawasan lereng Gunung Merapi yang banyak digandrungi belakangan ini terkategori hiking. Dua lokasi hiking di Kecamatan Kemalang yang kini sedang viral.
Jalur Kali Talang di Desa Balerante dan rute Argobelah di kawasan Deles Indah, Desa Sidorejo. Jalur Kali Talang dan rute Argobelah sama-sama menawarkan yang dibutuhkan tubuh untuk sehat.
Udara segar dan bersih, keindahan alam, serta rute yang menantang, tapi tetap aman. Paket lengkap bagi semua kalangan. Jalur hiking Kali Talang menawarkan pemandangan Gunung Merapi yang eksotis dengan udara sejuk, cocok untuk pemula.
Jalur sekitar tiga kilometer, berkelok-kelok, dikelilingi pohon akasia serta rumput hijau memberi suasana damai. Destinasi ini dikembangkan Kelompok Sadar Wisata Desa Balerante sejak 2017.
Rute hiking Argobelah menawarkan keindahan pemandangan alam menyusuri lembah dan perbukitan dengan latar belakang Gunung Merapi.
Jalur ini dikenal ramah bagi berbagai usia, termasuk anak-anak, dan menawarkan pemandangan yang menakjubkan, terutama di Deles Indah dengan ketingian 1.216 meter di atas permukaan laut.
Data pengelola menunjukkan rute Kali Talang dikunjungi rata-rata 500 orang per hari. Pada akhir pekan dan libur panjang mencapai 2.000 orang per hari.
Jumlah pengunjung Argobelah belum sebanyak pengunjung Kali Talang, tapi terus tumbuh. Kebiasaan masyarakat menyikapi informasi yang sedang viral di media sosial adalah penasaran, ikut-ikutan, enggak mau dibilang ketinggalan, dan ingin menjadi yang terdepan tiba di lokasi.
Jangan kaget ketika tiba-tiba objek wisata diserbu pengunjung. Banyak contoh kasus dampak negatif yang muncul setelah lokasi wisata viral.
Rumah Abah Jajang di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, dengan pemandangan air terjun di depannya sempat viral. Banyak pendatang membuat halaman rumah Abah Jajang rusak parah.
Pada 2015, kerusakan terjadi di destinasi wisata taman bunga Amaryllis Garden di Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, setelah viral di media sosial. Tempat itu diserbu wisatawan yang ingin berfoto bersama hamparan bunga.
Ranu Manduro di Kabupaten Mojokerja, Provisni Jawa Timur, adalah lahan luas di area bekas tambang yang disebut mirip lokasi wisata di Selandia Baru viral pada 2020.
Tempat itu diserbu wisatawan yang membuat Ranu Manduro rusak dan sempat ditutup. Contoh kerusakan objek wisata setelah viral di media sosial tersebut memberi gambaran kepada pengelola jalur hiking Kali Talang dan Argobelah untuk mengantisipasi.
Mengantisipasi kerusakan lingkungan harus menjadi perhatian utama pengelola. Pengunjung yang membeludak sering kali abai dengan kondisi lingkungan.
Fasilitas seperti toilet, tempat sampah, serta area parkir harus disiapkan secara benar. Sosialisasi serta edukasi kepada para pengunjung untuk menjaga lingkungan tak boleh kendur.
Pengelola juga bisa mempertimbangkan pembatasan jumlah pengunjung. Saat ini dua objek wisata tersebut dibuka setiap hari dari pagi hingga sore. Mungkin butuh jeda sehari dalam sepekan tanpa kunjungan.
Ini akan memberi kesempatan kepada alam bernapas dan mengembalikan energi setelah “dipaksa” melayani wisatawan sepanjang pekan.
Dengan langkah pengelolaan yang tepat, jalur hiking Kali Talang dan Argobelah akan langgeng, enak dikunjungi, serta tetap viral di media sosial.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 3 Juli 2025. Penulis adalah Manajer Konten Solopos Media Group)
Sentimen: neutral (0%)