Sentimen
Positif (98%)
8 Mar 2025 : 19.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Pengamat Nilai Jokowi Punya Mesin Politik untuk Dirikan Partai Super Tbk

8 Mar 2025 : 19.35 Views 21

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengamat Nilai Jokowi Punya Mesin Politik untuk Dirikan Partai Super Tbk

Pengamat Nilai Jokowi Punya Mesin Politik untuk Dirikan Partai Super Tbk Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Presiden ke-7 RI Joko Widodo ( Jokowi ) memiliki mesin politik yang cukup untuk mendirikan Partai Super Tbk . Hal ini menanggapi rencana dibentuknya Partai Super Tbk yang disebut-sebut oleh Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi usai bertemu dengan Jokowi, beberapa waktu lalu. "Artinya apa? Partai Super Tbk ini dibaca soal kemungkinan Jokowi akan mendirikan partai politik baru. Karena harus diakui Jokowi itu sebenarnya punya segala-galanya untuk mendirikan partai politik baru," kata Adi kepada Kompas.com, Sabtu (8/3/2025). Adi menuturkan, mesin politik itu didapat Jokowi dari sejumlah pengalamannya memimpin Indonesia. Bagaimanapun, Jokowi merupakan Wali Kota Solo, kemudian menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tak cukup sampai situ, ia bahkan menjadi Presiden selama dua periode. Menurut Adi, pengalaman atau karier politiknya pun tidak pernah kalah. "Punya jejaring relawan, tim sukses, dan kaki-kaki di bawah yang cukup kuat. Itu kan yang dibaca di permukaan, ya tinggal kalau serius misalnya Jokowi ingin mendirikan partai politik tinggal dideklarasikan," ucap Adi. Di sisi lain, Adi tidak memungkiri pembentukan Partai Super Tbk hanya sebatas wacana. Menurut Adi, wacana itu mungkin disampaikan untuk mengkritik kondisi partai-partai politik di Indonesia. Salah satu yang bisa dikritik adalah banyaknya ketua umum yang dipilih secara aklamasi, sehingga tidak ada perubahan selama bertahun-tahun. Diketahui banyak partai politik yang menempatkan orang tertentu di kursi ketua umum dalam waktu yang lama. Sebut saja Megawati Soekarnoputri di kursi Ketum PDI-P, Prabowo Subianto di kursi Ketum Gerindra, hingga Muhaimin Iskandar di kursi Ketum PKB sejak sama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Seakan-akan tidak ada orang lagi. Partai-partai yang sudah saya sebutkan tadi misalnya, ketua umumnya cukup lama. Kan regenerasinya seakan-akan tidak pernah berjalan," tutur Adi. Atau bisa saja, lanjutnya, kritik disampaikan untuk praktik keputusan politik yang kebanyakan dikuasai oleh orang tertentu di level tinggi, alias bukan kader secara keseluruhan. Biasanya, keputusan politik hanya berkelindan di kursi ketua umum, sekretaris jenderal, bendahara partai, maupun elite-elite lainnya. "Ketua umum partai gitu ya, sekjen partai, bendahara partai. Mungkin saja niatnya hanya untuk mengkritik itu, wacana-wacana hanya sebatas wacana untuk mengkritik bagaimana praktik partai selama ini memang hanya dipenuhi oleh elite tertentu," katanya. Sebelumnya diberitakan, Budi Arie awalnya mengungkapkan, pertemuannya dengan Jokowi membahas banyak persoalan. Budi Arie menyinggung rencana pembentukan partai baru, dengan nama Partai Super Tbk. Namun, Budi Arie tidak memerinci apakah isu ini sempat dibahas. Dia mengaku tidak ingin memberikan informasi lebih detail. "Partai Super Tbk, ya sudah terjemahin saja. Partai dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat," ujar Budi Arie. "Tunggu saja, kita tunggu. Tunggu saja kamu mau tahu saja, kepo. Segitu dulu, jangan banyak-banyak," katanya lagi. Beberapa pekan kemudian, Jokowi mengungkapkan bahwa gagasannya mengenai Partai Super Tbk telah diakomodasi oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). "Dan ternyata tahu-tahu sudah diambil, sudah diakomodasi oleh PSI," ujar Jokowi, Kamis (6/3/2025). Menurut dia, konsep Partai Super Tbk memiliki kemiripan dengan sistem yang kini diterapkan oleh PSI, meskipun telah mengalami sedikit modifikasi. "Yang kurang lebih menurut saya, konsepnya hampir-hampir mirip, tetapi dimodifikasi sedikit oleh PSI. Partai yang terbuka, super terbuka," tambahnya. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (98.4%)