Sentimen
Undefined (0%)
22 Mar 2025 : 13.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar, Solo

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Film Cocote Tonggo bakal Tayang di Bioskop 15 Mei 2025

22 Mar 2025 : 13.26 Views 19

Espos.id Espos.id Jenis Media: Entertainment

Film Cocote Tonggo bakal Tayang di Bioskop 15 Mei 2025

Esposin, KARANGANYAR--Film drama keluarga bergenre komedi berjudul Cocote Tonggo akan mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 15 Mei 2025 mendatang.

Film garapan SKAK Studio dan Tobali Film ini mengambil latarbelakang warga Kota Solo dengan lokasi syuting di kawasan Kampoeng Batik Laweyan, Lokananta hingga Colomadu, Karanganyar. Penggarapan film tersebut telah dikerjakan sejak September 2024 lalu.

Pemilik Tobali Film yang juga pengusaha asal Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Sahli Himawan, bersama sutradara Bayu Skak, mengangkat realitas kehidupan bertetangga dengan segala lika-likunya melalui sebuah karya film berjudul Chiocote Tonggo. Film yang penuh humor segar, kehangatan keluarga, dan sentuhan emosional yang mengena, siap menghibur sekaligus mengajak penonton merenungi bagaimana kata-kata bisa membangun atau justru menghancurkan.

"Film ini lebih dari sekadar hiburan, Cocote Tonggo menyentuh keresahan kita semua bagaimana menghadapi omongan tetangga yang seakan tak pernah berhenti," kata dia dalam rilis diterima Espos, Sabtu (22/3/2025). 

Film Cocote Tonggo lewat kisahnya yang jenaka, cerdas dan menyentuh, kata Sahli, menampilkan realita bahwa satu-satunya cara menghadapi tekanan sosial adalah dengan mengubah perspektif dan menjadikannya motivasi. "Apakah kita bisa tetap kuat menghadapi komentar pedas? Apakah membalas atau justru memaafkan adalah jalan terbaik? Jawabannya akan membuat Anda tertawa, terharu, dan mungkin sedikit merenung."

Film Cocote Tonggo dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia antara lain Denis Adishwara, Ayushita, Asri Welas, Bayu Skak, Sundari Soekotjo, Brilliana arfira, ika Diharjo dan pemain lainnya.

Sementara itu Tobali Film memiliki sejarah panjang dalam industri perfilman Indonesia. Awalnya dikenal sebagai Tobali Indah Film, perusahaan ini didirikan pada tahun 1979 dan aktif memproduksi berbagai film drama dan seni antara lain Bengawan Solo, Sunan Kalijaga, Ari Hangara, dan Pelarian Johny Indo.

Pada tahun 2006, perusahaan ini bereinkarnasi menjadi Tobali Putra Production dibawah kepemimpinan Utojo Sutjiutama.  Pada tahun 2024, tongkat estafet kepemilikan Tobali Putra Production berpindah ke tangan Sahli Himawan.

Kecintaannya terhadap dunia kreatif mendorongnya untuk tidak hanya berkarya di bidang musik, khususnya genre dangdut, ambyar, dan koplo, tetapi juga merambah ke industri perfilman. Sahli Himawan mengubah Tobali Putra Production menjadi Tobali Film dan berkomitmen untuk lebih produktif dalam menghasilkan film-film berkualitas. 

"Industri hiburan adalah bagian penting dari kehidupan kita. Di tengah kesulitan ekonomi, masyarakat tetap membutuhkan hiburan yang dapat memberikan nilai positif dan edukasi. Saya yakin, dengan kreativitas dan semangat inovasi, kita dapat terus maju dan berkembang," ungkapnya.

Selain Cocote Tonggo, Tobali Film sedang mempersiapkan beberapa film terbaru yang dijadwalkan akan segera dirilis. Salah satunya film Amin Tanpa Iman yang sudah menyelesaikan syutingnya serta sepuluh judul film lainnya yang sedang dalam tahap persiapan.

Sahli memastikan bahwa Tobali Film akan terus menghadirkan karya-karya bermutu bagi penikmat film dan siap melanjutkan kontribusinya dalam memperkaya khazanah perfilman Indonesian.

Sahli Himawan mengaku bangga dengan garapan film Cocote Tonggo. Dia berharap Cocote Tonggo bisa menjadi film box office, sesukses film-film garapan Bayu Skak sebelumnya. Di antaranya adalah Yowis Ben, Lara Ati, hingga Sekawan Limo.

"Semoga Cocote Tonggo bisa menjadi film box office sama seperti Sekawan Limo kemarin," harapnya.

Sutradara Film Cocote Tonggo, Bayu Skak, mengatakan film Cocote Tonggo dikemas dalam bentuk humor yang menceritakan suami istri penjual jamu kesuburan di Kota Solo, akan tetapi justru mereka ini belum memiliki keturunan. 

"Film ini menceritakan kehidupan sepasang suami istri yang tinggal di Kota Solo. Pasangan suami istri ini, merupakan penjual jamu kesuburan bagi pasangan yang ingin mempunyai anak. Meski menjual jamu kesuburan, namun keduanya tidak memiliki keturunan," kata Bayu Skak.

Kondisi ini membuat pasangan suami istri penjual jamu menjadi bahan gunjingan tetangga. Untuk mempertahankan pamor toko jamu kesuburan yang dikelola secara turun temurun inilah, sepasang suami isteri ini, harus berpura-pura hamil dan mengakui anak yang mereka temukan, sebagai anak sendiri.

"Kehidupan bertetangga berlatar warga Kota Solo ini, menjadi keseruan film Cocote Tonggo. Pasti akan ada cocote tangga atau jadi bahan omongan tetangga, ini yang seru dan relate dengan kehidupan bertetangga lalu kita bawa ke dalam film," ujarnya.

Sentimen: neutral (0%)