Sentimen
Negatif (99%)
17 Feb 2025 : 08.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Melawai

Partai Terkait

Santun tapi Pedas, Kritik Satir Ala Mice

17 Feb 2025 : 08.02 Views 23

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Santun tapi Pedas, Kritik Satir Ala Mice

Jakarta -

Sejak tak lagi berduet dalam serial komik 'Benny & Mice', Muhammad "Mice" Misrad terus berkarya dengan nama 'Mice Cartoon'. Kartunis senior Indonesia ini tetap menggunakan gaya ilustrasi yang nyeleneh, 'berantakan', dan sarat akan kritik satir atas kebijakan pemerintah. Bagi Mice, menyuarakan kegelisahannya lewat karya adalah tanggung jawabnya sebagai seorang seniman.

"Kita hidup itu memang pengaruhnya besar ya, dengan kebijakan yang di atas (penguasa). Jadilah, gua punya keahlian gambar. Kalau gua nggak bersuara, kayaknya ada (yang) salah juga. Penguasa kalau dibiarkan kan semena-mena. Setidaknya, kita sentil, lah. Ngingetin, gitu," tutur Mice dalam program Sosok detikcom.

Mice mengaku, sebagian besar khalayak menerima karyanya dengan baik. Meski demikian, beberapa kali Mice mesti menghadapi orang-orang yang tak suka dengan narasi 'pedas' dari kartun-kartunnya. Bahkan, ada beberapa pihak yang meminta Mice menghapus kartun-kartun tertentu yang ia unggah di media sosial.

Kendati demikian Mice tak gentar. Ia belum pernah menghapus komik buatannya karena permintaan pihak-pihak tertentu. Selain itu, Mice juga ogah membalas komentar-komentar negatif yang tertuju padanya.

"Ya nggak mungkin lah saya mau menelan ludah saya sendiri kembali. Karena saya sungguh menggambarkan itu berdasarkan fakta, data, bukan fitnah. Kalaupun ada buzzer yang nekat komen. Ya itu bukan aku yang balas. Itu followers gue yang balas!" tutur Mice.

"Netizen yang waras, yang balas," lanjutnya, berkelakar.

Dalam meramu kartun satir, Mice punya resep yaitu 'santun tapi pedas'. Bukan tanpa alasan, dengan formula ini ia bisa menyampaikan keresahan dengan kritis tanpa membahayakan dirinya sendiri.

"Sekeras-kerasnya gua, masih ada santunnya. Gua nggak mau ngelewatin batas ketimuran lah. Ya mungkin (pejabat) yang di atas juga, 'Udah lah. Masih santun, kok.' Padahal pedas sebenarnya! Alhamdulillah gua masih bertahan sampai saat ini," jelas Mice.

Hampir 27 tahun Mice berkarya. Ia mengaku bangga bisa hidup layak dari menggambar kartun. Meski demikian, Mice memahami tak semua kartunis seberuntung dirinya. Mice berpendapat, industri kartun masih kerap dipandang sebelah mata. Menurut Mice, butuh minat dan ketekunan yang tinggi untuk benar-benar sukses di bidang yang membesarkan namanya itu.

Untuk membuat ekosistem kartunis Indonesia yang lebih makmur, Mice pun tergerak melakukan sesuatu. Ia rutin membuka kelas-kelas menggambar kartun untuk khalayak dari berbagai latar belakang.

Januari 2025 ini, Mice membuat gelombang pertama Mice Cartoon Class, sebuah kelas menggambar yang rutin digelar tiap Jumat di M Bloc Space, Melawai, Jakarta Selatan. Mice berencana kelas ini akan berlangsung selama tiga bulan. Targetnya, murid-murid Mice harus sudah bisa membuat cerita sendiri di bulan terakhir.

"Gua nggak cari bakat. Yang penting passion. Mereka mau. Itu aja dulu. Mereka tertarik dengan dunia kartun, dunia komik, dan suka bercerita, Itu! Jadi gua nggak ngedidik mereka gambar bagus, nggak! Pada akhirnya, nanti gua pengin mereka bisa bercerita lewat gambar," tutur Mice.

Sebagai kartunis senior, Mice mengharapkan agar gaya kartun yang kritis tak berhenti di dirinya dan kartunis-kartunis lain di eranya. Melalui Mice Cartoon Class, Mice mengaku, ia juga sedang mendidik penerus-penerus lain di masa kini.

"Gua pingin, yuk, komikus bikin cerita tentang Indonesia aja, begitu lho. Keseharian banyak banget cerita yang bisa diangkat. Apalagi tinggal di negeri yang sangat dinamis ini. Sayang kalau nggak ada yang gambarin. Tapi ya, dengan membuka ini, mudah-mudahan ya, kelas ini, akan tumbuh lagi kartunis-kartunis, atau komikus lain. Yang bisa bercerita, real apa adanya Indonesia," jelas Mice.

(nel/ppy)

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Sentimen: negatif (99.6%)