Esposin, SEMARANG – Ketua Partai Hanura Jawa Tengah (Jateng), Bambang Raya Saputra, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan praktik prostitusi dan pornografi yang melibatkan usaha hiburan malam miliknya, Mansion KTV Semarang.

Usaha yang berlokasi di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang itu, menjadi sorotan usai penggerebekan oleh Polda Jateng terkait dugaan adanya tarian striptis dan layanan prostitusi bertajuk “Mas Potato”.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, menyatakan bahwa BR mengetahui aktivitas ilegal yang berlangsung di tempat hiburan malam tersebut. Ia bahkan disebut turut menerima keuntungan dari layanan paket hiburan dewasa.

“BR sebagai pemilik tempat, ikut menerima aliran dana dari layanan prostitusi yang disebut paket ‘Mas Potato’,” jelas Kombes Artanto, Kamis (5/6/2025).

Dalam pernyataannya kepada media pada Jumat (6/6/2025), Bambang membenarkan bahwa dirinya adalah pemilik sah gedung Mansion KTV. Namun, ia mengklaim tidak terlibat langsung dalam operasional bisnis tersebut.

“Saya yang punya gedungnya, izinnya juga atas nama saya. Namun, operasionalnya bukan saya yang jalankan,” ujar Bambang.

Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Bambang kali terakhir melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2010.

Kala itu, Bambang masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang periode 2009-2014 dengan total kekayaan mencapai Rp18.834.669.023.

Adapun harta sebesar Rp18,8 miliar itu terdiri dari: harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan, harta bergerak, surat beharga, giro dan setara kas lainnya. Kemudian untuk piutang dan hutang, pada laporan LHKPN Bambang tercatat nol.

Lebih jelasnya, pada daftar harta tidak bergerak tanah dan bangunan, Bambang memiliki 29 tanah dengan luasan dan harga variatif. Namun, bila ditotal secara keseluruhan, kekayaan pada bagian ini mencapai Rp14,9 miliar.

Kemudian untuk alat transportasi dan mesin lainnya, Bambang memiliki tujuh mobil dan satu sepeda motor dengan total kekayaan Rp915 juta. Selain itu juga ada peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan usaha lainnya Rp300 juta.

Sedangkan untuk kekayaan pada harta bergerak lainnya Rp1,2 miliar, surat beharga Rp25 juta. Kemudian untuk giro dan setara kas lainnya Rp1,4 miliar.