Sentimen
Undefined (0%)
8 Jun 2025 : 20.10
Informasi Tambahan

Hewan: Babi

Kab/Kota: Solo, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Sarat Pesan Moral, Band Cadas asal Solo Down for Life Rilis Album Kalatidha

8 Jun 2025 : 20.10 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Entertainment

Sarat Pesan Moral, Band Cadas asal Solo Down for Life Rilis Album Kalatidha

Esposin, SOLO — Band beraliran musik cadas asal Kota Solo, Down for Life, menelurkan album terbaru mereka bertajuk Kalatidha. Album yang diproduksi label rekaman Blackandje Records itu sudah bisa dinikmati pencinta musik Tanah Air  sejak Sabtu (31/5/2025).

Vokalis Down for Life, Stephanus Adjie, mengatakan album terbaru ini seperti perjalanan spiritual bagi Down for Life dalam bermusik. Album itu sekaligus menandai perjalanan bermusik mereka selama 25 tahun yang selalu konsisten membuat lagu-lagu penuh kritik sosial-politik.

Konsistensi itu juga tergambar dalam rilisan terbaru yang membawa pesan moral kuat. Nama album tersebut diambil dari Serat Jangka Jayabaya yang ditulis oleh Ranggawarsita. Kalatidha berarti zaman edan.

“Memaknai budaya dan spiritual Jawa tentang periode waktu kehidupan, era di mana tatanan budi pekerti, etika, dan moral tidak lagi dianggap penting. Hal baik-buruk, benar-salah, semua  dikesampingkan atas dasar nafsu keserakahan dan kekuasaan duniawi,” kata Adjie melalui keterangan tertulis yang diterima Espos, Minggu (8/6/2025).

Sebagaimana ciri khas lagu-lagu Down for Life sebelumnya, di album ini mereka bercerita tentang masalah sosial, lingkungan, hingga menyinggung soal sepak bola. Misalnya dalam lagu berjudul Children of Eden, yang bercerita tentang anak-anak berkebutuhan khusus.

Lalu dengan alunan musik keras, Adjie dan kawan-kawan menyinggung kerusakan alam yang dilakukan perusahaan atas nama keuntungan ekonomi semata. Protes dilantunkan para personel dalam rilisan lagu berjudul Prahara Jenggala yang secara gamblang menampilkan perlawanan masyarakat adat akibat tersingkir oleh proyek strategis dan eksploitasi alam.

Adjie menjelaskan band yang sudah terbentuk sejak 1999 itu juga merilis video musik Prahara Jenggala dikerjakan berkolaborasi dengan Trend Asia dan masuk dalam kompilasi Sonic/ Panic Vol. 2 rilisan Alarm Records/ IKLIM. 

Tidak hanya soal isu sosial, dalam album tersebut band asal Kota Bengawan itu juga membuat karya tentang sepak bola yang berkolaborasi dengan suporter Persis Solo, Ultras 1923. Lagu itu berjudul Sambernyawa. “Lagu itu anthem penyemangat bagi klub sepak bola kebanggaan dari kota asal mereka, Persis Solo,” kata Adjie. 

Butuh Waktu 6 Tahun

Adjie menceritakan proses penggarapan album tidak mudah karena digarap di tengah jadwal manggung yang padat dan kesibukan masing-masing personel. Ditambah saat proses rekaman, juga terjadi pandemi di Indonesia. Diperlukan waktu hingga enam tahun hingga berasil mengemas 10 komposisi musik yang keras, berat, dan gelap. 

Dia mengatakan sebagian besar materi musik direkam di Studio Darktones, Jakarta Timur, di bawah arahan produser Adria Sarvianto, yang juga mengerjakan mixing di Studio Darling di Jakarta. Ia pun terlibat dalam proses ini.

“Sebagian lagi dikerjakan di Studio Kua Etnika Yogyakarta, Studio Krisna Siregar Music, dan Studio Nocturnal Blazze di Jakarta Selatan, dan Studio Winsome di Solo,” katanya.

Sedangkan proses akhir atau mastering melibatkan produsen asal Amerika, Machine atau bernama asli Gene Freeman. Machine adalah produser yang juga menggarap album band metal/rock kenamaan dari Negeri Paman Sam seperti Lamb Of God, Clutch, hingga Suicide Silence

“Proses mastering dilakukan di studio recording Machine Shop di Austin, Texas, Amerika Serikat,” katanya. Sedangkan ilustrasi album dikerjakan Akmal Abdurrahman dan Ardha Lepa dengan desain grafis oleh Jahlo Gomes.

Kalatidha mengobati kerinduan pencinta musik cadas Down for Life. Album itu keluar cukup lama, berselang delapan tahun setelah rilisan Extended Play (EP) atau album mini berjudul Menantang Langit (demajors, 2017). 

EP itu merupakan kelanjutan dari dua album penuh sebelumnya Himne Perang Akhir Pekan (Sepsis Records/demajors, 2013) dan Simponi Kebisingan Babi Neraka (Belukar Records, 2008).

Down for Life saat ini beranggotakan delapan personel yaitu Stephanus Adjie (vokal), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), Ahmad Ashar “Jojo” Hanafi (bass), Mattheus Aditirtono (bass), Muhammad Abdul Latief (drum), Adria Sarvianto (sequencer) dan Muhammad Firman “Bolie” Prasetyo (sequencer). 

Sedangkan di beberapa panggung sering juga dibantu drummer Alvin Eka Putra (Noxa, Bongabonga, Dead Pits) dan Rangga Yudhistira (Hands Upon Salvation). Album Kalatidha dirilis dalam bentuk CD dan vinyl (black & red marble) dengan susunan sepuluh lagu, antara lain:

  1. Buko Gunungan (intro) oleh Ari Wvlv dan Gayam 16
  2. Kalatidha (dibantu oleh Eko Warsito)
  3. Mantra Bentala
  4. Children of Eden
  5. Apokaliptika
  6. The Betrayal (dibantu oleh Bernice Nikki)
  7. Prahara Jenggala
  8. Sangkakala I
  9. Sangkakala II
  10. Sambernyawa (dibantu oleh Ultras 1923)

Sentimen: neutral (0%)