Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: California, Los Angeles
Kasus: teror
Tokoh Terkait
Marinir Tangani Aksi Protes Aturan Imigrasi di Los Angeles, PBB Wanti-wanti Ini!
Espos.id
Jenis Media: Dunia

Esposin, LOS ANGELES — Militer Amerika Serikat memastikan pengerahan 700 personel Marinir ke wilayah Kabupaten Los Angeles di tengah gelombang protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.
“Sekitar 700 Marinir dari Batalion ke-2, Resimen Marinir ke-7, Divisi Marinir ke-1 akan bergabung secara terpadu dengan pasukan Title 10 di bawah Komando Gugus Tugas 51 di wilayah Los Angeles,” ujar Komando Utara AS dalam sebuah pernyataan resmi, dilansir Sputnik.
Kerusuhan pecah pada 7 Juni, menyusul penggerebekan besar-besaran oleh Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di pusat kota Los Angeles. Operasi tersebut bertujuan mengidentifikasi para imigran tanpa dokumen resmi.
Bentrok antara aparat dan demonstran terjadi di tengah kabar bahwa pemerintah federal berencana memotong sebagian dana bantuan untuk negara bagian tersebut.
Sehari setelah kerusuhan, Gedung Putih mengumumkan rencana pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke kota tersebut.
Namun, pejabat Kabupaten Los Angeles menyatakan bahwa mereka tidak pernah meminta kehadiran Garda Nasional dan menegaskan keputusan tersebut diambil tanpa konsultasi dengan pemerintah daerah.
Hal tersebut memicu ketegangan politik antara pemerintahan Republik di Gedung Putih dan kepemimpinan negara bagian California yang dikuasai Partai Demokrat.
Digugat Gubernur California
Menanggapi pengerahan militer itu, Gubernur California Gavin Newsom pada Senin (9/6/2025) mengumumkan gugatan hukum terhadap Presiden AS Donald Trump. Protes dilancarkan warga kota itu untuk menolak penggerebekan imigran oleh otoritas federal.
"Kami menggugat Donald Trump. Ini krisis yang dibesar-besarkan. Dia menciptakan ketakutan dan teror untuk mengambil alih militer negara bagian dan melanggar konstitusi AS," kata Newsom di platform X (dulu Twitter). Newsom berpendapat tindakan itu mengancam kedaulatan negara bagian California.
"Perintah ilegal yang ditandatanganinya bisa membuat dia mengerahkan militer ke NEGARA BAGIAN MANA PUN YANG DIINGINKANNYA," kata sang gubernur.
"Setiap gubernur — merah atau biru — harus menolak tindakan keterlaluan ini," kata Newsom, merujuk pada para pemimpin negara bagian yang dikuasai Partai Republik (merah/Trump) atau Partai Demokrat (biru/Newsom).
Dia menambahkan bahwa banyak orang sering melebih-lebihkan sesuatu, dan peristiwa di LA "bukan seperti itu."
“Ini adalah langkah yang jelas menuju otoritarianisme yang mengancam fondasi republik kita. Kita tidak boleh membiarkannya terjadi,” kata Newsom.
Duduk Perkara
Aksi protes di LA bermula pada Jumat setelah Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) menahan ratusan orang yang dituduh tinggal di kota itu secara ilegal.
Meski ditentang, pemerintah federal AS mengatakan akan terus melakukan razia terhadap para imigran gelap sebagai bagian dari tindakan tegas Trump.
Para pengkritik tindakan itu menuding Trump mengincar imigran gelap yang taat hukum — bagian penting dari masyarakat dan ekonomi lokal — ketimbang para penjahat.
Saat berkampanye dalam pemilihan presiden tahun lalu, Trump berjanji untuk mendeportasi para kriminal.
Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap bahwa protes di Los Angeles akan mereda dan organisasi internasional tersebut mencegah adanya langkah militerisasi lebih lanjut, kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.
"Kami tentu berharap bahwa semua pihak di lapangan akan meredakan situasi ... Kami tidak ingin melihat militerisasi lebih lanjut dalam situasi ini," kata Haq dalam pengarahan PBB ketika ditanya tentang sikap organisasi tersebut terhadap situasi di Los Angeles.
Sentimen: neutral (0%)