Esposin, DOHA — Kantor berita Tasnim melaporkan Iran meluncurkan enam rudal ke pangkalan udara Al-Udeid milik Amerika Serikat (AS) di Qatar sebagai balasan atas serangan mereka baru-baru ini ke tiga lokasi nuklir Iran, Senin (24/6/2025) malam. 

Akibatnya, negara tetangga mereka, Irak, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) menutup wilayah udara mereka, termasuk Qatar sendiri.

Otoritas Irak menangguhkan lalu lintas udara di Bandara Internasional Basra dan bandara lain di seluruh negeri, lapor koresponden Kantor Berita Shafaq.

Mengutip layanan pelacakan pesawat Flightradar, melaporkan bahwa wilayah udara UEA ditutup berdasarkan jalur penerbangan saat ini.

Selain itu, Urusan Penerbangan Sipil Bahrain mengumumkan penangguhan sementara navigasi udara di wilayah udara kerajaan sebagai tindakan pencegahan di tengah meningkatnya ketegangan regional.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada Senin malam menyebut operasi tersebut sebagai “Promise of Victory” alias “Janji Kemenangan”.

IRGC menyebut pangkalan militer tersebut adalah markas besar Angkatan Udara AS dan aset strategis terbesar militer AS di kawasan Asia Barat.

Sementara melansir Reuters, ledakan lebih lanjut terdengar di Doha dan sirene berbunyi di Bahrain, menurut laporan seorang saksi mata.

Dilansir dari iranintl, dalam sebuah pernyataan, Iran memberi Qatar jaminan bahwa pangkalan AS yang diserang rudal Iran berada jauh dari daerah permukiman, dan bahwa pangkalan itu tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi "negara Qatar yang bersaudara dan bersahabat serta rakyatnya."

"Iran berkomitmen untuk menjaga hubungan hangatnya dengan Qatar," kata Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dalam sebuah pernyataan.

IRGC mengklaim operasi terhadap pasukan AS di pangkalan Al-Udeid Qatar telah berhasil, dan bahwa "jumlah rudal yang digunakan sama dengan jumlah bom yang digunakan AS dalam serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran."

Iran mengoordinasikan serangan terhadap pangkalan udara AS di Qatar dengan pejabat Qatar dan memberikan pemberitahuan sebelumnya bahwa serangan akan dilakukan untuk meminimalkan korban, menurut laporan New York Times.