Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Gucci, Louis Vuitton, Prada
Kab/Kota: Pademangan
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Budi Santoso
Penuturan Pedagang Tas KW Super di Mangga Dua yang Pelanggannya Istri Pejabat hingga Artis - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Metropolitan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Mangga Dua di Jakarta Utara masih menjadi destinasi favorit para pencinta fashion, terutama bagi mereka yang ingin tampil gaya tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Meski era belanja daring makin mendominasi, eksistensi pusat perbelanjaan di kawasan ini tetap kuat, terutama karena satu hal, barang bermerek dengan harga miring.
Barang-barang yang ditawarkan pun sangat menggoda—mulai dari tas, dompet, hingga sepatu dengan desain yang nyaris identik dengan produk aslinya.
Istilah yang digunakan oleh para pedagang dan pembeli adalah 'mirror' atau KW super, yakni replika kelas atas yang sulit dibedakan dari produk orisinal.
"Kalau di sini memang rata-rata jual barang mirror. Kualitasnya bagus, tampilan juga hampir sama kayak aslinya," ujar Rio (nama samaran), salah satu pedagang yang telah bertahun-tahun berjualan di kawasan Mangga Dua, saat ditemui pada Senin (21/4/2025).
Menurut Rio, sebagian besar barang mirror tersebut diimpor dari China dan sudah lama menjadi incaran berbagai kalangan.
Yang paling sering datang, kata dia, adalah ibu-ibu sosialita, bahkan tak jarang istri pejabat dan beberapa artis ternama turut berbelanja di kios-kios Mangga Dua.
"Saya pernah lihat ada Mbak N, artis terkenal itu, belanja tas di sini. Banyak juga istri pejabat yang datang diam-diam," ungkapnya.
Harga yang jauh lebih terjangkau menjadi alasan utama mengapa barang mirror sangat digemari.
Rio menyebut, jika tas Hermes asli bisa dihargai hingga Rp 150 juta, versi mirrornya di Mangga Dua bisa didapat hanya dengan Rp 10-15 juta.
“Barangnya mirip banget, beda tipis lah sama yang asli. Banyak orang nggak bakal bisa bedain,” tambahnya.
Pada Senin sore itu, suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, cukup ramai meski bukan akhir pekan. Gedung berlantai empat tersebut dipenuhi tenant yang menjajakan berbagai barang fashion dari berbagai merek populer.
Di salah satu lorong yang menjajakan tas dan aksesori wanita, TribunJakarta.com mendatangi sebuah kios yang memajang deretan tas selempang dengan berbagai merek ternama seperti Louis Vuitton, Gucci, dan Prada.
Seorang pegawai kios dengan ramah menyapa dan langsung menawarkan beberapa pilihan. Ia menjelaskan bahwa seluruh barang yang dijual adalah “mirror”, alias replika kelas atas.
“Harga beda-beda, ini Gucci Rp 2,8 juta, Prada ini Rp 1,9 juta. Semua barang mirror ya, Bu,” ucapnya sembari menunjukkan tas-tas yang tertata rapi di etalase.
Meski bukan barang asli, para pembeli tetap menganggap produk mirror ini sebagai alternatif menarik—terutama karena desain, tekstur, dan detailnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai versi original.
Mangga Dua pun tetap menjadi “surga belanja” bagi mereka yang ingin tampil mewah tanpa harus merogoh dompet terlalu dalam.
Meski kerap menimbulkan perdebatan soal etika dan hak cipta, kawasan ini tetap tak kehilangan daya tariknya bagi sebagian besar masyarakat urban Jakarta.
SUASANA MANGGA DUA - Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Kawasan belanja Mangga Dua tengah disorot setelah Pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai salah satu pasar barang bajakan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO) Pembeli masih ramai
Sementara itu pembeli masih ramai mendatangi kawasan belanja Mangga Dua tanpa memedulikan soal keaslian barang yang mereka beli di sana.
Hal ini pun diamini Ita (30), salah seorang karyawan toko pakaian di ITC Mangga Dua.
Ia menyebut, meski disebut-sebut menjual barang tiruan, toko-toko di Mangga Dua tetap dipadati pembeli setiap harinya.
"Saya di sini karyawan. Barang-barang di sini lumayan bagus sih ya, barang-barang impor juga ada di sini, produk lokal juga banyak, bahannya bagus, premium juga," ujar Ita, Selasa (22/4/2025).
Ita mengungkapkan, barang-barang terutama pakaian yang dijual di Mangga Dua sangat variatif.
Sebagian besar yang dijajakan di sana produk buatan lokal, sementara sisanya barang-barang impor.
Harga yang ditawarkan pun terbilang cukup bersaing, sehingga menjadi daya tarik Mangga Dua untuk selalu ramai didatangi pengunjung.
"Kalau yang impor biasanya produk luar. Termasuk murah di sini, di bawah rata-rata, ada yang di bawah Rp 100.000, ada yang di atas Rp 100.000," lanjut Ita.
Ia menilai, pengunjung tetap banyak berdatangan, terutama dari kalangan masyarakat menengah ke bawah yang mencari pakaian murah dengan kualitas lumayan.
"Masih banyak orang yang nyari barang ke sini. Menengah ke bawah banyak juga sih yang ke sini, lebaran kemarin ramai kok," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, kawasan perbelanjaan Mangga Dua disebut sebagai pasar barang bajakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Hal ini tercantum dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).
Laporan itu menyebutkan kawasan Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024.
Diketahui, dalam laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Mangga Dua menjadi salah satu lokasi yang ditemui banyak barang dagangan diperdagangkan.
Laporan itu menyebut Mangga Dua menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian.
Dokumen tersebut juga menyatakan, tidak ada penegakkan hukum yang tegas dilakukan oleh pemerintah terkait keberadaan barang bajakan yang dijual bebas.
"Mangga Dua remains a popular market for a variety of counterfeit goods, including handbags, wallets, toys, leather goods, and apparel. There has been little or no enforcement actions against counterfeit sellers. Stakeholders continue to report that warning letters issued to sellers have been largely ineffective and they raise concerns about the lack of criminal prosecutions. Indonesia should take robust and expanded enforcement actions in this and other markets, including through actions by the IP Enforcement Task Force," begitu isi halaman 46 dalam dokumen berjudul 2024 Review of Notorious Markets for Counterfeiting dan Piracy.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengeklaim bahwa pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal di Mangga Dua yang dikeluhkan pemerintah AS sebagai sarang barang bajakan.
Kendati melakukan pengawasan, Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.
"Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat," kata Budi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (20/4/2025).
Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama ini.
Ia hanya memastikan bahwa perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional.
Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia.
"Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk," ujar Budi. (TribunJakarta/Gerald)
Sentimen: positif (66.7%)