Sentimen
Positif (100%)
16 Feb 2025 : 09.28
Informasi Tambahan

BUMN: BRI

Kab/Kota: Yogyakarta

Partai Terkait

Jadi UMKM Binaan BRI, Ethnic Gendhis Hadirkan Inovasi Batik Modern yang Digemari Generasi Muda - Page 3

16 Feb 2025 : 09.28 Views 10

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Jadi UMKM Binaan BRI, Ethnic Gendhis Hadirkan Inovasi Batik Modern yang Digemari Generasi Muda - Page 3

Liputan6.com, Jakarta Berawal dari kecintaan terhadap seni batik, Erna Suseno memiliki keinginan untuk membuat batik bisa digemari generasi milenial dan Gen Z. Perempuan paruh baya asal Yogyakarta ini pun kemudian merintis brand Ethnic Gendhis dengan menghadirkan inovasi produk artisan batik tulis sebagai pilihan mode generasi muda.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Erna tak hanya menciptakan produk yang menyasar konsumen milenial dan Gen Z. Ia juga menggandeng anak muda sebagai pengrajin batik agar dapat menciptakan motif dan desain yang sesuai selera generasi muda. Selain itu, ia juga melakukan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga yang ingin tetap berkarya dan menambah pendapatan di tengah tanggung jawab mengurus anak dan keluarga.

Sejak berdiri pada tahun 2018 silam, produk Ethnic Gendhis yang berasal dari Yogyakarta telah dinikmati konsumen dari dalam hingga luar negeri seperti Malaysia, Australia, Kanada hingga Belgia.

“Saya merintis usaha Ethnic Gendhis ini sejak tahun 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai seorang pegawai. Namun, karena saya tidak bisa meninggalkan keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dan mulai menekuni batik," kata Erna Suseno.

Motivasi awal Erna membangun bisnis batik, tidak hanya didasari oleh kesukaannya pada seni batik, tetapi juga rasa keprihatinannya terhadap generasi muda terutama Gen Z yang kurang tertarik dengan batik. Dari situlah, ia ingin berbuat sesuatu supaya anak-anak muda Gen Z bisa lebih menghargai batik dan menggunakan batik.

“Saya akhirnya menciptakan batik dengan motif-motif yang menarik bagi mereka, dengan desain yang eye-catching. Warna-warna yang digunakan menyisipkan motif tradisional, kemudian dipadukan dengan pola-pola kontemporer. Tujuannya agar anak-anak muda tertarik dan mau mengenakan batik," jelasnya.

Dari awalnya berfokus pada produksi kain batik, Erna kemudian memperluas usahanya ke bidang dekorasi rumah, menciptakan berbagai produk seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah dengan motif batik.

"Untuk sarung bantal ini kita jual dengan Harga Rp180 ribu. Kalau kain wall decoration ini Rp250 ribu. Kain katun ukuran 2 meter diameter 115 cm mulai dari Rp425 ribu. Bahannya beda-beda jadi harganya juga beda," ujarnya.

Situasi pandemi memberikan pelajaran berharga bagi Erna. Ia tersadarkan bahwa pemasaran online sangat penting untuk perkembangan bisnis. Untuk mengembangkan produknya, Erna sering mencari inspirasi melalui internet dan memantau tren mode, sambil tetap mempertahankan penggunaan warna-warna yang menarik perhatian.

Dari bisnis kain batik dan produk turunannya, Erna mengungkapkan bahwa ia mampu meraih omzet yang cukup signifikan, dengan pendapatan bulanan yang bisa mencapai puluhan juta.

Selama membangun usaha, Erna juga menjalin kerja sama dengan UMKM lain, seperti dalam pembuatan box dan tas untuk kemasan kain batik, serta berkolaborasi dengan pembuat aksesoris, seperti kalung, yang memanfaatkan sisa-sisa kain.

"Saya juga mengikuti konsep zero waste, meskipun belum sampai zero banget, tapi minimal sudah berusaha mengarah ke sana. Sisa-sisa kain dibuat jadi aksesoris yang lucu, kolaborasi dengan UMKM lain.

Sentimen: positif (100%)