Sentimen
Undefined (0%)
8 Jun 2025 : 18.53
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Idul Adha 1441 Hijriah

Kab/Kota: Angke, Gunung, Gunungkidul, Jati, Solo

Tokoh Terkait
Achmad Hariadi

Achmad Hariadi

Eco Qurban dan Sejumlah Upaya Penyelamatan Lingkungan di Momen Iduladha 2025

8 Jun 2025 : 18.53 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Eco Qurban dan Sejumlah Upaya Penyelamatan Lingkungan di Momen Iduladha 2025

Esposin, SOLO -- Berbagai upaya penyelamatan lingkungan dilakukan oleh sejumlah pihak pada momen Iduladha 2025. Mulai dari komitmen tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus daging kurban hingga pemanfaatan limbah hewan kurban sebagai pupuk organik.

Pemanfaatan limbah hewan kurban menjadi pupuk organik dilakukan oleh masyarakat di wilayah Kelurahan Angke. Total ada 115 kilogram limbah yang mereka proses sebagai pupuk organik.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi, mendukung upaya yang disebut sebagai eco-kurban atau konsep kurban yang memperhatikan aspek lingkungan.

"Semangat eco-kurban itu hal penting dalam rangkaian penyelenggaraan Idul Adha setiap tahunnya, baik dari tempat kandang hewan kurban, penyembelihan sampai pembersihan lokasi penyembelihan," kata Hariadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).

Achmad mengapresiasi Kelurahan Angke beserta jajarannya atas inisiasi tersebut.  "Pelaksanaan ibadah kurban yang memperhatikan aspek lingkungan berkelanjutan itu memberi manfaat bagi masyarakat dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan," ujar dia.

Sekretaris Kelurahan Angke, Anjas Umaryadi, mengatakan upaya itu masih perdana dan uji coba dengan rincian sampah padat sebanyak 115 kilogram dan sampah cair sebanyak 22,5 liter. 

"Saat ini kami baru mengambil limbah dari lima lokasi pemotongan hewan kurban. Jadi tidak semua lokasi kami ambil limbah karena keterbatasan tempat pengelolaan composting," kata dia.

Anjas merinci, sampah organik yang diolah utamanya adalah kotoran hewan, isi perut, cairan darah hewan, dan limbah organik lainnya. 

"Itu diambil dari masjid dan mushola untuk kemudian dikirim ke instalasi composting yang berlokasi di RW 10 Kelurahan Angke. Sedangkan limbah dari Kantor Kelurahan Angke langsung diproses di instalasi composting di Area Kantor Kelurahan Angke," kata dia.

Selanjutnya, limbah dikumpulkan pada kotak kompos serta ditutup dengan lapisan kompos dan tanah di atasnya untuk menghindari bau.

"Upaya ini diharapkan dapat mengurangi volume limbah organik yang dibuang ke saluran air dan ke TPST Bantar Gebang dan untuk masa mendatang dapat ditingkatkan volumenya dengan mengangkut limbah dari musala atau masjid lainnya," ujarnya.

Kantong Plastik

Di sisi lain, sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyerukan pemerintah daerah dan masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus daging kurban saat Iduladha 2025.

Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq melalui Surat Edaran (SE) Nomor 04 tahun 2025 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik. 

Melalui SE tersebut, Hanif juga mengingatkan pelaksanaan pembagian atau pendistribusian daging kurban berpotensi meningkatkan sampah plastik ketika menggunakan kantong plastik sekali pakai.

"Momentum penyelenggaraan Hari Raya Iduladha 2025 Masehi [1446 Hijriah] jatuh pada bulan Juni 2025 bersamaan dengan penyelenggaraan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengusung tema Mengakhiri Polusi Plastik terasa sangat tepat kita mulai dengan semangat untuk menjaga kondisi tetap minim sampah," jelas Hanif dalam SE.

KLH meminta pemerintah daerah meneruskan SE tersebut kepada masyarakat melalui sosialisasi secara masif baik secara langsung maupun daring.

Selanjutnya, pemerintah daerah diminta menyediakan sarana prasarana pengelolaan sampah di lokasi salat Iduladha maupun lokasi penyembelihan dan pembagian daging kurban. 

