Sentimen
Informasi Tambahan
Event: salat Jumat
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Magelang
Tokoh Terkait
25 Terluka dan 4 Meninggal Akibat Tembok Kolam Ambrol
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Tragedi memilukan terjadi di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jumat 25 April 2025 pagi.
Sebuah tembok kolam penampungan air di area pondok pesantren itu ambrol setelah dipicu tanah longsor, menimpa puluhan santri yang sedang mengantre mandi. Empat santri dilaporkan meninggal dunia dan 25 lainnya mengalami luka-luka.
Kronologi Kejadian
Peristiwa terjadi sekitar pukul 10.30 WIB saat para santri bersiap melaksanakan salat Jumat. Posisi kamar mandi yang berada tepat di depan kolam penampungan air membuat para santri berada dalam posisi rentan saat longsor terjadi.
“Pada jam itu, 10.30 WIB, kegiatan santri untuk mandi persiapan ke masjid. Jadi, mereka mandi semuanya, antre semuanya. Dan tidak disangka, tidak ada yang tahu ada kejadian seperti itu,” tutur Muhib Huda Muhammadi, guru senior Pondok Modern Gontor 5, kepada wartawan.
Dia menjelaskan, tembok kolam berada di bagian belakang kamar mandi dan menimpa langsung area tempat para santri berkumpul.
“Jadi, posisi kolam itu ada di sebelah kamar mandi. Ada asrama, belakangnya kamar mandi, lalu kolam. Di situ kejadiannya. Akhirnya mereka tertimpa tembok kolam penampungan air,” ujar Muhib.
Evakuasi Berlangsung 13 Jam
Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, menyatakan bahwa proses evakuasi memakan waktu panjang akibat sulitnya akses dan ketebalan material bangunan.
“Tebalnya fondasi yang menimpa tembok kamar mandi cukup mempersulit kami evakuasi juga dengan celah ruangan yang sempit,” ucapnya, Sabtu 26 April 2025.
Petugas dari BPBD Kabupaten Magelang, Basarnas, Damkar, TNI, Polri, serta relawan gabungan bekerja tanpa henti hingga malam hari. Proses evakuasi terakhir selesai setelah lebih dari 13 jam.
Kondisi Korban
Para korban langsung dilarikan ke RSUD Merah Putih Magelang. Direktur RSUD Merah Putih, dr. Leli Puspitowati, menyampaikan total korban mencapai 29 orang, terdiri dari 4 santri meninggal dunia, 16 menjalani rawat inap, dan 9 lainnya mendapat perawatan jalan.
“(Korban) 23, sore ini masuk lagi 2 orang. Total 25 korban luka yang kami tangani,” kata dr. Leli, Jumat 25 April 2025 sore.
Tiga korban mengalami patah tulang dan harus menjalani rawat inap, sementara satu orang dirujuk ke rumah sakit lain karena mengalami patah tulang terbuka.
“Butuh dokter dan sarana yang lebih maju,” ucapnya.
Ucapan Duka dan Seruan dari Kemenag
Direktur Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Basnang Said, menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah ini. Ia menyebut tragedi ini sebagai duka kolektif bagi dunia pendidikan pesantren.
“Kami sangat berduka atas peristiwa ini. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Doa kami panjatkan untuk para santri yang wafat—semoga Allah SWT menerima mereka dalam kasih sayang-Nya dan menempatkan mereka di surga terbaik,” tuturnya dalam pernyataan resmi di Jakarta.
Basnang Said juga mendoakan kesembuhan bagi para santri yang terluka serta kekuatan untuk keluarga korban.
“Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan keikhlasan," ujarnya.
Basnang mengapresiasi cepatnya respons para ustadz, petugas SAR, BPBD, Damkar, tenaga medis, dan relawan dalam proses evakuasi. Dia juga menekankan pentingnya keamanan di lingkungan pesantren.
“Ini adalah musibah yang tak diharapkan, dan menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya pengawasan keselamatan di lingkungan pendidikan,” katanya.
Lebih lanjut, Basnang mengajak masyarakat untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah bersama. Mari kita jaga keselamatannya, demi generasi masa depan yang tumbuh dalam keamanan, ilmu, dan kasih sayang,” tuturnya.
Tinjauan Pihak Pemerintah Daerah
Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Dandim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto, dan Kapolresta Magelang Kombes Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar turut hadir meninjau langsung lokasi kejadian. Mereka juga menyempatkan waktu menjenguk para korban di RSUD Merah Putih.
Pemerintah Kabupaten Magelang menyatakan akan mengevaluasi sistem keamanan dan konstruksi di lingkungan pesantren yang rawan longsor atau kerusakan struktural demi mencegah kejadian serupa di masa depan.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: negatif (100%)