Sentimen
Negatif (100%)
7 Apr 2025 : 20.55
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Yerusalem

Kasus: pembunuhan

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat - Halaman all

7 Apr 2025 : 20.55 Views 5

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa pejabat Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel telah menembak mati seorang remaja Palestina berkewarganegaraan AS di kota Turmus Aya, Tepi Barat pada hari Minggu (6/4/2025).

Hal tersebut dikonfirmasi oleh wali kota Turmus Aya, Adeeb Lafi.

Lafi mengatakan pada hari sebelumnya bahwa remaja tersebut adalah Omar Mohammad Rabea.

Saat itu, remaja berusia 14 tahun itu bersama kedua temannya.

Kemudian pemukim Israel menembak ketiga remaja ini saat berada di pintu masuk Turmus Aya.

Tentara Israel mengonfirmasi bahwa satu dari 3 remaja tersebut meninggal dunia.

Sehari setelahnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberikan pernyataan.

Dalam pernyataan tersebut, IDF mengklaim bahwa mereka menembak seseorang yang melempar batu dan dianggap membahayakan warga sipil.

"Selama kegiatan kontraterorisme di wilayah Turmus Aya, tentara Israel mengidentifikasi tiga orang yang melemparkan batu ke arah jalan raya, sehingga membahayakan warga sipil yang mengemudi," kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.

"Tentara melepaskan tembakan ke arah seseorang yang membahayakan warga sipil, menewaskan satu orang dan mengenai dua orang lainnya," tambahnya.

Mengetahui insiden ini, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk hal tersebut.

Menurut Kemenlu Palestina, insiden ini telah melanggar hukum.

Tidak hanya itu, Kemenlu Palestina juga mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan hasil dari 'kekebalan hukum' Israel yang terus berlanjut.

"Kekebalan hukum Israel yang terus berlanjut sebagai kekuatan pendudukan ilegal mendorongnya melakukan kejahatan lebih lanjut," demikian peringatannya, dikutip dari BBC.

Ini adalah insiden terbaru di Tepi Barat di tengah konfrontasi dan kekerasan yang terjadi hampir setiap hari.

Kekerasan pemukim dan bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina terus berlanjut di Tepi Barat.

Kamis lalu, kepala hak asasi manusia PBB mengatakan situasi di Tepi Barat 'sangat mengkhawatirkan'.

Mogok Kerja Massal di Tepi Barat

Mogok kerja massal melanda kota-kota besar, kecil, dan kamp-kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin (7/4/2025).

Aksi ini  sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan untuk menekan diakhirinya genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Toko-toko, sekolah, dan sebagian besar kantor administrasi publik ditutup di seluruh Tepi Barat.

Pasukan nasional dan Islam Palestina mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu yang menyerukan "serangan menyeluruh di semua bidang kehidupan di semua wilayah Palestina yang diduduki dan diaspora, bergabung dengan seruan solidaritas global untuk pemogokan umum di seluruh dunia pada hari Senin, dalam solidaritas dengan Gaza, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Salah seorang pemilik toko souvenir di Kota Tua Yerusalem mengatakan bahwa hari ini ia menutup tokonya sebagai aksi solidaritas.

“Hari ini kami tutup untuk keluarga kami di Gaza, anak-anak kami di Gaza,” kata Imad Salman, 68 tahun, yang memiliki toko suvenir di Kota Tua Yerusalem, dikutip dari Arab News.

“Di Yerusalem, di Tepi Barat, kami tidak bisa berbuat lebih dari apa yang kami lakukan di sini sekarang,” katanya kepada AFP.

Di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel, jalan Salaheddin yang biasanya ramai tampak kosong.

Menurut seorang warga yang bernama Ahmed, mogok kerja ini sebagai aksi protes terhadap Trump dan Netanyahu.

“Mogok kerja ini sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza dan apa yang terjadi di sana, dan perang yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina, baik oleh (Presiden AS Donald) Trump, (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, pemerintah Israel, atau pemerintah Amerika,” kata Ahmed.

Menurutnya, agresi ini harus segera dihentikan.

“Perang ini harus dihentikan, pembunuhan dan penghancuran harus dihentikan, dan hanya perdamaian yang harus menang, perdamaian, dan tidak ada yang lain selain perdamaian," katanya.

Sejak dimulainya perang Gaza, kekerasan telah melonjak di Tepi Barat.

Kekerasan di Tepi Barat telah menewaskan  909 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

Dari jumlah tersebut, termasuk 191 anak-anak dan lima orang penyandang disabilitas.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Tepi Barat dan Konflik Palestina vs Israel

Sentimen: negatif (100%)