Sentimen
Undefined (0%)
23 Jun 2025 : 16.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Magelang, Semarang

Demo Tolak ODOL di Jalan Pantura Siliwangi Semarang, Ini Curhatan Sopir Truk

23 Jun 2025 : 16.10 Views 15

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Demo Tolak ODOL di Jalan Pantura Siliwangi Semarang, Ini Curhatan Sopir Truk

Esposin, SEMARANG – Sebanyak 1.500 pengemudi truk menggelar aksi atau demo solidaritas terkait peraturan zero over dimension overload (ODOL) di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah (Jateng), atau tepatnya di jalur Pantura Jalan Siliwangi, Kota Semarang, Senin (23/6/2025). Berikut ini keluhan atau curhatan para sopir truk mengenai nasib mereka selama ini.

Seorang sopir truk asal Kota Semarang, Nursholeh, selama sepekan di Juni ini bisa mengangkut dua kali orderan bahan pokok ke Kalimantan. Sekali jalan, pria usia 51 tahun itu hanya memperoleh uang saku Rp1.500.000.

“Tapi itu kotornya, belum sama makan, solar. Terus ada pungli seringnya pas perjalanan. Jadi seringnya sekali jalan ya cuma bisa ngantongi Rp500.000,” kata Nursholeh di sela aksi, Senin.

Oleh karenanya, aturan terkait zero ODOL benar-benar membuat para sopir truk delima. Mengingat, belum ada aturan jelas mengenai batas tarif bawah dan batas tarif atas untuk angkutan barang.

“Kalau bawa barang banyak, kena aturan ODOL. Tapi kalau cuma bawa dikit untungnya sedikit,” ucapnya.

Selain hanya memperoleh untung dikit, lanjut Nursholeh, bahan pokok yang dibawa juga bisa alami kenaikkan. Karena terkadang, ia terpaksa mematok tarif perjalanan serupa kepada pengusaha truk.

“Biar nutup kadang tak naikkan. Tapi kasihan masyarakat sebenarnya, pasti bahan-bahan pokok itu sampai sana harganya naik,” sambungnya yang sudah menjadi sopir selama 31 tahun.

Keluhan serupa juga disampaikan sopir truk lain asal Ibu Kota Jawa Tengah, Abi. Pria 23 tahun ini sering membawa kebutuhan bahan pokok antar kabupaten/kota di Jateng. “Pungline kacau Mas, mintane sih seiklase, tapi kadang matok Rp50.000,” kata Abi.

Adapun pungli yang biasanya Abi alami berada di sejumlah titik dj Jalur Timbangan. Kemudian di area Karangjati, Kabupaten Semarang. “[Oknum?] Kurang tahu. Tapi kadang ada yang pakai pakaian dinas,” bebernya.

Keluhan terkait pungli juga diutarakan oleh sopir truk asal Magelang. Pria yang enggak disebutkan namanya ini, terkadang juga harus merogoh kocek Rp50.000.

“Tapi sering, mas, (minta) seikhlasnya. Titiknya kadang di Timbangan, Magelangan juga ada. Terus Kabupaten Semarang,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Pengemudi Independen (API), Suroso, mengatakan pungli ada di mana-mana. Tak hanya premanisme, namun juga oknum.

“Persoalan pungli banyak. Kita akan bawa permasalahan ini ke Jakarta, ke Kementerian besok Selasa [24/6/2025],” kata Suroso.

Sekadar untuk diketahui, dalam aksi kali ini, perwakilan sopir truk diterima audiensi oleh Dishub Jateng. Terdapat sekitar 17 tuntutan yang telah diteken atau ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Kendati demikian, Dishub Jateng hanya bisa meneruskan permasalahan ini ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab, permasalahan ini, menjadi wewenang pusat.

Sentimen: neutral (0%)