Sentimen
Negatif (91%)
20 Apr 2025 : 10.00
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Beijing

Tokoh Terkait

China Tak Goyah Siap Perang Dagang dengan AS: Beijing Siapkan Balasan Lebih Keras

20 Apr 2025 : 10.00 Views 16

disadmin disadmin Jenis Media: News

China Tak Goyah Siap Perang Dagang dengan AS: Beijing Siapkan Balasan Lebih Keras

Abadikini.com, JAKARTA – 20 April 2025 – Gelombang eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas. Menghadapi kebijakan tarif impor yang terus dinaikkan oleh Presiden AS Donald Trump, termasuk tarif “gila” hingga 245 persen, China menunjukkan keteguhan sikap dan siap memberikan balasan yang lebih keras.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam pernyataan persnya yang dikutip oleh China Daily pada Kamis (17/4/2025), mengecam keras kebijakan tarif AS tersebut sebagai tindakan yang “keluar dari akal sehat”. Lin Jian menegaskan bahwa posisi China dalam menghadapi tekanan perdagangan ini jelas dan tidak akan goyah sedikit pun.

“China tidak ingin berperang (dagang) namun kami juga tidak takut untuk berperang,” ujar Lin Jian dengan nada tegas. Ia menambahkan bahwa meskipun Beijing menyadari tidak akan ada pemenang dalam perang dagang, China tidak akan tinggal diam jika AS terus menerus merusak hak dan kepentingannya.

Lebih lanjut, Lin Jian menyatakan bahwa kenaikan tarif AS yang signifikan terhadap produk China lebih bersifat sebagai “permainan angka” dan tidak akan memberikan dampak ekonomi yang nyata. Menurutnya, langkah AS ini lebih bertujuan untuk menunjukkan kebijakan tarif sebagai alat pemaksaan dan penggertakan.

Meskipun demikian, China tidak menutup pintu untuk perundingan dagang dengan pemerintahan Trump. Syaratnya, AS harus menunjukkan rasa hormat kepada Beijing dan tidak meremehkan China. “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus menghentikan pemaksakan, tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras. Dialog dengan kami harus dengan dasar kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan,” tandas Lin Jian.

Eskalasi tarif ini terjadi setelah AS menaikkan tarif impor produk China menjadi 245 persen pada Selasa (15/4/2025), sebagai respons terhadap langkah balasan China sebelumnya. Pada Jumat (11/4/2025), Beijing menaikkan tarif impor produk AS menjadi 125 persen setelah Trump menaikkan tarif untuk produk China menjadi 145 persen. Di tengah tensi yang meningkat, Trump sempat menunda pungutan tarif selama 90 hari kepada negara-negara mitra dagang AS lainnya.

Selain tarif, perang dagang ini juga merambah ke sektor strategis. Baru-baru ini, China dilaporkan menangguhkan ekspor enam logam tanah jarang yang berat serta magnet tanah jarang. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk memutus pasokan komponen krusial bagi berbagai industri global, termasuk otomotif, kedirgantaraan, semikonduktor, dan kontraktor militer.

Dengan kedua negara ekonomi terbesar dunia ini yang terus meningkatkan tekanan, prospek penyelesaian damai dalam waktu dekat tampak semakin suram. Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari kedua belah pihak dan dampak lebih lanjut terhadap perekonomian global.

Sentimen: negatif (91.4%)