Israel Tunda Pembebasan 110 Tahanan Palestina, Bus Kembali ke Penjara Ofer - Halaman all
Tribunnews.com Jenis Media: Internasional
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel telah memerintahkan penundaan pembebasan 110 tahanan Palestina yang sebelumnya dijadwalkan untuk dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan hari ini.
Menurut laporan lembaga penyiaran Israel, Kann, otoritas penjara Israel telah menerima instruksi untuk menangguhkan pembebasan ini hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Bus yang membawa tahanan Palestina dikabarkan kembali ke Penjara Ofer di Israel setelah keputusan ini diumumkan, dikutip dari The New Arab.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim tahanan tidak akan dibebaskan hingga ada jaminan keamanan terkait pertukaran tawanan berikutnya.
Menurut laporan, kesepakatan awal mencakup pembebasan 110 tahanan Palestina, termasuk 30 anak-anak, sebagai imbalan atas tiga tawanan Israel dan lima warga Thailand.
Namun, Israel menunda keputusan ini setelah melihat sambutan meriah terhadap tawanan Israel dan Thailand yang dibebaskan di Gaza.
Juru bicara Perdana Menteri, Omer Dostri, meminta bahwa Israel menuntut jaminan dari mediator gencatan senjata sebelum melanjutkan pembebasan.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bersama Menteri Pertahanan Yisrael Katz, telah memerintahkan penundaan pembebasan para tahanan yang dijadwalkan hari ini, hingga pembebasan sandera kami yang aman terjamin dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara perdana menteri, Omer Dostri, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN.
Ini tentunya tidak sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.
Di mana Israel seharusnya membebaskan 110 tahanan Palestina sebagai imbalan dari Hamas yang telah membebaskan 8 tahanan Israel, 5 di antaranya adalah warga Thailand.
Adapun 110 tahanan Palestina ini di antaranya yang 32 orang yang telah menjalani hukuman seumur hidup, 48 orang menerima hukuman penjara yang bervariasi, dan 30 orang adalah anak di bawah umur.
Hamas telah membebaskan 8 sandera Israel hari ini (30/1/2025) sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.
Tahanan yang pertama dibebaskan adalah Agam Berger yang merupakan tentara wanita Israel.
Dalam pemebebasan pertama ini, Berger dibebaskan di sebuah panggung di Khan Younis.
Kemudian Berger diserahkan ke Palang Merah dan dipindahkan ke militer Israel.
Berger merupakan pemuda berusia 20 tahun.
Selama upacara serah terima Berger, perwakilan Palang Merah naik ke panggung untuk menandatangani protokol pembebasan prajurit tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Kemudian 7 lainnya dibebaskan dalam beberapa waktu kemudian.
Adapun 2 di antaranya adalah Arbel Yehud dan Gad Moshe Mozes.
Kemudian 5 warga Thailand yaitu Watchara Sriuan, Bannawat Seatho, Sathian Suwannakham, Pongsak Tanna dan Surasak Lamnau.
Sebagai informasi, perjanjian gencatan senjata pada tahap 1 ini telah mulai berlaku sejak 19 Januari 2025.
Sejak saat itu, Hamas telah membebaskan 10 tawanan Israel dan Israel telah membebaskan 290 tawanan.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Sentimen: positif (97%)