Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: iKON
Hewan: Kambing
Institusi: UGM
Kab/Kota: Dukuh, Klaten
Tokoh Terkait

Suroto
Mandiri, KWT Bulu Nanggulan Klaten Biayai Budi Daya Melon dari Panen Sayur
Espos.id
Jenis Media: Solopos
Esposin, KLATEN – Warga di Dukuh Bulu, RW 01, Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas, Klaten, yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) panen melon untuk kali pertama, Selasa (10/6/2025). Lokasi tanam melon itu memanfaatkan pekarangan rumah warga yang lama tak ditempati.
Aktivitas merawat kebun ketahanan pangan kampung itu sudah bergulir sekitar empat bulan terakhir. Menariknya, budi daya itu dibiayai secara mandiri oleh warga dari hasil panen sebelumnya.
Ketua RT 01/RW 01 Dukuh Bulu, Surono, mengungkapkan program itu digulirkan warga satu kampung setelah mengetahui pemerintah menggencarkan kegiatan ketahanan pangan.
Selain itu, ada program yang digulirkan pemerintah desa bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan membikin program Istana Padi Nusantara (IPN). Dalam program itu, setiap RW di Nanggulan diharapkan memiliki ikon bidang ketahanan pangan. RW 01 kemudian mengembangkan ikon melon.
“Kebetulan di sini sudah ada yang berpengalaman menanam melon, sehingga kami pilih melon untuk dibudidayakan,” kata Surono.
Surono mengungkapkan budi daya dilakukan menggunakan polybag. Budi daya dilakukan di alam terbuka.
“Kendalanya banyak, salah satunya hujan,” kata Surono.
Meski sederhana, Surono mengungkapkan budi daya dilakukan dengan perlakuan khusus agar menghasilkan melon berkualitas premium. Satu pohon dibuat berbuah satu biji dengan ukuran cukup besar.
Surono menjelaskan budi daya dilakukan secara mandiri. Hasil panen sebelumnya yakni sayuran dijual untuk membeli benih tanaman lain termasuk melon.
Salah satu pengurus KWT Mawar Melati, Pariyani, mengungkapkan pengembangan lahan ketahanan pangan itu sudah bergulir empat bulan terakhir.
Sebelumnya, warga menanam sayur berupa kangkung serta sawi. Hasil penjualan sayuran dimanfaatkan untuk membeli benih guna tanam selanjutnya termasuk tanam melon.
Kini, dalam satu pekarangan itu ada beraneka jenis tanaman mulai dari cabai, melon, mentimun, kacang panjang hingga terung. Soal pengelolaan, Partinah mengungkapkan dilakukan secara gotong royong. “Setiap hari bersama-sama mengelola pekarangan ini,” jelas Partinah.
Lokasi pengembangan lahan ketahanan pangan itu memanfaatkan pekarangan warga yang rumahnya kosong atau tak berpenghuni. Setelah mendapatkan izin pemilik pekarangan, warga memberdayakan lahan itu agar bisa produktif.
Kepala Desa (Kades) Nanggulan, Suroto, mengungkapkan program ketahanan pangan di RW 01 bergulir secara swadaya dan belum tersentuh bantuan pemerintah. Dia mengapresiasi kemandirian warga tersebut yang bisa ditularkan ke RW lainnya.
Suroto mengungkapkan desa bakal tetap mendukung dan memberikan program ketahanan pangan tersebut sesuai kebutuhan untuk menjaga konsistensi kegiatan KWT. Selain pertanian, Suroto juga menjelaskan warga setempat mengembangkan budi daya peternakan berupa kambing.
Sentimen: neutral (0%)