SGS 2025, Bupati Ingin Sangiran Jadi Pintu Gerbang Wisatawan Asing Masuk Sragen
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN--Ajang Soloraya Great Sale (SGS) 2025 dimulai Selasa (1/7/2025) sampai sebulan ke depan. Terkait event pesta diskon itu, Bupati Sragen Sigit Pamungkas menginginkan Sangiran menjadi pintu gerbang bagi wisatawan dan pengembangan pariwisata yang berdampak pada meningkatnya perekonomian warga sekitar.
Dia menilai SGS 2025 dinilai sebagai awal yang bagus untuk pengembangan aglomerasi Soloraya sehingga perekonomian tumbuh bersama-sama.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sragen pada 2023 sebanyak 233.671 orang atau menurun bila dibandingkan 2022 sebanyak 324.064 orang. Kunjungan tersebut masih didominasi wisatawan nusantara. Kunjungan wisatawan asing pada 2023 sebanyak 820 orang atau meningkat bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing 2022 sebanyak 177 orang.
Bupati Sragen Sigit Pamungkas saat ditemui Espos di Mapolres Sragen, Selasa, mengungkapkan SGS 2025 ini bagian dari pengembangan aglomerasi untuk kewilayahan di Soloraya agar dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama.
Dia mengatakan lewat SGS itu potensi di Soloraya bisa saling terhubung dan dipromosikan bersama. Dia menyatakan Sangiran bisa menjadi pintu gerbang pariwisata, khususnya dari luar negeri yang datang ke Kabupaten Sragen dan kemudian beraktivitas wisata di tempat lainnya di Soloraya.
“Konsepnya bagus, yaitu pengembangan aglomerasi Soloraya tumbuh bersama-sama. Kami berharap Sragen bisa meletakkan Sangiran sebagai pioner dan menjadi pintu gerbang bagi wisatawan asing serta pengembangan wisata dan ekonomi di sekitarnya. Ketika wisatawan masuk Sragen maka akan diikuti dengan aktivitas ekonomi dan sosial. Sekarang juga berkembang wisata sosial. SGS ini awal yang bagus untuk daerah lain untuk melakukan hal yang sama,” jelas dia.
Selain pariwisata, SGS 2025 juga mengangkat potensi perdagangan (trading) dan investasi. Sigit menyampaikan kegiatan perdagangan lebih pada aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di setiap daerah agar mendapat keuntungan dengan SGS.
Dia berharap dengan banyaknya UMKM yang terlibat maka perputaran ekonomi di Sragen meningkat. Dia menyampaikan ada pelaku UMKM yang sudah bergerak ke ekspor produk lokal dan peluangnya masih terbuka.
“Kapasitas UMKM ini tidak mencukupi untuk bergerak sendiri tapi membutuhkan kemitraan. SGS ini bisa jadi ajang masyarakat lain menjalin kemitraan. Kemudian pada sektor investasi itu prospeknya jangka panjang. Investasi yang masuk ke Sragen lebih pada investasi padat karya. Dengan SGS ini, Sigit bisa menangkap peluang agar investasi padat modal bisa masuk ke Sragen,” jelas dia.
Sentimen: neutral (0%)