Esposin, UNGARAN – Anggapan bahwa berjualan harus dilakukan di tempat yang luas, strategis, dan memiliki lahan parkir memadai agar dagangan laris, ternyata tidak selalu berlaku. Hal ini dibuktikan oleh usaha kuliner asal Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dikenal dengan nama Soto Nyelempit Bu Mulyadi.

Seperti namanya, akses masuk menuju warung soto di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa itu ada di tengah gang sempit di tengah ruko-ruko dan permukiman warga. Meskipun berada di gang sempit atau posisinya nyelempit, warung soto yang berdiri sejak 1999 tersebut hingga kini selalu ramai pengunjung. 

“Awal berdirinya saat ayah saya pensiun jadi anggota DPRD Kabupaten Semarang. Terus membuka warung ini bersama ibu tahun 1999. Dulunya itu berada di gang sempit jadi kalau makan uyel-uyelan [berdesakan] gitu,” kata Pemilik Soto Nylempit Bu Mulyadi, Yusak Joko, Selasa (10/6/2025).

Penamaan soto nyelempit sendiri merupakan pemberian dari para pelanggannya. Sebab jika waktu sarapan maupun makan siang pelanggan yang datang sampai berdesak-desakan dan makan di pinggir jalan perkampungan.

“Yang namain soto nyelempit ya para pelanggan sendiri. Tapi sekarang bagian belakang sudah agak luas dibangun sejak tahun 2020, agar pelanggan merasa nyaman. Kalau pintu masuknya tetap sempit. Hanya gang kecil yang bisa dilalui dua orang,” terang Joko.

Meski begitu, dalam sehari soto nyelempit Bu Mulyadi dapat menghabiskan lebih dari seratus porsi. Dengan memakai bumbu rahasia, kuliner ini menjadi jujugan bagi pembeli. Selain itu, Yusak mengungkapkan sang ibu juga masih aktif meracik bumbu-bumbu meskipun sudah berusia 78 tahun.

“Yang membuat beda dari yang lain itu karena kami memakai bumbu rahasia. Itu yang tahu hanya ibu saya. Karena memang yang meracik bumbu dari dulu hingga sekarang itu ibu saya,” bebernya.

Soto Nyelempit Bu Mulyadi buka mulai pukul 06.30 WIB sampai 15.00 WIB. Setiap harinya selalu habis satu panci besar yang untuk kuah. Pelanggan yang datang tidak hanya dari Ambarawa saja. Namun juga ada yang dari luar kota seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta,dan Solo.

“Biasanya warga sekitar, kan di sebelah ada Pasar Projo juga jadi pelanggan ada juga dari pedagang pasar dan ada juga pelanggan dari Jakarta, Semarang, Surabaya. Mereka menyempatkan ke sini setelah dari gua maria,” katanya.

Sementara salah seorang pembeli, Ita mengaku selalu membeli soto ini bersama teman dan keluarga karena warung makan ini bersih dan enak.

“Kalau warung ini ya bersih dan seperti tempo dulu gitu. Sotonya juga enak, gurih serta nikmat dan murah. Soto ini tipikal yang kuah bening jadi tambah nikmat,” kata Ita.

Satu porsi soto dijual Rp7.000, sup ayam Rp9.000 dan sup matahari hanya Rp15.000. Untuk aneka satai dan gorengan dihargai mulai Rp1.500 hingga Rp3.000.