Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Salat Idul Fitri
Hewan: Bebek
Kab/Kota: Penggilingan, Semarang
Daging Kurban Tak Hanya untuk Satai, Warga Semarang Pilih Olah Jadi Bakso
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Selepas hari raya Iduladha, suasana di beberapa sudut Kota Semarang masih terasa semarak, terutama di sentra penggilingan daging di Jalan Banteng, Kecamatan Gayamsari.
Tempat penggilingan itu masih ramai didatangi warga yang sengaja mengolah daging kurban menjadi bakso.
Warga Pedurungan, Huda, mengatakan dirinya rutin mengunjungi tempat penggilingan daging setiap mendapat daging kurban. Keluarganya lebih menyukai olahan daging kurban menjadi bakso ketimbang sate atau makanan lainnya.
“Ini giling tiga kilo. Buat bikin bakso sendiri di rumah. Bosen makan gule sama tongseng terus,” ujarnya sambil tersenyum saat ditemui Espos.id, Kamis (12/6/2025).
Saat Iduladha kemarin, Huda mendapat dua bungkus daging kurban. Alasan dia memilih mengolah menjadi bakso karena lebih tahan lama dan bisa dinikmati kapan saja. “Buat makan sendiri sama keluarga,” imbuhnya.
Lonjakan Penggilingan usai Iduladha
Sementara itu, salah satu pemilik usaha penggilingan daging, Kasmudi, mengakui setiap momen Iduladha selalu membawa berkah. Ada lonjakan pelanggan yang mendatangi tempat usahanya walaupun tidak terlalu signifikan.
“Saya sudah 15 tahun di sini, momen Iduladha kayak gini ya pasti ada peningkatan, meskipun nggak sebanyak dulu,” papar Kasmudi.
Menurutnya, dalam sehari usai Iduladha, ia bisa menggiling hingga 50 kilogram daging dari para pelanggan yang datang satu per satu. Biaya penggilingan pun masih terjangkau yakni hanya Rp5.000 per satu kilo daging.
“Biasanya mereka bawa sekilo, dua kilo. Dari dulu itu sekilonya menggiling daging disini cuman Rp5.000 belum pernah naik,” terangnya.
Bumbu Bakso Laris Manis
Tak hanya tempat penggilingan yang ramai, warung bumbu dapur juga kecipratan rezeki setiap momen Iduladha.
Anisa, salah satu karyawan warung ‘Bu Imam’ menyebut selepas salat Ied banyak masyarakat yang langsung datang membeli bahan bakso.
“Ramainya itu mulai hari Jumat sih, tapi saya baru buka Sabtu. Tetap ramai, habis nyembelih hewan kurban masyarakat langsung cari bumbu ke sini,” ungkap Anisa.
Bumbu bakso seperti bawang putih, garam, dan penyedap menjadi incaran utama. Namun di warungnya juga sudah menyediakan racikan bumbu bakso yang dibanderol mulai harga Rp20.000.
Anisa juga sering kali menyarankan penggunaan telur bebek untuk campuran bakso. “Rasanya lebih sedap. Walau amis sedikit, tapi enak,” tandasnya sambil tertawa kecil.
Meski tak seramai tahun-tahun sebelumnya, suasana selepas Iduladha di Semarang tetap hidup. Dari aroma bumbu bakso yang menggoda hingga deru mesin penggiling daging. Semangat warga mengolah berkah kurban tetap terasa hangat.
Sentimen: neutral (0%)