Selanjutnya, diharapkan ada satuan tugas khusus di lapangan yang dapat menangani sampah sekaligus sebagai tenaga kampanye dan edukasi publik dalam pengurangan sampah plastik. 

"Mengimbau dan mengajak panitia pembagian daging kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik dan/atau mengimbau masyarakat untuk membawa wadah plastik sendiri yang dapat dipakai ulang untuk mewadahi pembagian daging kurban," tulis KLH dalam SE tersebut.

Pengganti kantong plastik dapat menggunakan daun seperti daun pisang atau daun jati, wadah anyaman, besek atau wadah lain yang bisa dikomposkan.

Program Alam Lestari

Senada, dalam rangka menyukseskan Program Alam Lestari, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul meminta para panitia hari besar Islam (PHBI) melakukan upaya pengurangan sampah plastik saat momen Iduladha.

Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Bupati Gunungkidul Nomor 34 Tahun 2025 tentang Gerakan Idul Adha Tanpa Plastik di Kabupaten Gunungkidul.  Poin-poin penting aturan tersebut di antaranya penggunaan alas salat Iduladha dengan bahan yang bisa dipakai ulang.

Selanjutnya, panitia kurban di masjid maupun sekolah yang melakukan penyembelihan kurban tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus.

Opsi dari Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul yakni warga diminta membawa sendiri wadah daging kurban atau mengganti pembungkus dengan daun, atau anyaman bambu.

Panitia kurban juga dilarang mencuci dan menjual jeroan hewan kurban di sungai atau sumber mata air lainnya karena mencemari lingkungan. 

Selanjutnya, Bupati Gunungkidul juga menyediakan satuan tugas khusus di lapangan yang menangani sampah, sekaligus sebagai tenaga kampanye dan edukasi publik dalam pengurangan sampah plastik.

Hal serupa juga dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo. Dilansir Harian Jogja, Senin (19/5/2025), mereka mengeluarkan SE pelaksanaan hari raya Iduladha tanpa plastik. 

SE tersebut ditujukan kepada para pengurus masjid, satuan pendidikan, organisasi keagamaan, kelompok masyarakat atau lainnya penyelenggara dan panitia pembagian daging kurban.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo menyarankan pengganti plastik bisa berupa daun pisang, jati, atau kelapa dan bisa pakai anyaman bambu yang biasa dikenal dengan besek.

Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Persampahan dan Pertamanan DLH Kulonprogo, Ade Wahyudiyanto menyampaikan, SE tersebut rutin setiap Iduladha meskipun sifatnya hanya sebatas himbauan saja.

"Sehingga belum bisa memaksakan harus atau bagaimana, memang sedikit memaksa tetapi tidak wajib," kata dia, Senin.

Alasan keberadaan SE tersebut untuk mengurangi timbulan sampah plastik saat Iduladha. Selain itu, penggunaan wadah tanpa plastik juga menjaga kesehatan dari daging kurban itu sendiri menjadi lebih higienis.

Sebab, katanya, penggunaan kantong plastik kresek khususnya yang warna hitam itu mengandung amisogen dan sebagainya yang tidak baik bagi kesehatan. Apalagi sampah plastik itu tidak mudah diurai dalam waktu hitungan hari tetapi bisa bertahan lama.

"Harapannya implementasi ini bisa dibiasakan seterusnya tidak hanya saat Iduladha saja," sambungnya.

Apalagi masyarakat sudah terbiasa menggunakan kantong plastik sebagai wadah. Ade mengatakan selama ini konsumsi sampah plastik meningkat tiap Iduladha.

"Padahal ada wadah selain plastik yang tidak sekali pakai seperti baskom misalnya," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kulonprogo, Wahib Jamil, turut mendukung SE tersebut. Hal itu sejalan dengan program eko-teologi di Kemenag yang mengajarkan tentang keselarasan antara agama dan lingkungan hidup.

"Kami menyampaikan ke semua takmir masjid melalui KUA, penyuluh agama, dan tokoh agama untuk diteruskan ke pengurus masjid agar tidak pakai plastik sebagai wadah daging kurban," kata dia.

Sentimen: neutral (0%)