Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 15.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bekasi, Jabodetabek, Roma, Serang, Solo

Tokoh Terkait

Milenial, Pembangunan Berkelanjutan, dan Usulan Insentif Pajak Proyek Hijau

30 Jun 2025 : 15.34 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Milenial, Pembangunan Berkelanjutan, dan Usulan Insentif Pajak Proyek Hijau

Esposin, SOLO -- Tren hunian berkonsep ramah lingkungan kini semakin disasar pengembang mengingat masyarakat yang kian menaruh perhatian terhadap isu perubahan iklim. Kebutuhan akan hunian ini juga dinilai sangat potensial.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan penjualan properti ramah lingkungan meningkat dalam dua tahun terakhir yang dianggap memiliki nilai investasi jangka panjang lebih baik karena dapat mengurangi biaya operasional, seperti penggunaan listrik dan air.

"Lebih dari 60% generasi milenial memilih rumah berdasarkan faktor keberlanjutan, yang mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi pasar dibandingkan dengan dekade sebelumnya," ujarnya dikutip, Jumat (27/6/2025).  

Direktur PT Kota Bintang Rayatri Suryadi mengatakan hunian ramah lingkungan dan tidak banjir tengah diminati konsumen.

Saat ini pihaknya tengah mengembangkan Grand Kota Bintang di Bekasi yang mengusung konsep modern integrated district dengan penekanan pada green living dan tata ruang terencana.

Kawasan ini dikembangkan di lahan seluas 65 hektare menyediakan berbagai fasilitas seperti area ritel, perkantoran, hotel, serta hunian.

"Kami berencana untuk memperluas KotBin menjadi kota mandiri, dimana KotBin masih memiliki landbank sekitar 40 hektare yang akan dikembangkan menjadi tempat komersil, ruang terbuka yang bisa dinikmati penghuni dan masyarakat luas," katanya. 

Kawasan Grand Kota Bintang (KotBin) merupakan kawasan premium yang mengutamakan tata ruang terencana dan terintegrasi, yang menawarkan akses mudah dan kenyamanan maksimal, didukung desain green living yang bebas banjir.

Pengembangan KotBin akan berkontribusi pada kawasan Jabodetabek dengan menghadirkan pusat gaya hidup, hiburan, dan bisnis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi kota Bekasi.  

"Kawasan tersebut tertata rapi dan memiliki nilai lebih dengan konsep stand alone tenant, ruko dengan konsep double frontage. Sudah ada 2 klaster perumahan yakni klaster Maroco yang sudah sold out dan sudah terhuni 80%. Karena tingginya permintaan, kami meluncurkan klaster Roma," ucapnya.  

Roma nantinya dikembangkan 316 unit terdapat 3 tipe rumah. Pada tahap pertama hanya 30 unit dengan harga mulai dari Rp2 miliar.

Dia meyakini hunian di kawasan ini akan terserap habis karena kebutuhan rumah yang tinggi dan lokasi yang strategis.  

"Kami memiliki destinasi fashion, lifestyle, entertainment, dan culinary dalam satu tempat dengan keindahan alam sambil menikmati suasana asri dengan tanaman hijau dan aliran sungai," tuturnya. 

Sertifikat Hijau

Di sisi lain, sejumlah developer perumahan berkomitmen mengembangkan perumahan subsidi hijau dan berkelanjutan. PT Infiniti Triniti Jaya atau Infiniti Realty yang memiliki Perumahan Mulia Gading Kencana (MGK) di Serang, Banten, misalnya.

Perumahan tesebut menjadi hunian subsidi pertama di Indonesia yang mengantongi sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) Predikat Utama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2024.  

Sertifikasi ini dilaksanakan sesuai ketentuan Pasal 123 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Pemerintah melalui Menteri PUPR juga telah menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2022 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. 

Adapun inovasi utama yang mereka lakukan selama ini adalah upaya membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau namun berkualitas terbaik.

Hal itu dilakukan dengan menggunakan kontraktor, pemasok dan vendor yang terbaik dan memiliki komitmen yang sama dengan Infiniti Realty sebagai developer dalam memberikan kualitas bangunan yang paling baik.

“Untuk bahan material, kami pun membeli langsung dari pabrik, sehingga dapat terus memberikan rumah berkualitas dengan harga terjangkau kepada masyarakat. Kami menggunakan material ramah lingkungan,” ujarnya dikutip Jumat (27/6/2025).  

Perumahan MGK sejak awal dikembangkan sangat mengedepankan kualitas bangunan yakni dengan menggunakan bahan-bahan material yang lazimnya dipakai perumahan kelas menengah atas.

Sebagai contoh untuk cat dipakai merek Propan bahkan untuk cat bagian luar digunakan Propan Ecoshield yang terkenal lebih tahan lama. 

