Sentimen
Undefined (0%)
25 Jun 2025 : 18.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Karanganyar, Klaten, Solo, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri

Tokoh Terkait

SGS 2025, Kadin Sragen Targetkan Transaksi 1 Bulan Tembus Rp1 Triliun

25 Jun 2025 : 18.02 Views 14

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

SGS 2025, Kadin Sragen Targetkan Transaksi 1 Bulan Tembus Rp1 Triliun

Esposin, SRAGEN—Soloraya Great Sale (SGS) 2025 akan digelar selama satu bulan penuh mulai 1-31 Juli 2025. Kabupaten Sragen mendapat kesempatan kali pertama untuk bergabung dengan SGS 2025 yang dimotori Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bersama pemerintah daerah (pemda) di wilayah Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten (Subosukawonosraten) atau Soloraya.

Kadin Sragen berani memasang target transaksi selama SGS 2025 di Sragen bisa mencapai Rp1 triliun. Penjelasan itu diungkapkan Ketua Kadin Sragen, Mualim Sugiono, kepada Espos.id, Rabu (25/6/2025) sore. Mualim yang juga Ketua Panitia SGS 2025 Wilayah Sragen menjelaskan SGS ini merupakan momentum strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat jejaring usaha, dan menciptakan sinergi lintassektoral dalam rangka penguatan Kawasan Aglomerasi EKonomi di Soloraya.

Dia menyampaikan Sragen memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang menonjol dibandingkan kabupaten/kota di Soloraya, karena Sragen menjadi lumbung padi nasional dan sekaligus lumbung padi terbesar kedua di Jawa Tengah (Jateng).

“Selain itu, Sragen juga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di sektor industri dan pariwisata. Di sektor pertanian, dengan dukungan alam melimpah maka Sragen mampu menjadi penopang kebutuhan pangan regional,” jelas dia.

Di sektor industri, Mualim menyampaikan Sragen memiliki akses dua exit tol di sisi Sragen Timur dan Pungkruk Sidoharjo yang memudahkan akses transportasi bagi industri-industri di Sragen. Dia melihat industri mulai tumbuh di Sragen karena Sragen memiliki upah minimum kabupaten (UMK) yang kompetitif dan ramah investasi. Demikian pula di sektor pariwisata, ujar dia, Sragen memiliki pesona destinasi wisata unggulan, seperti Museum Manusia Purba Sangiran, wisata religi New Kemukus, Pemandian Air Panas Bayanan, dan Sendang Kun Gerit di Gemolong, Sragen.

Mualim menargetkan transaksi belanja selama SGS 2025 di Sragen bisa sampai Rp1 triliun. Dia menjelaskan target itu realistis didasarkan pada perhitungan transaksi perdagangan di Sragen. Dia menjelaskan di luar adanya SGS, transaksi perdagangan di Sragen dalam setahun itu bisa sampai Rp8 triliun.

Dia mengatakan dengan transaksi rutin tahunan itu per bulan diketahui bisa Rp667 miliar. Dengan adanya momentum SGS 2025 ini, Mualim optimistis mampu mendongkrak transaksi menjadi Rp1 triliun.

“SGS 2025 ini memberi rangsangan berupa hadiah mobil dan aneka hadiah menarik lainnya. Dengan transaksi minimal Rp50.000 saja bisa mendapat satu kupon dan berkesempatan mendapatkan hadiah mobil. Rangsangan inilah yang diharapkan bisa mendongkrak nilai transaksi ekonomi di Sragen. Transaksi itu berasal dari sejumlah toko swalayan modern yang banyak di Sragen, seperti Luwes, Mitra, Matahari, dan pasar. Kemudian sektor perhotelan dan jasa lainnya juga bisa mendukung transaksi tersebut,” jelas Mualim.

Dia berpendapat partisipasi dalam SGS 2025 ini berpeluang strategis bagi Sragen terutama di sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi secara terpadu. Dia menilai SGS 2025 ini akan memberikan manfaat ganda bagi peserta, baik dalam promosi produk unggulan daerah, menarik investasi baru, dan mendukung tumbuhnya kunjungan wisatawan ke Sragen. Dia mengatakan SGS menjadi sarana kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perbankan, media massa, dan masyarakat.

“Saya menyambut antusias pelaksanaan SGS 2025. Kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik demi keberhasilan SGS yang tidak hanya menjadi kebanggaan bersama tetapi juga menjadi penggerak utama kemajuan ekonomi di Sragen dan Soloraya,” kata dia.

Sentimen: neutral (0%)