Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Blora, Semarang, Solo
Tokoh Terkait

Slamet Riyadi
55 Tahun, Warga Semarang Ini Tak Pernah Absen Ngalap Berkah Malam 1 Sura di Solo
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Kirab Malam 1 Sura yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo dianggap sebagai masyarakat sebagai tradisi yang sakral dan sarat makna. Tak terkecuali bagi Sumiyem, 84, yang mengaku tidak pernah absen selama 55 tahun mengikuti kirab menyambut tahun baru Islam tersebut.
Bagi perempuan lansia asal Pedurungan, Semarang, itu mendatangi kirab adalah salah satu sarana untuk mendapatkan keberkahan. Salah satu momen yang dia tunggu selain menyaksikan kebo bule, yakni berebut hiasan janur kuning di Kori Kamandungan ketika rombongan kirab diberangkatkan.
“Janur ini [sambil menunjukkan janur yang dia dapat] akan saya ikat di pohon alpukat yang saya tanam. Harapannya dengan begitu pohon alpukat bisa berbuah banyak dan bagus serta tidak dimakan hama,” kata dia saat diwawancarai Espos di Kori Kamandungan, Keraton Solo, Jumat (27/6/2025) dini hari.
“Saya sudah 55 tahun ikut acara ini, harapannya dengan ikut bisa mendapatkan keberkahan, anak-cucu diberikan sehat jasmani dan rohani, dan dimudahkan segala urusannya,” imbuh dia.
Setiap kali ke Solo dia rutin menggunakan moda transportasi umum bus. Seperti pada kesempatan kali ini, dia berangkat dari Semarang seusai salat Zuhur pada Kamis (26/6/2025) dan sampai di Terminal Tirtonadi, Solo, pada sore hari.
Sebelum ke Keraton Solo, Mbah Miyem, sapaannya, mengikuti Kirab Malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran. Setelah rombongan kirab berjalan, dia bergeser ke Keraton Solo.
Hebatnya selama di Solo ia tidak menggunakan alat transportasi umum untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Ia berjalan kaki. “Saya dari Semarang naik bus terus turun di Tirtonadi. Dari sana kemudian saya jalan kaki ke Mangkunegaran untuk melihat kirab. Setelahnya saya berjalan kaki melewati Jl Slamet Riyadi menuju ke Keraton Solo,” ungkap dia.
Dia mengaku tidak begitu merasa lelah walaupun usianya sudah tidak lagi muda. Hal itu dikarenakan dia menikmati dan bahagia selama ikut menyaksikan Kirab Malam 1 Sura.
Jalannya Kirab
Sementara itu, Kirab Malam 1 Sura Keraton Solo 2025 malam itu berlangsung khidmat dan disambut antusias oleh ribuan masyarakat. Kirab ini diawali doa bersama yang diikuti Paku Buwono (PB) XIII, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Wali Kota Solo Respati Ardi, bersama ribuan abdi dalem dan sentana dalem keraton dari berbagai wilayah di Indonesia.
Seusai didoakan belasan pusaka termasuk lima ekor Kebo Bule Keturunan Kyai Slamet mulai dikirab tepat pada pukul 23.59 WIB. Pemberangkatan rombongan kirab ribuan orang itu ditandai dengan dibunyikannya lonceng keraton di depan Kori Kamandungan.
Selama kirab, jalanan-jalanan Kota Solo yang dilalui rombongan penuh sesak oleh masyarakat yang tampak antusias menyaksikan agenda rutin tahunan tersebut. Mereka memenuhi bahu-bahu jalan di area Keraton Solo, Alun-alun Utara, Benteng Vastenburg, perempatan Lojiwetan, perempatan Pasar Kliwon, perempatan Baturono, perempatan Gemblegan, perempatan Nonongan, Bundaran Gladag.
Salah satu warga asal Cepu, Blora Abu Nadi, 60 mengaku baru kali ini menyaksikan kirab. Pasalnya pada momen-momen malam 1 Sura dia biasanya melakukan ziarah ke makam-makam tokoh besar.
“Ini baru pertama kali, saya tadi datang berombongan enam orang menggunakan mobil. Berangkat dari Cepu jam 12.00 WIB. Kalau tahun lalu saya malah ke Giri Bangun Mangadeg ziarah ke Makam Sambernyawa. Ternyata di sini ramainya luar biasa,” kata dia.
Abu Nadi memaknai 1 Sura sebagai momen untuk mengoreksi diri selama satu tahun ke belakang dan merencanakan hal-hal baik atau perbaikan diri di tahun yang baru. Dia berharap di tahun yang baru dia berharap perekonomian Indonesia semakin membaik dan tidak ada konflik horizontal maupun vertikal.
Sentimen: neutral (0%)