Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 10.42
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Kab/Kota: Salatiga

Kasus: stunting

Tokoh Terkait

Fiskom UKSW Perkuat Sinergi Ilmiah dalam Upaya Pencegahan Stunting di Salatiga

30 Jun 2025 : 10.42 Views 20

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Fiskom UKSW Perkuat Sinergi Ilmiah dalam Upaya Pencegahan Stunting di Salatiga

Esposin, SALATIGA - Komitmen lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Salatiga kembali ditegaskan melalui kehadiran akademisi sebagai narasumber utama. 

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si, hadir sebagai narasumber kunci sekaligus fasilitator dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Salatiga, yang diselenggarakan belum lama ini di Revel Eatscape, Salatiga. Kehadirannya merupakan bentuk kontribusi akademik dalam merespons undangan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB).

Forum strategis tersebut merupakan bagian dari langkah nyata Pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung agenda nasional menuju Generasi Emas 2025 yang bebas stunting. Rapat koordinasi ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor termasuk lembaga pemerintah, tokoh masyarakat, dan institusi pendidikan tinggi dalam satu wadah kolaboratif, untuk memperkuat sinergi dan keselarasan program percepatan penurunan angka stunting di wilayah Salatiga.

Dalam pemaparannya, Dr. Sri menekankan pentingnya penanggulangan stunting melalui pendekatan komprehensif berbasis kemitraan lintas sektor. UKSW, melalui program Salatiga Anti Stunting (SAS), telah menginisiasi pengabdian masyarakat yang transdisipliner, menggandeng Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), Fakultas Psikologi, serta bermitra dengan DP3APPKB, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 

Program ini secara aktif melakukan intervensi nutrisi terhadap 20 anak stunting sejak Januari 2025, dengan hasil yang menggembirakan. Lebih dari 70 persen anak menunjukkan peningkatan signifikan dalam pertumbuhan berat dan tinggi badan. 

“Intervensi dilakukan melalui penyediaan menu makanan bergizi yang dirancang oleh tim ahli gizi FIK UKSW dan disiapkan oleh ibu-ibu dari Dapur Sehat di empat kecamatan, dengan dukungan distribusi dari kader kesehatan dan para duta GenRe Salatiga,” ujarnya. 

Kolaborasi Wujudkan Perubahan

Dr. Sri menjelaskan bahwa strategi pencegahan stunting dalam program SAS Cegah Stunting didasarkan pada dua pendekatan utama dalam kerangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik meliputi pemberian makanan tambahan untuk balita kurang gizi, suplementasi vitamin A, serta tablet zat besi untuk ibu hamil dan remaja putri. Sementara itu, intervensi sensitif mencakup penyediaan air bersih, fasilitas sanitasi yang layak, edukasi gizi, dan layanan keluarga berencana.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa faktor sosiologis, psikologis, dan komunikasi dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program. Oleh karena itu, penguatan komunikasi interpersonal antar anggota keluarga menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari efektivitas intervensi.

Program ini juga mencakup kegiatan evaluasi rutin, pencatatan pertumbuhan anak, serta pengembangan Warung Penting, sebuah inisiatif wirausaha gizi yang dibentuk di empat wilayah pelaksanaan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Setiap unit Warung Penting mendapat dukungan modal sebesar Rp2 juta dari UKSW. 

“Setelah pertemuan ini, Warung Penting akan diresmikan pada 25 Juni 2025 di 4 Dashat yaitu Dashat Kutowinangun Lor, Dashat Tegalrejo, Dashat Kecandran, dan Dashat Blotongan dan diharapkan menjadi pilar keberlanjutan pemberdayaan gizi masyarakat,” imbuhnya. 

Melalui peran aktifnya, Dr. Sri turut menegaskan dukungan UKSW dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2 tanpa kelaparan, SDGs ke-3 kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-5 kesetaraan gender, SDGs ke-6 air bersih dan sanitasi layak, SDGs ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan SDG ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A. 

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)