Sentimen
Negatif (100%)
9 Mei 2025 : 20.04
Tokoh Terkait

Diderita oleh Selena Gomez, Lupus Bisa Diidap Siapa Saja, Ketahui Faktor Risikonya - Halaman all

9 Mei 2025 : 20.04 Views 25

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Kesehatan

Diderita oleh Selena Gomez, Lupus Bisa Diidap Siapa Saja, Ketahui Faktor Risikonya - Halaman all

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selena Gomez, penyanyi dan aktris asal Amerika Serikat, pernah berbagi kisah soal keinginannya memiliki seorang anak.

Namun Gomez mengungkapkan bahwa ia tak bisa mengandung anak karena masalah kesehatan yang dihadapi.

Pelantun ‘Wolves’ ini memang telah diketahui lama menderita lupus, penyakit autoimun yang didiagnosis pada 2015.

Menurut Dokter spesialis penyakit dalam RS Kariadi dr Fenda Adita, SpPD FINASIM ungkap jika penyakit ini bisa menyerang siapa saja.

"Iya, mulai dari anak sampai tua bisa berisiko," ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Jumat (9/5/2025).

Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan kondisi di mana tubuh menyerang dirinya sendiri karena kelainan pada sistem kekebalan tubuh.

Gejala yang muncul pun beraga antara satu pasien dengan lainnya, tergantung pada organ yang diserang.

Organ yang sering terlibat meliputi kulit, ginjal, sendi, paru-paru, dan bahkan otak.

Ia mengungkapkan jika ada faktor risiko pencetus munculnya penyakit lupus.

Salah satunya adalah faktor genetik, sehingga penyakit ini sulit untuk dilakukan pencegahan.

"Karena kan kita harus cek secara genetik ya, dan itu pun dengan harga yang mahal. Itu yang kesulitan kita di Indonesia untuk mendeteksi genetik," imbuhnya.

Genetik memang menjadi salah satu penyebab utama lupus.

Jika ada anggota keluarga yang menderita lupus, risiko untuk mengembangkan penyakit ini juga meningkat.

Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga lupus pasti akan mengidapnya.

Faktor kedua adalah dari segi hormonal. Diketahui jika pasien dengan lupus memiliki hormon estrogen yang lebih tinggi daripada orang yang bukan lupus.

"Kalau pada laki-laki lebih ke androgennya yang turun. Tapi kalau pada perempuan, hormon estrogen yang berlebih. Selain hormon estrogen, prolaktinya juga meningkat," imbuhnya.

Terakhir, faktor pencetus adalah lingkungan. Lebih lanjut dr Fenda Adita pun menjelaskan faktor lingkungan seperti apa yang bisa mencetuskan lupus.

Salah satunya seperti infeksi virus berkali-kali, hingga gaya hidup yang tidak sehat.

Terutama infeksi virus dari Epstein-Barr (EBV), serta paparan bahan kimia berbahaya seperti silika dan timah.

"Yang paling sering itu infeksi virus ya. Kemudian yang kedua lifestyle. Kehidupan instan. Kemudian tentunya pengaruh kimia seperti silika, timah, dan yang lain. Di lingkungan itu baru nanti mencetuskan adanya auto-immunitis atau disini penyakit lupus," paparnya.

Selain itu stres berkepanjangan juga bisa menjadi pencetus munculnya penyakit lupus.

Hal ini dikarenakan stres dapat memperburuk gejala dan mempercepat perkembangan penyakit pada individu yang sudah memiliki faktor genetik atau auto anti bodi lupus.

Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan menurut dr Fenda bisa dengan vaksin untuk mencegah infeksi.

Dan, menjalani pola hidup yang sehat, serta menjauhi hal-hal yang memicu stres.

Sentimen: negatif (100%)