Sebanyak 54.880 Warga Palestina Meninggal Sejak Awal Konflik 7 Oktober 2023
Espos.id
Jenis Media: Dunia

Espos.id, GAZA - Jumlah korban meninggal dunia akibat agresi militer Israel di Gaza sejak bermulanya konflik Palestina-Israel pada 7 Oktober 2023 telah menelan korban jiwa sebanya 54.880 warga Palestina. Jumlah korban luka mencapai 126.227 orang. Sementara sejak gencatan senjata yang sempat terjadi akhirnya berakhir pada 18 Maret 2025, sebanyak 4.603 warga Palestina meninggal dunia akibat pembantaian oleh pasukan Israel, sementara 14.186 orang lainnya terluka.
Data ini disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza seperti diberitakan Aljazeera pada Minggu (8/6/2025).
Dalam wawancara dengan Aljazeera, Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh, menjelaskan gawatnya kondisi di wilayahnya saat ini. Dia menyatakan dalam 48 jam semua rumah sakit tak bisa beroperasi karena ketiadaan bahan bakar untuk menghidupkan generator listrik. Menurut dia pasukan Israel mencegah pasokan BBM masuk ke Gaza sehingga mengancam operasi fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, persediaan obat-obatan dan peralatan kesehatan juga makin menipis.
"Truk-truk logistik WHO [badan kesehatan dunia PBB] kami tahu terparkir di Arish [di wilayah Mesir yang berbatasan dengan Gaza], kami minta mereka bisa segera diizinkan masuk," kata dia. "Kapan dunia dan organisasi-organisasi Islam bergerak untuk meruntuhkan blokade yang kami alami?" gugatnya.
Al-Bursh juga menyatakan sebanyak 300 pasien gagal ginjal kini terancam kehilangan nyawa jika hemodialisis tak bisa dilakukan karena listrik untuk mengoperasikan mesin-mesin itu terancam putus akibat generator kehabisan BBM. "Kami menghadapi bencana luar biasa jika rumah sakit-rumah sakit tak kunjung mendapat pasokan listrik," ujarnya.
Terpisah, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Sabtu (7/6/2025), melaporkan bahwa warga sipil yang kelaparan di Jalur Gaza menjadi sasaran serangan brutal pasukan Israel saat mereka berupaya mendapatkan makanan di pusat distribusi bantuan Rafah.
Dalam pernyataannya, UNRWA mengutip kesaksian seorang warga Palestina yang selamat dari serangan di pusat distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (Yayasan Kemanusiaan Gaza/GHF) bentukan Amerika Serikat dan Israel dengan dalih bantuan kemanusiaan. Menurut pernyataan UNRWA itu, warga Palestina yang kelaparan, dalam keputusasaan mencari makanan, justru menghadapi serangan brutal dari militer Israel di pusat-pusat distribusi tersebut sehingga nyawa mereka terancam.
Banyak di antara mereka pulang dengan tangan kosong setelah berhasil selamat dari serangan, tambah pernyataan itu. UNRWA menegaskan pentingnya segera mengaktifkan kembali distribusi bantuan yang aman bagi warga Gaza. Bantuan tersebut, menurut mereka, harus disalurkan melalui lembaga-lembaga resmi PBB, termasuk UNRWA.
Sejak 27 Mei, militer Israel melakukan serangan ke sejumlah zona distribusi bantuan yang didirikan GHF. Pasukan Zionis itu melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang berkumpul di pusat-pusat distribusi yang berada di "zona penyangga" buatan Israel.
Sentimen: neutral (0%)