Sentimen
Positif (80%)
22 Jan 2025 : 09.22
Tokoh Terkait

2 Kandidat Pengganti Herzi Halevi, Eyal Zamir si Favorit Netanyahu dan Wakil Kepala IDF Amir Baram - Halaman all

22 Jan 2025 : 09.22 Views 12

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

2 Kandidat Pengganti Herzi Halevi, Eyal Zamir si Favorit Netanyahu dan Wakil Kepala IDF Amir Baram - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Posisi Kepala Staf IDF (Angkatan Pertahanan Israel) yang bakal segera kosong setelah pengunduran diri Letnan Jenderal Herzi Halevi, kini menjadi sorotan.

Ada dua kandidat utama yang diperkirakan akan menggantikannya.

Kedua kandidat tersebut adalah Eyal Zamir, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan.

Kandidat kuat kedua yaitu Mayor Jenderal Amir Baram, Wakil Kepala Staf IDF.

Dikutip dari Jerusalem Post, berikut ini profil mereka.

Eyal Zamir: Favorit Netanyahu

Eyal Zamir merupakan mantan Wakil Kepala Staf IDF.

Eyal Zamir dianggap sebagai kandidat utama yang paling disukai oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Meskipun saat pemilihan terakhir, Yair Lapid menjabat sebagai Perdana Menteri dan Benny Gantz sebagai Menteri Pertahanan, Zamir saat itu adalah kandidat favorit Netanyahu untuk posisi Kepala Staf IDF.

Dalam pemilihan terakhir, ia menduduki posisi kedua, menjadikannya salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan Halevi.

Zamir dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam dunia militer dan memiliki hubungan baik dengan Netanyahu.

Keterlibatannya dalam berbagai operasi militer serta pengalamannya di Kementerian Pertahanan memperkuat posisinya sebagai calon yang layak untuk mengisi posisi tersebut.

Eyal Zamir, mantan Wakil Kepala Staf IDF, dianggap sebagai kandidat utama yang paling disukai oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Mayor Jenderal Amir Baram: Kandidat Kedua yang Kuat

Selain Zamir, Mayor Jenderal Amir Baram, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf IDF, juga diperkirakan sebagai salah satu kandidat pengganti Halevi.

Berbeda dengan Zamir, Baram memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Halevi dan lebih dekat dengan pendahulu Halevi, Aviv Kohavi.

Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang lebih berbeda, namun tetap kuat, di kalangan beberapa anggota IDF.

Baram dikenal karena pendekatannya yang tegas dan berani dalam menghadapi tantangan militer, serta pengalamannya yang panjang di IDF.

Meskipun ia tidak memiliki kedekatan langsung dengan Netanyahu, Baram tetap dianggap sebagai kandidat yang layak dan kompeten.

Proses Seleksi Cepat

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, telah menyampaikan bahwa proses seleksi untuk posisi Kepala Staf IDF akan segera dimulai.

Biasanya, pemilihan Kepala Staf membutuhkan waktu yang cukup lama.

Katz diperkirakan akan memilih pengganti Halevi lebih cepat, dengan kemungkinan keputusan dibuat dalam waktu beberapa hari ke depan.

Katz berkomitmen untuk memulai proses wawancara dan seleksi kandidat segera.

Ada kemungkinan besar dia memilih Eyal Zamir sebagai Kepala Staf IDF yang baru.

Pemilihan yang cepat ini mencerminkan urgensi situasi keamanan Israel pasca pengunduran diri Halevi.

Komandan Kepala Staf Angkatan Darat Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (21/1/2025), Al Monitor melaporkan.

Alasan pengunduran dirinya adalah kegagalan militer dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Halevi mengungkapkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada 6 Maret 2025.

Itu artinya sekitar 10 bulan lebih cepat dari masa jabatan standar yang biasanya dijalani oleh Kepala Staf IDF, yaitu tiga tahun, Anadolu Ajansi melaporkan.

Halevi mengatakan bahwa ia merasa bertanggung jawab atas kegagalan militer tersebut.

Dia pun sudah memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz mengenai niatnya tersebut.

"Saya akan mengundurkan diri sesuai dengan janji saya pada Oktober 2023 untuk bertanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober," ungkap Halevi dalam pidatonya.

Dikutip dari Jerusalem Post, Halevi menambahkan walaupun kegagalan 7 Oktober menjadi momen penting, IDF telah berhasil menekan situasi di Tepi Barat, yang memungkinkan militer untuk memfokuskan sebagian besar upayanya pada dua front utama: Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Halevi menegaskan bahwa tujuan perang Israel masih terbuka.

Tujuan tersebut meliputi mengakhiri kendali politik Hamas atas Gaza dan memulangkan 94 sandera yang masih tertahan.

Keputusan Halevi untuk mengundurkan diri juga memunculkan spekulasi tentang masa depan sejumlah pejabat tinggi IDF lainnya.

Salah satunya adalah Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, yang memiliki hubungan dekat dengan Halevi.

Hagari telah mengindikasikan bahwa ia siap untuk tetap menjabat jika diminta oleh Kepala Staf IDF yang baru.

Sementara itu, sejumlah pejabat intelijen senior, termasuk Direktur Shin Bet, Ronen Bar, serta Kepala Angkatan Udara Tomer Bar dan Kepala Angkatan Laut David Saar Salama, diperkirakan akan menghadapi perubahan posisi setelah pengunduran diri Halevi.

Meskipun demikian, David Barnea, Direktur Mossad, diperkirakan tidak akan mengundurkan diri dalam waktu dekat karena hubungan baiknya dengan Netanyahu dan peran Mossad yang tidak terkait langsung dengan kejadian 7 Oktober.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sentimen: positif (80%)