Sentimen
Undefined (0%)
12 Jun 2025 : 17.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok, Washington

Rupiah Menguat, Dipengaruhi Kesepakatan Dagang AS-China

12 Jun 2025 : 17.11 Views 4

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Rupiah Menguat, Dipengaruhi Kesepakatan Dagang AS-China

Espos.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis (12/6/2025) ini di Jakarta menguat sebesar 17 poin atau 0,11% menjadi Rp16.243 per dollar AS dari sebelumnya Rp16.260 per dollar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga menguat ke level Rp16.237 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.265 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dollar AS terpantau turun 0,31% ke posisi 98,32.

Sejumlah mata uang di Asia lainnya juga menguat. Yen Jepang menguat 0,52%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dollar Singapura menguat 0,21%, dan dollar Taiwan menguat 1,34%. Sementara won Korea Selatan menguat 0,77%, peso Filipina menguat 0,15%, yuan China menguat 0,10%, ringgit Malaysia menguat 0,17%, dan baht Thailand menguat 0,25%.

Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. “Washington akan mempertahankan total bea masuk sekitar 55% untuk impor Tiongkok, dengan Tiongkok mempertahankan bea masuk 10% untuk barang-barang Amerika,” ujarnya dalam kajiannya .

Diberitakan Anadolu, Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China "sudah selesai" dirundingkan dan tinggal menunggu persetujuan akhir dari presiden kedua negara. Perjanjian tersebut memberikan lisensi ekspor kepada Tiongkok untuk logam tanah jarang dan magnet. Adapun AS akan memenuhi kesepakatan yang menjadi bagiannya, termasuk mengizinkan mahasiswa asal China untuk tetap belajar di universitas-universitas di Amerika.

Trump menekankan bahwa dirinya dan Presiden China Xi Jinping akan bekerja sama erat untuk membuka pasar China bagi produk AS.

Sentimen dari domestik berasal dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Mei 2025 yang tetap berada pada level optimistis (indeks >100) sebesar 117,5 berdasarkan survei Konsumen Bank Indonesia (BI). Terjaganya keyakinan konsumen pada Mei 2025 ditopang Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimistis.

IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 106,0 dan 129,0, meski nilai lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 113,7 dan 129,8.

BI mencatat IKE Mei 2025 didukung oleh Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) yang berada pada level optimis masing-masing tercatat sebesar 118,1 dan 104,1, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 125,4 dan 113,9.

Sedangkan, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) tercatat turun ke level pesimistis sebesar 95,7.

Selanjutnya pada IEK, BI mencatat IEK yang tetap terjaga bersumber dari komponen Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) Mei 2025 tercatat sebesar 123,8, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 123,5.

Sementara, komponen Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) pada Mei 2025 masing-masing tercatat sebesar 135,4 dan 127,8, masih berada pada level optimis meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 137,5 dan 128,5.

Sentimen: neutral (0%)