Lalu untuk genteng memakai Monier merek dari Perancis, keramik merek Romans, toilet dengan merek American Standards, saklar listrik merek Schneider, serta jendela dan frame-nya dari UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) yang terbuat dari bahan PVC tanpa plastisizer sehingga tahan cuaca, tahan rayap, dan rendah karbon.

Selain itu, tinggi ceiling plafon atap di ruang tamu hunian MGK mencapai 3,5 meter.

Dengan ceiling yang tinggi, maka sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam rumah menjadi sangat baik. Sementara tinggi ceiling kamar tidur mencapai 2,8 meter, sehingga membawa kesan lebih luas dan sirkulasi udara menjadi lebih baik. 

“Infrastruktur jalan kawasan Perumahan MGK sangat memadai, dengan total lebar jalan utama sekitar 16 meter. Begitu pula jembatan dibangun kokoh dengan kekuatan mampu menahan beban hingga 50 ton yang biasanya dibangun di perumahan komersial,” ucapnya.

Pihaknya berkomitmen untuk terus menghadirkan rumah bersubsidi berkualitas sebanyak mungkin bagi MBR, apalagi saat ini pemerintah sedang mengerakkan program 3 juta rumah yang harus didukung oleh pengembang.

Samuel mengajak semua pengembang untuk memacu pembangunan perumahan bersubsidi dan tetap menjaga kualitas bangunan dan kawasan seperti yang diharapkan pemerintah. 

Dengan komitmen tersebut, diharapkan masyarakat dapat menikmati tinggal dan hidup secara layak dan nyaman sesuai amanah konstitusi negara.

Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mendorong pengembang perumahan subsidi untuk terus menjaga kualitas, sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya. Hal ini agar hunian rumah subsidi layak huni.

Dia mengapresiasi konsep hunian hijau dan keberhasilan Perumahan MGK meraih sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) Predikat Utama yang pertama untuk perumahan subsidi.

Menurutnya, green housing merupakan suatu keharusan dan menjadi masa depan dalam konsep hunian ke depan. Dengan beberapa kriteria yang harus dipenuhi, parameter tersebut perlu dikelola dengan tetap mempersiapkan ruang terbuka agar penggunaan energi bisa semakin efisien.

PT Infiniti Triniti Jaya dan perumahan MGK kembali meraih penghargaan kategori Pengembang perumahan subsidi dengan reputasi terbaik dengan mengutamakan keberlanjutan (sustainability) oleh Indonesia Property & Bank Award (IPBA) ke-XIX Tahun 2025.

Sebelumnya, Perumahan MGK Serang juga memperoleh pengakuan dunia sebagai perumahan subsidi terbaik di Indonesia untuk kategori Rumah Subsidi Platinum (predikat tertinggi) pada FIABCI Indonesia-REI Excellence Awards 2024.

Insentif Pajak

Guna mendukung pembangunan berkelanjutan, para pengembang mengusulkan insentif pajak tambahan untuk proyek properti hijau. Hal ini dikarenakan tingginya biaya investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan properti hijau.  

Managing Director PT Ciputra Development Tbk Budiarsa Sastrawinata mengatakan komitmen membangun properti hijau dan berkelanjutan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Biaya itu digunakan untuk memenuhi komitmen dan menjalankan nilai-nilai agar bisa mendapatkan sertifikat bisnis hijau.  Menurutnya, pemerintah perlu memberikan insentif pajak tambahan proyek properti hijau.

Insentif ini mencakup pembebasan atau pengurangan pajak untuk proyek yang menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan material bangunan berkelanjutan. Adapun emiten berkode CTRA ini memiliki 7 proyek yang bersertifikasi hijau.

Ketujuh proyek tersebut terdiri dari 5 proyek high rise dan 2 proyek hunian. Enam dari tujuh sertifikasi tersebut adalah sertifikasi EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) dan 1 merupakan sertifikasi greenship.

Bangunan yang telah menerapkan prinsip hijau mengalami penghematan sebesar 20% dari sisi penggunaan air, energi dan bahan bangunan.  

"Sertifikasi ini mendorong efisiensi desain bangunan. Kita akan menuju ke sana seperti dari awal desain rumahnya gitu kan, memperhitungkan arah dari matahari, angin sehingga, mengurangi kebutuhan energi dari operasional rumah itu sendiri dan juga penggunaan bahan bangunannya mana yang ramah lingkungan," kata dia kepada Bisnis dikutip, Jumat (27/6/2025).

Pihaknya tak menampik adanya tantangan terbesar selain ketersediaan dana yakni kesiapan proyek dalam memenuhi kriteria taksonomi hijau dengan baseline data memadanai.

Ekosistem regulasi, kerangka hukum dan efisiensi energi harus diperkuat agar proyek hijau dapat terakselerasi.

Sentimen: neutral (0%)