Esposin, SEMARANG – Belasan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Semarang terancam kekurangan peserta didik baru pada tahun ajaran 2025. Hingga pertengahan masa pendaftaran Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, sejumlah sekolah melaporkan jumlah pendaftar yang jauh di bawah daya tampung.

Berdasarkan data di laman resmi SPMB Kota Semarang, hingga Rabu (11/6/2025), masih banyak SD Negeri di Semarang yang belum memenuhi kuota siswa baru. Fenomena ini mengindikasikan adanya penurunan minat masyarakat terhadap beberapa SD negeri tertentu.

Contohnya, SDN Karangtempel yang hanya menerima 3 pendaftar dari kuota 28 siswa. Kondisi serupa terjadi di berbagai sekolah lainnya.

Daftar SD Negeri di Semarang yang Sepi Peminat di SPMB 2025:

• SDN Karangtempel – 3 siswa dari kuota 28
• SDN Petompon 03 – 16 siswa dari kuota 28
• SDN Gabahan – 7 siswa dari kuota 28
• SDN Karang Kidul – 9 siswa dari kuota 28
• SDN Sekayu – 9 siswa dari kuota 28
• SDN Tegalsari 02 – 9 siswa dari kuota 28
• SDN Randugarut – 11 siswa dari kuota 28
• SDN Bugangan 02 – 15 siswa dari kuota 28
• SDN Wonodri – 15 siswa dari kuota 28
• SDN Kandri 02 – 14 siswa dari kuota 28
• SDN Tinjomoyo 03 – 15 siswa dari kuota 28
• SDN Plalangan 02 – 16 siswa dari kuota 28
• SDN Gondorio – 18 siswa dari kuota 28

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang, Erwan Rachmat, menegaskan bahwa tidak akan ada gelombang kedua untuk pendaftaran SPMB tingkat SD.

“Dari aturan yang ada, SPMB hanya dilakukan satu gelombang. Tidak akan ada pendaftaran tambahan ataupun jalur offline,” ujar Erwan saat dikonfirmasi, Rabu (11/6/2025).

Erwan menjelaskan bahwa kuota yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke Kementerian Pendidikan tidak bisa diubah. Jika kuota tidak terpenuhi, pembelajaran tetap akan berjalan dengan jumlah siswa yang ada.

Pada tahun ini, daya tampung SD Negeri di Kota Semarang mencapai 14.476 siswa, sedangkan jumlah pendaftar per 11 Juni 2025 baru menyentuh angka 11.780 siswa. Artinya, masih ada lebih dari 2.600 kursi kosong.

“Kita tidak bisa berandai-andai. Saat ini pendaftaran masih berlangsung dan data terus bergerak. Namun, prinsipnya tetap satu gelombang,” pungkasnya.