Esposin, SOLO -- Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau FPDIP DPRD Solo mengusulkan pembuatan Peraturan Daerah atau Perda tentang Perlindungan Konsumen Makanan/Kuliner.

Perda tersebut dinilai perlu untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para konsumen makanan di Kota Bengawan. Apalagi Solo merupakan kota wisata kuliner yang sudah kondang seantero Tanah Air.

"Fraksi PDIP memandang perlu untuk mengusulkan adanya Perda yang mengatur dan memberikan jaminan kejelasan kepada konsumen tentang produk makanan," ungkap Ketua FPDIP DPRD Solo, YF Sukasno, saat diwawancarai wartawan, Selasa (10/6/2025) siang.

Dia menjelaskan FPDIP mendapat banyak masukan dari tokoh dan masyarakat umum tentang pentingnya perda perlindungan konsumen makanan atau kuliner di Solo. Bukan hanya dari masyarakat, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, juga menginstruksikan hal yang sama.

"Solo sebagai kota kuliner yang sudah terkenal enak dan murah, memang perlu memberikan perlindungan terkait kejelasan tentang makanan. Ini sangat penting supaya masyarakat dan khususnya tamu dari luar kota, merasa yakin, aman, dan nyaman kulineran di Solo," kata dia.

Dengan hadirnya rasa aman dan nyaman di kalangan konsumen, Sukasno meyakini usaha kuliner di Solo bisa terus berkembang. "Kalau ada kepastian bisa mendorong meningkatnya usaha kuliner masyarakat karena konsumen merasa ada kejelasan," urai dia.

Sukasno menjelaskan untuk perlindungan konsumen harus ada Perda yang mengatur kejelasan status kuliner di Solo. Dengan begitu kejadian seperti Warung Ayam Goreng Widuran tidak terulang lagi. "Harapannya kejadian yang baru-baru ini terjadi seperti Ayam Goreng Widuran tidak terjadi lagi," ujar dia.

Sukasno mengajak fraksi-fraksi lain di DPRD Solo bersepakat dengan usulan pembuatan Perda Perlindungan Konsumen Makanan. "Kami segera berkoordinasi dengan tenaga ahli, kita lakukan kajian termasuk FGD untuk mendapatkan masukan masyarakat," tutur dia.

Selain itu FPDIP DPRD Solo sedang menyiapkan naskah akademis (NA) Raperda Perlindungan Konsumen Makanan.