Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo
Curhat Pengelola Kantin Sekolah di Jebres Solo, Penjualan Turun sejak Ada MBG
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SOLO -- Program makan bergizi gratis atau MBG yang sudah dimulai di wilayah Kecamatan Jebres, Solo, sejak Senin (13/1/2024), berdampak pada penurunan penjualan makanan di sejumlah kantin sekolah. Para pemilik dan penjaga kantin sekolah memilih mengurangi stok dagangan mereka.
Penjaga kantin Gumregah SMKN 8 Solo, Satryo Radityanto, mengatakan selama empat hari program MBG berlangsung, penjualan di kantinnya menurun signifikan. Jumlah siswa yang jajan atau membeli makanan di kantinnya berkurang.
“Pengaruh [program MBG] pasti ada, terutama dari segi penjualan karena jumlah siswa yang membeli juga menurun signifikan. Nasi pun sekarang saya tidak menyetok banyak sebagai langkah antisipasi. Tapi untuk penjualan minuman es masih masih bisa [diandalkan],” kata dia saat ditemui Espos, Kamis (16/1/2024).
“Snack-snack juga mengalami penurunan [penjualan]. Persentasenya kalau dilihat dari es batu saja sudah turun 25 persen,” imbuh dia.
Satryo menjelaskan sebelum ada program MBG di sekolah wilayah Jebres, Solo, kantinnya menyediakan 40-50 bungkus nasi namun sekarang hanya 30 bungkus. Menurut dia, biasanya siswa jajan di kantin untuk sarapan atau istirahat pertama, tapi sekarang siswa lebih memilih menunggu makanan program MBG.
Untuk meminimalkan makanan yang tidak terjual, dia telah meminta para penyuplai di kantinnya agar mengurangi jumlah pengiriman makanan.
Kondisi serupa dialami kantin SMPN 14 Solo. Salah satu penjaga kantin, Masroni, mengatakan empat hari program makan bergizi gratis berjalan di sekolahnya membuat omzet penjualan kantinnya turun.
Dia memperkirakan penurunan penjualannya sebesar 30 persen. Masroni menjelaskan sebelum program MBG berjalan, kantinnya menyediakan 100 bungkus nasi. Namun saat ini dia mengurangi stok nasinya hampir 50 persen atau separuhnya.
“Kemarin sebelum MBG habisnya [terjual] banyak, saya menyediakan paling tidak 100 bungkus nasi. Sekarang paling 40-50 bungkus, artinya turunnya hampir separuh,” kata dia.
Meski kantinnya mengalami penurunan penjualan sejak ada program BMG di sekolah wilayah Jebres, Solo, dia mengaku tidak akan banyak melakukan penyesuaian jenis dagangannya. Dia meyakini dengan makanan bervariasi yang dijualnya tetap dibutuhkan anak-anak.
“Tidak [ada penyesuaian] ya tetap menunya seperti sekarang. Kalau menunya disamakan dengan menu MBG justru tidak laku. Soalnya anak-anak kan penginnya makanan yang variasi,” jelas dia.
Masroni berharap ke depan kantin sekolah bisa dilibatkan dan turut berkontribusi dalam program makan bergizi gratis di sekolahnya.
Pemilik kantin lainnya di SMPN 14 Solo, Sugiyatno, mengaku penjualan makanan di kantinnya juga turun tapi tidak terlalu signifikan. Sebab, di kantinnya memang tidak fokus menjual nasi melainkan makanan ringan dan minuman sehingga banyak dicari siswa.
Sebagai informasi, SMKN 8 dan SMPN 14 Solo merupakan dua dari tujuh sekolah sasaran program makan bergizi gratis dari satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dapur Jebres. Di SMKN 8 Solo jumlah siswa yang memperoleh menu MBG sebanyak 1.387 anak sedangkan SMPN 14 Solo sebanyak 630 anak.
Sentimen: neutral (0%)