Esposin, SEMARANG--Ajang Soloraya Great Sale akan digelar pada bulan Juli 2025 mendatang. Terkait hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berharap event tersebut dapat menjadi percontohan dalam pengembangan ekonomi aglomerasi di wilayah eks keresidenan lain di provinsi setempat.

"Nafasnya aglomerasi itu menumbuhkan ekonomi baru," kata Luthfi, saat menerima audiensi dari panitia Solo Raya Great Sale di Semarang, Jumat (16/5/2025).

Oleh sebab itu, lanjut dia, pelaksanaan Soloraya Great Sale tidak boleh tersentralisasi pada satu kabupaten/kota supaya ada suatu kebersamaan dalam pengembangan ekonomi.

Diberitakan sebelumnya, Soloraya Great Sale akan menjadi event pertama setelah adanya Solo Great Sale, yang nantinya akan menonjolkan kolaborasi lintas daerah di Soloraya.

Pada Jumat (25/4/2025), logo Soloraya Great Sale diluncurkan. Logo berbentuk gunungan wayang dengan tujuh kombinasi warna, melambangkan tujuh wilayah yang ada di Soloraya atau eks Keresidenan Surakarta, yakni Solo, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Karanganyar dan Sragen. 

Dalam pelaksanaan Soloraya Great Sale akan ada sejumlah kegiatan yang tersebar di semua wilayah Soloraya. Sektor yang akan diangkat pada event tersebut adalah trade, tourism, dan investment (perdagangan, pariwisata dan investasi). 

Lebih lanjut, Gubernur Luthfi menyatakan telah menjadwalkan pertemuan dengan seluruh bupati/wali kota, baik dari eks Keresidenan Surakarta maupun eks keresidenan lainnya untuk membahas mengenai potensi pengembangan ekonomi baru.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo Ferry Septha Indrianto mengungkapkan agenda Soloraya Great Sale merupakan salah satu cara untuk merekatkan hubungan antardaerah.

Dia menuturkan butuh dukungan banyak pihak untuk menyemarakkan agenda tersebut, seperti PT KAI yang sepakat memberi diskon tiket 10 persen untuk penumpang yang naik atau turun di Stasiun Solo Balapan.

Dari sisi pemerintah daerah, pihaknya berharap berkenan memberikan diskon pajak untuk media promosi Soloraya Great Sale, retribusi pedagang, dan lainnya.

Sementara itu, Ketua Kadin Jateng Harry Nuryanto Soediro menyatakan dukungan Gubernur Jateng dibutuhkan untuk menyatukan pemahaman pemangku kepentingan di Soloraya.

"Seperti disampaikan Pak Gubernur, di Soloraya ini agar bisa kompak untuk melakukan kegiatan pertumbuhan ekonomi secara bersama," katanya.