Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: London, Washington
Tokoh Terkait
Inggris Sambut Hangat Kedatangan Zelensky usai Diusir Trump, PM Keir Starmer: Kami Mendukung Anda - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer memberikan sambutan hangat kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di London.
Keduanya bertemu selang sehari setelah Zelensky berselisih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.
Banyak warga Inggris bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street. Sesampainya di sana, Zelensky dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam kediaman resmi Perdana Menteri Inggris.
"Anda sangat diterima di sini di Downing Street," ujar Starmer kepada Zelensky, dilansir dari VOA News, Minggu (2/3/2025).
"Dan seperti yang Anda dengar dari sorak-sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya. Kami mendukung Anda dan Ukraina selama yang diperlukan."
Zelensky pun berterima kasih kepada Inggris.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda dan rakyat Inggris atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini."
Setelah itu, kedua pemimpin berdiskusi secara tertutup selama sekitar 75 menit. Mereka berpelukan lagi saat Starmer mengantar Zelensky ke mobilnya.
Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu hari ini.
Starmer dan Zelensky mengumumkan perjanjian pinjaman senilai USD 2,84 miliar untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.
Dukungan AS untuk Ukraina
Meski baru-baru ini berselisih dengan Trump, Zelensky menekankan pentingnya dukungan dari AS bagi Ukraina.
Perselisihan antara Zelensky dan Trump menambah kekhawatiran di Eropa mengenai sikap Washington terhadap perang Rusia di Ukraina.
Sebelumnya Trump menyatakan, Ukraina tidak siap untuk berdamai dengan Rusia, yang memicu reaksi kuat di kalangan sekutu Eropa.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa peristiwa tersebut menandai dimulainya era baru yang berisiko.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk juga menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Ukraina pasca-perdebatan tersebut.
Sekjen NATO Mark Rutte dalam wawancara dengan BBC menyatakan telah memberi tahu Zelensky bahwa Ukraina harus "menemukan cara" untuk memulihkan hubungan dengan Trump.
Detik-detik Perdebatan Trump-Zelensky
Trump dan Zelensky terlibat adu mulut di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2/2025) waktu AS.
Donald Trump menuduh Zelensky "bertaruh dengan Perang Dunia III" dan "tidak tahu berterima kasih" kepada AS.
Sementara Wakil Presiden AS JD Vance yang hadir dalam pertemuan ikut nimbrung dan menyebut Zelensky "kurang ajar".
Dikutip dari BBC, sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.
Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan.
Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.
Wartawan berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.
Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk.
Trump lalu memuji pakaian Zelensky.
Sejauh ini, sangat diplomatis.
Beberapa menit kemudiah sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.
Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan.
Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.
Presiden dan Wakil Presiden AS menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.
Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.
"Diplomasi macam apa?" tanya Zelensky.
Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky "kurang ajar" datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.
JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.
Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.
"Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang," kata Trump kepada Zelensky.
"Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu."
"Saya tidak bermain kartu," jawab Zelensky.
"Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang."
"Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga," jawab Trump.
"Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya."
JD Vance membalas "Apakah Anda pernah mengucapkan 'terima kasih' selama pertemuan ini? Tidak."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Sentimen: positif (100%)