Sentimen
Negatif (100%)
26 Apr 2025 : 07.50
Informasi Tambahan

BUMN: TransJakarta

Kab/Kota: Bekasi, Cakung

Ngeri Kondisi JPO di Cakung Ibarat Hendak Uji Nyali

26 Apr 2025 : 07.50 Views 14

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Ngeri Kondisi JPO di Cakung Ibarat Hendak Uji Nyali

Jakarta -

Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang rusak dan membahayakan pengguna kembali menjadi sorotan. Salah satunya seperti JPO Tipar Cakung yang sudah lama rusak dan tak terurus itu.

JPO terletak di Jalan Raya Bekasi, tepatnya di Tipar Cakung, Jakarta Timur (Jaktim). Kondisi JPO tanpa pagar membahayakan pengguna jalan yang melintas di sana hingga viral di media sosial.

"JPO dan halte rusak tidak diurus. Sudah lama begini, padahal ini dibutuhin warga karena nyebrang pun lewat sangat bahaya dengan lalu lintas seperti ini," tulis akun X @Mdy_Asmara1701.

Bahkan, JPO yang terlihat rusak parah ini membuat warga khawatir saat hendak menyeberang, apalagi saat malam hari, karena kondisinya yang gelap.

"Selain rusak bertahun-tahun, terbengkalai. Malah jadi bahaya juga pas malam hari, gelap ga ada lampu," tulis akun X @Mdy_Asmara1701.

Seorang pedagang di pinggir JPO Tipar Cakung, Adi (48) mengaku JPO sudah lama rusak. Dia menyebut tak ada perbaikan apapun selama dia berdagang di dekat JPO.

"Iya ini udah lama banget setahu saya, soalnya saya dagang tiga bulan di sini sudah rusak begini JPO, nggak ada perbaikan apa-apa," kata Adi, dilansir Antara, Jumat (25/4).

Berdasarkan pantauan di lokasi, pagar pengaman di tangga naik JPO tersebut sudah banyak yang copot. Beberapa bagian atap juga sudah lepas.

JPO itu tampak berkarat dan kotor. Terlihat, beberapa bagian JPO itu sudah keropos sehingga rawan lepas.

Adi mengatakan setiap hari selalu ada pekerja kantor dan warga yang melewati JPO yang terlihat sudah tak layak digunakan itu. Kondisi JPO yang membahayakan itu membuat warga waswas.

"Iya biasanya pagi terus sore itu ramai pekerja sekitar sini lewat JPO, ada juga warga beberapa lewat sini. Setahu saya nggak ada yang jatuh, cuma kan ngeri aja gitu," ujar Adi.

Warga Cakung, Randy (43), mengatakan kondisi JPO seperti ini dapat membahayakan warga sekitar. Dia menilai kondisi JPO Tipar Cakung sudah tak layak.

"Iya ini bisa bahaya, ngeri kan seperti sudah tak layak ini. Soalnya sudah tak berpagar pengaman, bawaannya jadi agak pusing kalau lewat situ terus liat ke bawah," ujar Randy.

JPO Ditutup Foto: ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh Setelah viral di media sosial, JPO itu kemudian ditutup. Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (15/4), terlihat garis pembatas pada jembatan. Garis pembatas itu melintang pada area masuk pejalan kaki JPO dan sisi kanan serta kiri JPO.

Garis pembatas berwarna kuning-hitam itu dipasang oleh petugas Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur. Garis pembatas menjadi penanda bahwa JPO tidak lagi bisa dilalui pejalan kaki.

Beberapa besi penyangga atau besi penyekat pada kanan dan kiri JPO juga terlihat sudah rusak. Atap JPO juga terlihat tidak ada.

JPO tersebut memang sudah tidak lagi bisa digunakan untuk melintas. Pada samping JPO terdapat bekas Halte TransJakarta Tipar Cakung yang sudah tidak lagi beroperasi.

Namun beberapa warga diketahui kerap masih melintas. Salah satu warga Sri (45), yang sehari-hari berjualan di samping JPO, mengatakan masih sering melintas.

Ia mengatakan takut melewati JPO yang tidak layak itu. Namun hal itu tetap ia lakukan karena khawatir dengan laju kendaraan yang cepat jika harus menyeberangi jalan di bawah JPO.

"Ya takut, cuma habis gimana kalau nyeberang sini kan takut motor kan. Kalau pagi-pagi itu kan kenceng-kenceng," tutur Sri saat ditemui di lokasi.

Sementara JPO ditutup, pejalan kaki yang hendak melintas terpaksa menyeberangi jalan melalui bagian bawah JPO. Warga pun harus menunggu lama hingga kendaraan sepi baru berani menyeberang.

Kondisi badan jalan yang lebar dan kendaraan yang melaju dengan cepat membuat warga yang hendak menyeberang kesulitan. Ketika melintas, warga juga harus mengangkat tangannya sebagai penanda agar kendaraan memperlambat laju kendaraannya.

Salah satu warga, Sri (54), mengatakan terpaksa lewat bawah JPO untuk nyeberang. Biasanya ia melewati JPO meski rusak karena khawatir kendaraan kencang jika lewat bawah.

"Ya sudah nyeberang lewat bawah, takut cuma habis gimana kalau nyeberang sini kan takut motor kan. Kalau pagi-pagi itu kan kenceng-kenceng," tutur Sri.

Hal yang sama dikatakan Bara (23). Ia terpaksa menyeberangi jalan lewat bawah JPO. Bagi Bara baik menyeberangi jalan lewat JPO rusak, atau lewat bawah JPO sama-sama menyeramkan baginya.

"Sama sajalah dua duanya (atas JPO atau bawah JPO) serem. Ya takut cuma kan kadang kalo pas lagi jalanan lancar kan motor mobil kenceng banget," kata Bara.

"Kalau nyeberang lewat bawah lama banget nunggu sepinya, kalo pun sepi kan takut motor kenceng kenceng kan gak tau dari jauh," pungkas dia.

Halaman 2 dari 2

(dek/rfs)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Sentimen: negatif (100%)