Sentimen
Undefined (0%)
28 Jun 2025 : 09.59
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Demak, Gunung, Sragen

Tokoh Terkait

7 Juri Kunci Cuci Kelambu Makam Gunung Kemukus di WKO Sebelum Jadi Rebutan Warga

28 Jun 2025 : 09.59 Views 3

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

7 Juri Kunci Cuci Kelambu Makam Gunung Kemukus di WKO Sebelum Jadi Rebutan Warga

Esposin, SRAGEN—Tujuh orang juru kunci melepas kelambu yang menutupi makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, dalam tradisi Larap Slambu yang dihelat rutin setiap 1 Sura, tepatnya pada Jumat (27/6/2025) lalu. Pelepasan kelambu itu dipimpin juru kunci Ki Suwadi Tojiman.

Setelah dilepas kelambu itu kemudian dikirab untuk dicuci di perairan Waduk Kedung Ombo (WKO) oleh tujuh juru kunci yang mengenakan pakaian Jawa bermotif batik warna biru. Perjalanan dari makam hingga ke WKO Sragen harus menuruni ratusan anak tangga.

Setelah dicuci kelambu dibawa ke pelataran tirta kencana untuk dibilas. Saat pembilasan kelambu itulah, ratusan warga dari berbagai daerah di Indonesia menyaksikan. Mereka berkerumun mengelilingi pagar di pelataran itu. Mereka menunggu prosesi pembilasan dengan menggunakan tujuh sumber air atau tujuh sendang sampai rampung.

Sebenarnya yang mereka tunggu adalah air bekas pembilasan itu. Air bekas bilasan kelambu itu kemudian menjadi rebutan warga. Mereka membawa botol bekas air mineral dan ember untuk mendapatkan air bekas bilasan tersebut. Mereka meyakini bila air bekas bilasan kelambu itu dapat mendatangkan berkah.

Tradisi berebut air bekas bilasan berjalan setiap tahun dan sudah berjalan puluhan tahun. Ritual 1 Sura itu dihadiri langsung Bupati Sragen Sigit Pamungkas dan Wakil Bupati Suroto serta pimpinan daerah dan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) hingga camat. Pencucian kelambu penutup makam Pangeran Samudro itu mengandung makna pembersihan diri serta pensucian hati dan pikiran untuk menatap setahun ke depan dengan harapan lebih baik dari tahun kemarin.

Bupati Sigit Pamungkas mengapresiasi antusiasme warga yang datang untuk mengikuti jalannya ritual Larap Kelambu. Sigit berharap ritual tahunan tersebut semakin meriah dan semakin banyak orang berkunjung. Jumlah pengunjung beberapa tahun terakhir memang berkurang tidak seramai saat sebelum Gunung Kemukus direvitalisasi. Sigit berpesan ritual Gunung Kemukus ini untuk mentafakuri dakwah-dakwah Pangeran Samudro dalam menyebarkan agama Islam di sepanjang perjalanan dari Gunung Lawu ke Demak yang melintas di wilayah Kabupaten Sragen.

“Momentum Larap Kelambu di Makam Pangeran Samudro ini merupakan peringatan 1 Sura dan sekaligus menjadi bagian untuk mengenang dakwah Islam yang disebarkan Pengeran Samudro. Dalam perjalanan setelah menuntut ilmu di wilayah Gunung Lawu, kemudian pulang ke Demak. Di tengah perjalanan sampai di Sragen mengalami sakit dan meninggal dunia," jelas Bupati.

Bupati menyapaikan dalam cerita Pangeran Samudro itu tersirat adanya pesan untuk generasi ke generasi. Dia mengatakan pesan itu berbunyi siapa saja yang memiliki keinginan agar segala harapannya dapat terwujud maka sebaiknya harus berbekal kesungguhan, keteguhan, hati yang suci. Jangan ragu-ragu oleh godaan, harus terus mengarah pada tujuan Allah. “Pemahaman sejarah yang benar ini penting dan makanya kami sosialisasikan kepada khlayak, terutama saat acara Larap Kelambu ini,” katanya.

Salah seorang pengunjung dari Jakarta, Idam, datang bersama istrinya untuk melihat prosesi Larap Kelambu itu. Mereka baru kali pertama datang ke Gunung Kemukus karena penasaran dengan ritual itu dan ingin berziarah ke makam Pangeran Samudro. Idam juga mendapat air bekas bilasan kelambu yang dimasukan ke dalam botol bekas air mineral.

Sentimen: neutral (0%)