Sentimen
Negatif (100%)
19 Apr 2025 : 09.06
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Tanjung Priok

Kasus: Kemacetan

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Pramono: Saya Mohon Maaf atas Kemacetan di Tanjung Priok Megapolitan 19 April 2025

19 Apr 2025 : 09.06 Views 14

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Pramono: Saya Mohon Maaf atas Kemacetan di Tanjung Priok 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 April 2025

Pramono: Saya Mohon Maaf atas Kemacetan di Tanjung Priok Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa kemacetan horor yang melumpuhkan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Rabu (16/4/2025) malam. Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi with Mas Pram pada Sabtu (19/4/2025). “Pertama-tama saya mohon maaf atas kejadian yang terjadi di Tanjung Priok. Jalan tol, kemacetan yang luar biasa, dan berlangsung sampai dengan hari ini, saat ini,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta. Pramono sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, untuk mengetahui penyebab utama dari kemacetan panjang tersebut. “Penyebab utamanya adalah karena kapasitas yang hanya 2.500, dalam 3 hari ini dipaksakan untuk menyelesaikan 7.000 lebih truk per jam,” ujar Pramono. Oleh karena itu, sejumlah ruas jalan di Tanjung Priok menjadi korban, sedangkan aktivitas warga terganggu. Pramono menyadari PT Pelindo telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden kemacetan panjang ini. “Tetapi, bagi saya tidak cukup (permintaan maaf),” kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut. Pramono mengaku sudah memerintahkan Syafrin untuk memberikan peringatan terhadap PT Pelindo dan pihak operator di Tanjung Priok. “Ini tidak boleh terjadi kembali. Tidak boleh terjadi kembali. Untuk itu, sebagai Gubernur Jakarta, saya mohon maaf. Saya mohon maaf atas kejadian ini, walaupun itu bukan tanggung jawab pemerintah Jakarta,” tegas dia. “Pemerintah Jakarta mendapatkan ekses dari kejadian itu yang luar biasa. Untuk itu, saya sudah meminta kepada jajaran Balai Kota untuk tidak terjadi lagi dan tidak mengizinkan kalau kemudian ada permintaan yang seperti ini,” tambah dia. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menjelaskan penyebab kemacetan panjang yang melanda kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Rabu (16/4/2025) malam hingga Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan disebabkan oleh peningkatan aktivitas bongkar muat di Terminal NPCT One akibat keterlambatan tiga kapal asing yang bersandar. “NPCT 1 ini kedatangan kapal yang seharusnya sudah datang satu minggu lalu. Tiga kapal ini, yang dua seharusnya datang minggu lalu, satunya lagi harusnya datang 24 jam sebelumnya,” kata Drajat di Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok, Jumat (18/4/2025). Drajat menjelaskan, lalu lintas kapal beroperasi dengan rute dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain dan rute tersebut berskala internasional. “Jadi keterlambatannya memang bukan by design kami atau by design mereka (tiga kapal), tetapi dari pelabuhan sebelumnya. Pelabuhan sebelumnya ini mengalami delay, delay, delay, pada akhirnya sampai ke kami ini mengalami delay,” ujar dia. “Ini seperti pesawat delay , satu bandara akan menyebabkan delay di bandara lain. Ini sama, pelabuhan sebelumnya delay , ya selanjutnya akan delay,” tambah dia. Sementara itu, Pelindo tidak memprediksi bahwa keterlambatan tiga kapal ini juga berimbas pada peningkatan volume bongkar muatan. “Tapi kalau sudah datang, tentunya kami akan terimakan gitu. Tidak ada (sanksi terhadap tiga kapal yang telat bersandar),” kata dia. Ditambah lagi, perusahaan mengejar waktu sebelum libur panjang yang jatuh pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025). “Itu secara bersama-sama sehingga terminal kami akhirnya dapat order kurang lebih 4.200 kontainer yang harus dirilis. Yang tadinya seharusnya 2.500, kemampuannya dirilis 4.200,” ungkap dia. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)