Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Kamal, New York
Kasus: HAM, kebakaran, pembunuhan, penembakan
Partai Terkait
Bernasib Tragis, Warga Palestina Meninggal 3 Hari sebelum Dibebaskan dari Penjara Israel - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM – Nasib buruk menimpa Musab Hassan Adili (20), seorang warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Adili meninggal Rabu malam, (16/4/2025), atau tiga hari sebelum dijadwalkan dibebaskan oleh Israel.
Kantor berita Wafa melaporkan Adili berasal dari Desa Osarin, selatan Kota Nablus, Tepi Barat, dan meninggal di Rumah Sakit Soroka.
Komisi Urusan Tahanan dan Eks Tahanan beserta Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) menyebut Adili sudah ditahan sejak 22 Maret 2024. Dia dijatuhi hukuman penjara tiga belas bulan.
Menurut komisi itu dan PPS, kematian Adili menambah daftar tahanan yang meninggal karena kejahatan yang di dalam sistem penjara Israel.
Kini jumlah tahanan Palestina yang meninggal atau tewas sejak perang di Jalur Gaza meletus mencapai 64 orang.
Jumlah itu adalah yang bisa diketahui. Setidaknya 40 dari mereka berasal dari Gaza.
Kedua organisasi itu meminta lembaga HAM dunia untuk mengambil keputusan guna meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel yang diduga terlibat dalam kejahatan perang.
Kepala RS di Gaza dilaporkan disiksa
Sementara itu, Dr. Hussam Abu Safiya yang menjadi Kepala Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Gaza dilaporkan disiksa di penjara Israel.
Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, menyebut tulang rusuk dokter itu patah karena siksaan dari beberapa interogator Israel.
Menurut Qassem, siksaan itu dilakukan agar Abu Safiya bersedia membuat kesaksian palsu yang akan digunakan Israel untuk melawan dia.
Meski mendapaat siksaan, Qassem menolak untuk membuat kesaksian palsu apa pun.
Sejak dokter itu dipenjara, berat badannya telah berkurang lebih dari 20 kg. Dia menderita sejumlah masalah kesehatan.
Abu Safiya ditangkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat Israel menyebut RS Kamal Adwan pada bulan Desember 2024.
Israel sudah lama dilaporkan melakukan kejahatan perang terhadap para pekerja kesehatan, termasuk menyerang fasilitas kesehatan.
Salah satu RS yang diserang Israel adalah RS Kristen Al Ahli di Gaza. RS itu dibom Israel saat Minggu Palma tanggal 13 April lalu.
Israel bunuh 15 tenaga kesehatan
Beberapa waktu lalu IDF akhirnya mengakui para tentaranya membuat kesalahan karena membunuh lima belas tenaga kesehatan (nakes) di Gaza pada 23 Maret lalu.
Meski demikian, IDF mengklaim beberapa di antara nakes itu punya kaitan dengan kelompok Hamas.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan. Awalnya, konvoi ambulans Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki IDF.
BBC melaporkan Israel awalnya mengklaim IDF melepaskan tembakan konvoi itu mendekat dan "mencurigakan". Tidak ada sinar lampu depan di mobil.
Selain itu, Israel mengklaim pengerahan kendaraan itu belum dikoordinasi atau disetujui oleh IDF.
Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.
Awalnya video tersebut dibagikan oleh media kenamaan asal Amerika Serikat (AS), The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.
Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.
Adapun pada Sabtu kemarin, IDF menyampaikan pernyataan kepada wartawan. IDF mengklaim tentaranya sebelumnya menembaki satu mobil yang berisi tiga anggota Hamas.
Ketika ambulans mendekati tempat kejadian, pemantau dari udara menginformasikan kepada tentara bahwa konvoi kendaraan itu "melaju dengan mencurigakan".
Tatkala ambulans berhenti di samping mobil yang diduga berisi anggota Hamas itu, tentara Israel berasumsi mereka sedang terancam sehingga melepaskan tembakan. Padahal, tidak ada bukti satu pun nakes memegang senjata.
Sebelumnya, Israel mengakui laporan mengenai kendaraan mendekat tanpa lampu itu tidak akurat. Laporan itu punya kaitan dengan pasukan yang terlibat penembakan.
Salah satu nakes yang selamat berkata kepada BBC, ambulans itu menyalakan lampu. Dia membantah rekan-rekannya punya kaitan dengan kelompok militan apa pun.
Video rekaman memperlihatkan ambulans diberi tanda dengan jelas. Di samping itu, para nakes mengenakan seragam yang memantulkan cahaya.
Pejabat Israel mengatakan jenazah 15 nakes itu dikubur di dalam pasir oleh tentara Israel untuk melindungi mereka dari hewan liar.
Sentimen: negatif (100%)