Esposin, SEMARANG -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, angkat bicara soal wacana libur sekolah selama Ramadan dan rencana kembalinya Ujian Nasional (UN). Meski menjadi perbincangan hangat, kedua isu ini masih menunggu keputusan bersama berbagai pihak terkait.

Saat meninjau program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 12 Semarang, Senin (6/1/2025), Abdul Mu’ti meminta masyarakat bersabar. Ia menyebutkan bahwa keputusan terkait libur Ramadan dan UN akan diumumkan setelah melalui pembahasan lintas kementerian.

“Nanti tunggu saja. Wacana libur sekolah selama Ramadan ini harus diputuskan bersama lintas kementerian. Untuk Ujian Nasional, kita tunggu sampai ada pengumuman resmi,” ujar Abdul Mu’ti kepada media.

Abdul Mu’ti, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Muhammadiyah, menegaskan bahwa keputusan final tidak bisa diambil secara sepihak. Ia menyarankan agar masyarakat menunggu hasil sidang kabinet.

“Tunggu sidang kabinet. Yang jelas, libur Idulfitri itu tetap pada 1 Syawal,” tambahnya.

Disdik Semarang Dukung Kembalinya Ujian Nasional

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyatakan dukungannya terhadap rencana kembalinya UN sebagai salah satu syarat kelulusan siswa. Menurutnya, nilai UN dapat menjadi komponen penting dalam sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

“Kami setuju saja dengan diadakannya UN. Nilai UN bisa jadi acuan objektif untuk menentukan skoring siswa, terutama dalam PPDB berbasis zonasi,” ungkap Bambang, Jumat (3/1/2024).

Bambang juga mengkritik mekanisme penentuan rangking berbasis usia yang diterapkan dalam sistem PPDB saat ini. Ia menilai pendekatan tersebut kurang adil bagi siswa.

“Penentuan rangking berdasarkan usia terasa kurang sempurna. Kalau ada tes kompetensi seperti UN, hasilnya pasti lebih objektif,” jelasnya.

Relevansi Wacana Libur Ramadan dan Ujian Nasional

Wacana libur sekolah selama Ramadan dianggap dapat memberikan waktu lebih bagi siswa untuk mendalami ibadah. Namun, pemerintah masih mempertimbangkan dampaknya terhadap efektivitas pembelajaran. Sementara itu, kembalinya UN dinilai dapat memacu motivasi siswa dan menghadirkan keadilan dalam sistem seleksi pendidikan.