Esposin, SOLO — Pemilik JKW Mahakam dan Dewi Iriana buka suara mengenai kabar viral di media sosial yang menyebut kapal tengah mengangkut muatan ore atau bijih nikel dari Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Berdasarkan penelusuran di laman Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan (Ditkapel Kemenhub), kapal-kapal dengan nama lambung TB JKW Mahakam dan tongkang Dewi Iriana tersebut memang benar adanya.

TB adalah singkatan dari tug boat atau kapal tunda, adalah kapal yang dirancang untuk menarik atau mendorong kapal lain. Kapal ini memiliki tenaga yang besar untuk melakukan manuver dan membantu kapal-kapal yang lebih besar di pelabuhan, sungai, atau laut lepas.

Sedangkan kapal barge alias tongkang adalah kapal tanpa mesin penggerak (piston) yang digunakan untuk mengangkut barang atau material berat di perairan. Tongkang biasanya ditarik oleh kapal lain seperti kapal tunda atau tug boat.

Dari penelusuran data pencarian kapal di situs Ditkapel Kemenhub, setidaknya ada 8 kapal yang bernama JKW Mahakam dan 6 kapal bernama Dewi Iriana, di mana kepemilikannya terafiliasi dengan empat perusahaan berbeda. 

Masih merujuk pada data yang diakses dari Ditkapel Kemenhub, beberapa kapal dengan nama JKW dimiliki oleh PT Pelita Samudera Sreeya (PSS). Perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT IMC Pelita Logistik Tbk (kode emiten: PSSI).

IMC Pelita Logistik adalah perusahaan angkutan laut terintegrasi untuk batubara dan produk mineral, mengoperasikan tug dan barge, floating loading facility, floating crane, dan kapal curah besar.

Sekretaris PT IMC Pelita Logistik Desi Femilinda Safitri, mengatakan dokumentasi yang beredar merupakan dokumentasi lama dan tidak mencerminkan kondisi operasional saat ini.

"Kapal yang disebut dalam pemberitaan saat ini sedang beroperasi di wilayah Kalimantan Timur dan tidak terkait dengan aktivitas pengangkutan di wilayah Raja Ampat," tulisnya, dikutip Rabu (11/6/2025).

Desi mengatakan PT IMC Pelita Logistik Tbk adalah perusahaan jasa logistik laut yang bergerak di bidang angkutan barang curah khususnya produk mineral melalui penyewaan kapal kepada berbagai klien di Indonesia.

Kegiatan usaha tersebut dilakukan berdasarkan kontrak kerja dan tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

“Perseroan (PT IMC Pelita Logistik Tbk) ingin menegaskan bahwa tidak memiliki afiliasi, kepemilikan, atau keterlibatan dalam aktivitas pertambangan, termasuk yang berada di wilayah Raja Ampat,” tulisnya.

Menurut Desi, peran PT IMC Pelita Logistik Tbk murni sebagai penyedia jasa transportasi laut, dan kegiatan operasional kapal-kapal kami dilakukan oleh penyewa berdasarkan kebutuhan logistik mereka. 

Penamaan kapal "JKW Mahakam" dan "Dewi Iriana" dilakukan oleh PT IMC Pelita Logistik Tbk berdasarkan pertimbangan internal dan tidak dimaksudkan untuk merujuk atau mengasosiasikan dengan tokoh publik mana pun, serta mengacu pada wilayah operasional di Kalimantan Timur, khususnya sekitar Sungai Mahakam.

Desi mengatakan PT IMC Pelita Logistik Tbk selalu berkomitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk keterbukaan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan.

“Perusahaan juga senantiasa memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tandasnya.