Espos.id, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang pesawat Air India yang jatuh di Ahmedabad, India barat.

Menurut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, hal tersebut sudah dipastikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Mumbai yang menerima daftar penumpang pesawat nahas itu. “Berdasarkan manifes penumpang yang diperoleh KJRI Mumbai, tidak ada WNI yang menjadi penumpang di dalam pesawat yang dimaksud,” kata Judha melalui pernyataan tertulis, Kamis (12/6/2025).

Pesawat Air India penerbangan AI171 jatuh tak lama usai lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, India barat, Kamis siang waktu setempat untuk menjalani rute penerbangan ke Bandara Gatwick, London, Inggris.

Sementara menurut laporan Aljazeera, petugas pertolongan setempat menyebut sudah mengevakuasi antara 30-35 jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat. Petugas juga menyebut masih banyak orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan di kawasan permukiman padat yang letaknya lebih kurang 1,7 km dari bandara itu. 

Saluran TV CNN News-18 melaporkan pesawat Boeing 787 Dreamliner itu jatuh di bagian atas bangunan asrama sekolah kedokteran B.J. Medical College. Jumlah korban meninggal di bangunan itu dikhawatirkan juga banyak. Belum jelas berapa orang yang berada di bangunan itu saat musibah terjadi. Menurut sejumlah saksi mata, sejumlah orang terlihat meloncat dari lantai tiga dalam upaya menyelamatkan diri. 

Pengamat penerbangan Alex Macheras kepada Aljazeera menyebut lepas landas dan mendarat adalah dua proses terbang yang paling kritis. Kedua proses ini membutuhkan konsentrasi mental dan fisik level tertinggi dari para penerbang pesawat, sekaligus koordinasi dan komunikasi yang cermat antara penerbang, pengatur lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) di bandara setempat, serta pengawas penerbangan di area yang lebih luas. 

Video yang beredar luas dan kemudian diverifikasi oleh BBC menunjukkan pesawat nahas itu sudah terbang di atas kawasan permukiman, namun nampak seperti kesulitan menambah ketinggian, lalu menghilang di balik bangunan, dan setelahnya terlihat ledakan dan asap tebal membubung. 

“Ini semestinya akan menjadi salah satu fokus penyelidikan soal kenapa 787 Dreamliner ini yang sudah 11 tahun digunakan Air India dan lebih dari 1.100 unit dipakai di seluruh dunia terlihat sulit menambah ketinggian di fase kritis penerbangan," kata Macheras. Dia juga menyebut sudah mendengar komentar dari para eksekutif industri penerbangan yang sama-sama kaget melihat video penerbangan pesawat itu.