Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Gajah
Kab/Kota: Kediri, Sleman, Solo, Sragen, Tiongkok
Partai Terkait
Branding Sragen Diharapkan Munculkan Aktivitas Kreatif dan Pertumbuhan Ekonomi
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN-City branding yang dibangun Bupati Sragen Sigit Pamungkas yaitu Sragen The Land of Java Man diharapkan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi baru, utamanya ekonomi kreatif masyarakat. Dengan branding yang kuat dan diikuti dengan sajian-sajian aktivitas ekonomi kreatif berpeluang mendatangkan banyak orang datang ke Sragen.
Demikian diungkapkan pengamat EKonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mulyanto, kepada Espos.id, Senin (19/5/2025). Dia menyampaikan branding Sragen The Land of Java Man itu secara ekonomi harus diikuti dengan menjual objek-objek yang bisa dijual untuk mendatangkan uang ke Sragen. Dia menjelaskan ketika suatu branding bisa berdampak pada daya tarik wisata maka akan lebih cepat dampaknya bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi baru.
“Misalnya branding dikuti dengan pengenalan objek yang bisa dinikmati dan menarik untukk dikunjungi. Orang akan berbondong datang bawa uang yang akan dibelanjakan di Sragen. Obyek yang bisa dibeli ini yang bernilai ekonomi bagi Pemkab Sragen dan memiliki daya tarik,” ujar Mulyanto.
Dia menerangkan objek bernilai itu bisa bernilai budaya, seperti yang ada di Sangiran dan bentuknya bisa berupa kerajian, kain batik, dan barang lainnya. Dia mengatakan ketika objek bernilai itu sudah ada maka tinggal menambah objek-objek buatan yang bisa menarik wisatawan dan tentunya tidak dimiliki daerah-daerah lain. Mulyanto melihat sebenarnya objek-objek yang sudah dipasarkan dan ditemukan di Internet itu harus dikelola lagi dengan baik dan optimal.
Ketika mengangkat tourism based experience, Mulyanto mempertanyakan pengalaman khusus apa yang ditawarkan di Sragen. Dia menyarankan pengalaman itu tentunya harus memiliki keunikan tinggi dan dikemas dengan sajian objek wisata yang menarik memungkinkan untuk dicoba dan dipromosikan. Dia mengatakan objek wisata pengalaman itu harus berbasis kegiatan nyata yang sudah ada dan disertai dengan kemasan paket-paket wisata beserta pilihan harga sehingga wisatawan punya pilihan.
“Setiap kemasan wisata jangan lupa memasukkan aspek kuliner yang bisa dinikmati wisatawan. Orang punya ekpektasi yang tinggi pada objek yang menarik kalau disertai dengan suguhan makanan yang nikmat,” jelas Mulyanto yang juga akademisi di Fakultas Ekonomi UNS.
Legislator DPRD Sragen, Widodo, menyambut baik dengan branding Sragen yang baru itu. Mantan Kepala Desa Krikilan, Kalijambe, itu menilai Sangiran hanya ada di Sragen dan tidak ditemukan di negara mana pun karena Sangiran satu-satunya wisata yang menyimpan sejarah zaman purba.
“Sangiran aset yang luar biasa ini. Tentunya Pemerintah Daerah harus betul-betul serius dalam menanganinya agar menjadi wisata yang dibutuhkan masyarakat. Saya yakin kalau Pemerintah Daerah serius pasti akan menjadi sumber PAD yang luar biasa,” ujar dia.
Legislator dari Partai Demokrat Sragen, Budiono Rahmadi, menerangkan branding itu merupakan ide bagus karena dengan branding itu Pemkab bisa mengurai sejarahnya dan bisa mengedukasi generasi Z dan generasi milenial untuk mengetahui sejarah dengan cara berkunjung ke Sragen. Branding Sragen The Land of Java Man yang kuat, jelas dia, bisa memberi bobot tersendiri bagi Sragen sehingga orang tertarik datang ke Sragen.
Budiono berharap branding baru Sragen itu bisa memunculkan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya, utamanya ekonomi kreatif. Dia meminta tidak hanya berhasil di branding daerah tetapi branding itu harus bisa melahirkan produk ekonomi kreatif baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
“Sejarah itu penting. Masyarakat Sragen harus tahu karena sejarah itu jadi power atau sugesti. Kalau melihat Kediri memiliki sejarah kerajaan yang kuat, Solo pun kuat dengan sejarahnya, Jogja juga demikian. Daerah dengan sejarah kuat itu relatif lebih maju. Dengan The Land of Java Man ini, Sragen punya sejarah panjang yang tua. Seperti China itu keberhasilannya memiliki sejarah kuat Tiongkok kuno sehingga tidak takut dengan Amerika sebagai negara imigran,” ujar dia.
Budiono menyampaikan kegiatan ekonomi yang dimaksud bisa dalam bentuk pameran pernak-pernik suvenir tentang The Land of Java Man, seperti kaus, gantungan kunci, topi, ikat pinggang, dan seterusnya yang berbau sejarah manusia purba. Dia berpendapat semua ikhtiar yang berkaitan dengan program pemerintah itu pasti ujungnya punya target untuk meningkatkan perekonomian, pendapatan asli daerah (PAD), dan pengetasan kemiskinan dengan persentase berbeda-beda.
Dia menjelaskan kalau mendatangkan investor untuk membuka lapangan kerja padat karya maka itu yang lebih langsung bisa dirasakan dalam meningkatkan perekonomian. Nah, kalau branding ini, kata dia, harus punya efek jangka Panjang.
“Sigit ini sebenarnya meneruskan Mbak Yuni dalam membranding Sragen dengan manusia purba. Kalau Mbak Yuni lewat gading gajah maka Sigit lewat mengedukasi cerita The Land of Java Man. Langkah selanjutnya lebih bisa mengakumulasikan branding yang berefek kepada kegiatan ekonomi, terutama ekonomi kreatif,” kata Budiono.
Dia menerangkan peran DPRD bisa mengusulkan adanya program kunjungan kerja dengan syarat harus berkunjung ke gerai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang isinya pernik-pernik produk berkaitan dengan branding Sragen. Dia berharap ada semacam etalasi UMKM di DPRD agar para tamu bisa membelinya seperti yang dilakukan DPRD Kabupaten Sleman.
Sentimen: neutral (0%)